Gurning, Santri Devita Sari
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Karaktersitik Lokus Mikrosatelit D8S1100 pada Populasi Monyet Ekor Panjang di Gunung Pengsong Lombok Gurning, Santri Devita Sari; Wandia, I Nengah; Soma, I Gede
Indonesia Medicus Veterinus Vol 7 (5) 2018
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.911 KB) | DOI: 10.19087/imv.2018.7.5.540

Abstract

Polimorfisme suatu lokus pada suatu populasi penting diketahui untuk dapat melihat suatu populasi dalam keadaan aman atau terancam. Penelitian ini ditujukan untuk mengkarakterisasi lokus mikrosatelit D8S1100 pada populasi monyet ekor panjang di Gunung Pengsong dan mendapatkan informasi mengenai status polimorfisme. Sejumlah 15 sampel darah dikoleksi dari populasi monyet ekor panjang di Gunung Pengsong sebagai sumber DNA. Lokus mikrosatelit D8S1100 diamplifikasi dengan teknik PCR (Polymerase Chain Reaction) dengan suhu annealing 54ºC sebanyak 30 siklus. Selanjutnya alel dipisahkan dengan elektroforesis pada gel poliakrilamid 8% selama 90 menit dan dimunculkan dengan pewarnaan perak. Penelitian menemukan tiga jenis alel pada lokus mikrosatelit D8S1100 pada populasi monyet ekor panjang di Gunung Pengsong. Masing-masing alel 183, 186, dan 189 memiliki frekuensi berurutan sebesar 0,43, 0,47, dan 0,10. Heterozigositas lokus mikrosatelit D8S1100 pada populasi monyet ekor panjang di Gunung Pengsong sebesar 0,60. Nilai X² yang didapat adalah 5,62 nilai ini lebih kecil dari X² tabel pada ? = 0,05 untuk dF = 3 sebesar 7,82 yang artinya populasi monyet di Gunung Pengsong masih melakukan perkawinan acak. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa lokus mikrosatelit D8S1100 bersifat polimorfik pada populasi monyet ekor panjang di Gunung pengsong dan populasi tersebut masih melakukan perkawinan acak (berada dalam Kesetimbangan Hardy-Weinberg).
Studi Kasus: Paralisis pada Anjing Shih-tzu yang Diduga Terinfeksi Virus Distemper Anjing Gurning, Santri Devita Sari; Widyastuti, Sri Kayati; Soma, I Gede
Indonesia Medicus Veterinus Vol 8 (1) 2019
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (367.657 KB) | DOI: 10.19087/imv.2019.8.1.34

Abstract

Canine Distemper Virus (CDV) merupakan virus RNA beramplop, genus Morbilivirus dari famili Paramyxoviridae. Anjing Shih-tzu yang dijadikan kasus berumur dua tahun, dilaporkan mengalami kelumpuhan sejak dua bulan yang lalu. Anjing pernah didiagnosis CDV dengan gejala letargi, anoreksia, demam, batuk, keluar eksudat berlebih dari hidung dan mata. Anjing tahan terhadap infeksi awal CDV, dan beberapa minggu setelah infeksi, anjing menunjukkan gejala saraf. Berdasarkan riwayat penyakit, tanda klinis dan pemeriksaan darah anjing kasus terindikasi mengalami leukopenia, limfopenia, dan anemia, hewan kasus didiagnosis mengalami paralisis akibat ikutan penyakit distemper anjing. Terapi yang diberikan berupa terapi simptomatis dan supportif dengan pemberian infus NaCl fisiologis sebanyak 870 ml/hari selama 3 hari, injeksi Neurotropic® dengan dosis 0,5 ml sekali pemberian, injeksi Amoxycillin 10% dosis 0,5 ml sekali pemberian, serta antibiotik tabur (Enbatic®) yang ditaburkan pada kulit yang mengalami ulserasi sekali sehari sampai sembuh. Anjing dievaluasi tujuh hari kemudian dan tidak ditemukan tanda-tanda pemulihan dari gejala saraf namun kulit yang mengalami ulserasi terlihat membaik. Evaluasi dihari ke-14 juga tidak banyak perubahan, bekas ulserasi kulit yang tampak memudar. Pada hari ke-28 hewan beberapa kali mengalami epistaksis kemudian mati di hari berikutnya.