Kairupan, Bernabas H. R.
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : e-CliniC

Analisis Faktor- Faktor yang Memengaruhi Depresi pada Ibu Kandung yang Memiliki Anak dengan Retardasi Mental di Sekolah Luar Biasa Yayasan Pembinaan Anak Cacat Manado Pratiwi, Dewi S.; Dundu, Anita E.; Kairupan, Bernabas H. R.
e-CliniC Vol 6, No 1 (2018): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.6.1.2018.18634

Abstract

Abstract: The first common reaction in parents who have a retarded child is shock, fear, sadness, disappointment, guilt, rejection or anger. These conditions could potentially lead to psychological problems that can cause depression. There are many factors that can influence depression in biological mothers who have children with mental retardation. This study was aimed to analyze the factors that could influence depression in biological mothers who had children with mental retardation at the Special School of Coaching Disabled Children Foundation Manado. This was a descriptive-analytical study with a cross-sectional design. Data were obtained by using Hamilton Depression Rate Scale (HDRS) questionnaire and socio-demographic questionnaire. There were 17 biological mothers as respondents. The results showed that 11 respondents suffered form depression; 6 respondents (35.3%) with mild depression and 5 respondents (29.4%) with moderate depression. Meanwhile, six respondents (35.3%) had no depression. The factors that could influence depression were as follows: age (P = 0.332), education (P = 0.335), occupation (P = 0.586), marital status, number of children (P = 0.905), gender of children (P = 0.966), and level of mental retardation of the children (P = 0.774). Conclusion: There was no relationship between depression and factors that could influence depression in biological mothers who had children with mental retardation.Keywords: depression, mother, child, mental retardation, HDRSAbstrak: Reaksi umum yang pertama kali terjadi pada orangtua yang memiliki anak dengan retardasi ialah rasa kaget, takut, sedih, kecewa, merasa bersalah, menolak atau marah-marah. Kondisi seperti ini berpotensi memunculkan masalah psikologis yang bisa menyebabkan depresi. Terdapat banyak faktor yang memengaruhi depresi pada ibu yang memiliki anak retardasi mental. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor -faktor yang dapat memengaruhi depresi pada ibu kandung yang memiliki anak retardasi mental di Sekolah Luar Biasa Yayasan Pembinaan Anak Cacat Manado. Jenis penelitian ialah deskriptif-analitik dengan desain potong lintang. Data diperoleh melalui kuisioner Hamilton Depression Rate Scale (HDRS) dan kuisioner sosio-demografi. Responden penelitian berjumlah 17 orang ibu. Hasil penelitian menunjukkan ibu yang mempunyai anak retardasi mental mengalami depresi sebanyak 11 responden dengan 6 responden (35,3%) depresi ringan dan 5 responden (29,4%) depresi sedangkan yang tidak mengalami depresi sebanyak 6 orang (35,3%). Faktor-faktor yang dapat memengaruhi depresi pada ibu yaitu usia (P= 0,332), pendidikan terakhir (P=0,335), pekerjaan (P=0,586), status pernikahan, jumlah anak (P=0,905), jenis kelamin anak (P=0,966), dan tingkat retardasi mental anak (P=0,774). Simpulan: Tidak terdapat hubungan antara faktor-faktor yang memengaruhi depresi dengan depresi pada ibu.Kata kunci: depresi, ibu, anak, retardasi mental, HDR
Analisis Perilaku Aktivitas Fisik selama Pembatasan Sosial pada Dewasa Muda Rau, Elim P. E.; Kaseke, Martha M.; Kairupan, Bernabas H. R.
e-CliniC Vol 9, No 2 (2021): e-CliniC
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v9i2.34434

Abstract

Abstract: Social distancing due to the covid-19 outbreak requires everyone to stay at home to reduce the transmission of covid-19. However, staying at home tends to reduce physical activity which is important to improve our health. This study was aimed to analyze the behavior of physical activity during social distancing among young adults based on predisposing factor, enabling factor, and reinforcing factor. This was a qualitative study with a case study using the depth-interview method. There were six informants of youth members of GMIM Elim Kolongan, Tomohon Satu obtained by using a purposive sampling technique based on the principles of suitability and adequacy. The instrument was the researcher himself using interview guides, notebooks, voice recorders, and cameras. Data were obtained from in-depth interview and direct observation and were analysed by using content analysis. The results showed that based on predisposing factor, physical activities were well implemented in terms of knowledge, attitudes, beliefs, values, and perceptions to increase immunity. Based on enabling factors, physical activities were well implemented since the informants had facilities for physical activities. Moreover, based on reinforcing factors, physical activites were well implemented due to supporting people about the importance of physical activity. In conclusion, during social distancing the behavior of physical activity of young adults has been well implemented.Keywords: physical activity; social distancing Abstrak: Pembatasan sosial akibat adanya wabah covid-19 mewajibkan semua orang untuk tinggal di rumah untuk mengurangi penularan covid-19. Tinggal di rumah berpeluang untuk tidak melakukan aktivitas fisik yang dibutuhkan untuk meningkatkan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perilaku aktivitas fisik selama pembatasan sosial pada dewasa muda berdasarkan peranan faktor predisposisi, faktor pendukung, dan faktor pendorong. Jenis penelitian ialah kualitatif dengan studi kasus menggunakan metode depth-interview. Informan berjumlah enam orang anggota pemuda GMIM Elim Kolongan Wilayah Tomohon Satu. diambil menggunakan teknik purposive sampling yang didasarkan pada prinsip kesesuaian (approppiateness) dan kecukupan (adequacy). Instrumen penelitian ialah peneliti itu sendiri dengan menggunakan pedoman wawancara, buku catatan, perekam suara, dan kamera. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan observasi langsung. Analisis data menggunakan content analysis. Hasil wawancara mendalam dan observasi dokumen menun-jukkan bahwa aktivitas fisik berdasarkan faktor predisposisi berjalan baik dilihat dari penge-tahuan, sikap, kepercayaan, serta nilai dan persepsi yang direspon untuk meningkatkan imunitas tubuh. Aktivitas fisik berdasarkan faktor pemungkin berjalan dengan baik, dilihat dari informan yang memiliki fasilitas untuk melakukan aktivitas fisik. Aktivitas fisik berdasarkan faktor pendorong berjalan baik karena terdapat dukungan dari orang sekitar tentang pentingnya aktivitas fisik. Simpulan penelitian ini ialah perilaku aktivitas fisik selama pembatasan sosial pada dewasa muda telah dilaksanakan dengan baik.Kata kunci: aktivitas fisik; pembatasan sosial
Behavioral and Emotional Changes in Early Childhood during the COVID-19 Pandemic Kairupan, Tiffani S.; Rokot, Natasya T.; Lestari, Hesti; Rampengan, Novie H.; Kairupan, Bernabas H. R.
e-CliniC Vol 9, No 2 (2021): e-CliniC
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v9i2.34014

Abstract

Abstrak: Pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) mengakibatkan perubahan yang besar terhadap gaya hidup sehari-hari, termasuk pada anak usia dini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak lockdown (karantina wilayah) akibat pandemi Covid-19 pada perilaku dan emosi anak usia dini (usia 0-8 tahun), serta kegiatan rutin sehari-hari seperti aktivitas fisik, screen time, dan pola tidur. Penelitian ini merupakan suatu literature review dengan menggunakan database Google Scholar, ScienceDirect, dan PubMed. Terdapat 15 literatur yang dipublikasi dalam bahasa Ingggris atau Indonesiaselang April 2020 dan Maret 2021. Literatur dalam penelitian ini melaporkan tentang perubahan perilaku dan emosi pada anak usia dini. Peningkatan perilaku eksternalisasi dan internalisasi serta perubahan waktu aktivitas fisik dan pola tidur juga dilaporkan pada banyak studi tersebut. Selain itu, terdapat peningkatan screen time selama lockdown. Simpulan penelitian ini ialah lockdown dapat memengaruhi baik pola tidur dan aktivitas fisik maupun kemampuan mengontrol emosi pada anak usia dini.Kata kunci: COVID-19, lockdown, keterbatasan, anak usia dini, perubahan perilaku  Abstract: The coronavirus disease 2019 (COVID-19) pandemic demanded great changes in the everyday lifestyle of people, including children in their early years.This study was aimed toobtain the impact of COVID-19 confinement in young children’s (age 0-8 years) behavior and emotion, along with their daily routines such as physical activity, screen time, and sleep pattern. This was a literature review study using databases of Google Scholar, ScienceDirect, and PubMed. The results showed that there were 15 studies published in English or Indonesian between April 2020 and March 2021 included in this review. The studies reported behavioral and emotional changes in the early life of children. An increase in externalizing and internalizing behavior along with a shift in physical activity and sleep behavior was reported in many of the studies. There was an increase in screen time during lockdown. In conclusion, lockdown can affect not only children’s normal behavior in their sleep and physical activity but also their capability of controlling their emotion.Keywords: COVID-19, lockdown, confinement, early childhood, behavioral changesÂ