Abstrak : Penggunaan bahan bakar alternatif sebagai aplikasi co-processing di Indonesia telah banyak dilakukan oleh beberapa industri semen di Indonesia. Bahan bakar alternatif yang digunakan antara lain biomassa yang berupa sekam padi, ban bekas, waste oil, limbah padat, dan kemasan bekas, dengan presentase hingga 33%. Dengan substitusi bahan bakar ini akan berpengaruh pada emisi debu dan partikulat yang dikeluarkan melalui cerobong kiln. Sehingga analisis konsentrasi partikulat yang dihasilkan setelah bahan bakar alternatif digunakan pada kiln serta dibandingkan dengan bahan bakar batu bara. Data yang dianalisis berasal dari plant pada industri semen dari tahun 2011 hingga 2013. Dari analisis statistika deskriptif didapat konsentrasi rata ? rata partikulat 41,4 mg/m3 dan masih di bawah baku mutu. Sementara energi yang disubstitusi oleh bahan bakar alternatif rata ? rata sebesar 10,17% dan emisi partikulat dengan nilai rata ? rata 6,55245 x104 ton partikulat/ton. Kata kunci : emisi debu dan partikulat, co-processing, bahan bakar alternatif Abstract : The use of alternative fuels as co-processing application in Indonesia have been used by some of the cement industry in Indonesia. Alternative fuels that have been used there are, rice husk biomass, used tires, waste oil, solid waste, and used packaging, with a percentage of up to 33%. With this fuel substitution will affect the emissions released through the kiln stacks. So the analysis of the concentration of ash and particulates generated after alternative fuels used in kilns and fuel compared to coal. The data analyzed comes from the plant in the cement industry from 2011 to 2013. From Statistic descriptive analysis obtained average concentrations - average 41.4 mg/m3 particulate and stilll below the standards. While energy is substituted by alternative fuels average 10.17% and particulate emissions by value average 6.55245x104 tons of particulate / ton. Key words : Ash and particulate emission, co-processing, alternative fuel