p-Index From 2019 - 2024
0.444
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal e-Biomedik
Porotu'o, John
Unknown Affiliation

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Identifikasi Bakteri dengan Menggunakan Metode Pewarnaan Gram pada Sputum Pasien Batuk Berdahak di Puskesmas Bahu Manado Periode Agustus-Desember 2018 Koleangan, Peter J. A.; Porotu'o, John; Tompodung, Linda
e-Biomedik Vol 6, No 2 (2018): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v6i2.22111

Abstract

Abstract: Disease with productive cough symptomp is contagious, therefore, it is commonly found in the society, varies from mild to severe stages. Cases of productive cough, that is a respiratory tract infection, is one of the 10 most common diseases at Bahu Health Center. Identification of bacteria can be performed with Gram staining, so it will lead to make better and more precise treatment. This study was aimed to identify the bacteria in the sputum of productive cough patients at Bahu Health Center by using Gram staining method. This was a descriptive study with a cross sectional design. The results showed that Streptococcus bacteria were the most common (50%) compared to Diplococcus bacteria (15%). Conclusion: In the sputum of patients with productive cough, the most common type of bacteria was Streptococcus.Keywords: bacteria, productive cough, respiratory tract infection Abstrak: Penyakit dengan gejala batuk berdahak bersifat menular sehingga sering dijumpai di masyarakat dari manifestasi ringan sampai berat. Kasus yang berhubungan dengan batuk berdahak seperti infeksi saluran pernapasan merupakan salah satu dari 10 penyakit utama di Puskesmas Bahu. Dengan metode pewarnaan Gram, hasil identifikasi dapat membuat penatalaksanaan menjadi lebih cepat dan tepat. Penelitian ini bertujuan ntuk mengidentifikasi bakteri dengan menggunakan metode pewarnaan Gram pada sputum pasien yang memiliki keluhan batuk di Puskesmas Bahu Manado. Jenis penelitian ialah deskriptif dengan desain potong lintang. Hasil penelitian mendapatkan bakteri dengan morfologi Streptococcus yang terbanyak (50%) dibandingkan bakteri dengan morfologi Diplococcus (15%). Simpulan: Pada sputum pasien batuk berdahak yang terbanyak ditemukan ialah bakteri Streptcoccous.Kata kunci: bakteri, batuk berdahak, infeksi saluran napas
Hasil diagnostik Mycobacterium tuberculosis pada penderita batuk ≥2 minggu dengan pewarnaan Ziehl-Neelsen di Puskesmas Tuminting dan Puskesmas Tongkaina Manado Domu, Rizca J.; Porotu'o, John; Waworuntu, Olivia A.
e-Biomedik Vol 4, No 2 (2016): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v4i2.14711

Abstract

Abstract: Tuberculosis is an infectious disease caused by Mycobacterium tuberculosis (M. tuberculosis). In Indonesia tuberculosis cases has been increasing from year to year. The examination of sputum by using Ziehl-Neelsen staining must be more improved for public health service. This study aimed to determine the profile of Mycobacterium tuberculosis (acid-fast bacteria) among patients with coughing ≥2 weeks at Tuminting and Tongkaina Primary Health Cares (PHCs) by using Ziehl-Neelsen staining. This was a descriptive study with a cross sectional design. Subjects were patients with complaints of cough ≥2 weeks Tuminting and Tongkaina PHC. The results showed that there were 30 cases of coughing ≥2 weeks as follows: 28 cases at Tuminting PHC and 2 cases at Tongkaina PHC. The examination of acid-fast bacteria from the 30 cases of three PHCs showed that 2 case (7.1%) had acid-fast bacteria (++) and (+++) in Tuminting PHC and in Tongkaina PHC not found smear-positive . Conclusion: In this study, there was two case (7,1%) with positive Mycobacterium tuberculosis. Keywords: tuberculosis, cough more than two weeks, BTA examination Abstrak: Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis (M. tuberculosis). Di Indonesia kasus tuberculosis menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Pemeriksaan sputum dengan pewarnaan Ziehl-Neelsen harus lebih ditingkatkan pada pelayanan kesehatan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran Mycobacterium tuberculosis (basil tahan asam) dengan pewarnaan Ziehl-Neelsen pada pasien batuk ≥2 minggu di Puskesmas Tuminting dan Tongkaina Manado. Jenis penelitian ini deskriptif dengan desain potong lintang. Subjek penelitian adalah pasien dengan keluhan batuk ≥2 minggu di Puskesmas Tuminting dan Tongkaina. Jumlah penderita batuk ≥2 minggu yang datang berobat di Puskesmas Tuminting dan Tongkaina sebanyak 30 pasien, yang terdiri dari 28 pasien dari Puskesmas Tuminting dan 2 pasien dari Puskesmas Tongkaina. Pada pemeriksaan (BTA) di didapatkan BTA (++) dan (+++) 7.1% sedangkan BTA (-) 92,9% di Puskesmas Tuminting. Puskesmas Tongkaina tidak ditemukan BTA positif. Simpulan: Pada penelitian ini didapatkan 2 kasus (7.1%) Mycobacterium tuberculosis positif.Kata kunci: tuberkulosis, batuk lebih dari dua minggu, pemeriksaan BTA.
Hasil diagnostik Mycobacterium tuberculosis pada penderita batuk ≥2 minggu dengan pewarnaan Ziehl-Neelsen di Puskesmas Bailang dan Puskesmas Bengkol Manado Wilar, Stephanie O.; Porotu'o, John; Waworuntu, Olivia
e-Biomedik Vol 4, No 2 (2016): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v4i2.14263

Abstract

Abstract: Tuberculosis (TB) is an infectious disease caused by Mycobacterium tuberculosis. Transmission occurs by air droplet infection. Source of infection is sputum of pulmonary tuberculosis patients. To date, tuberculosis is still a global health problem. In Indonesia the number of tuberculosis cases increases annualy. Most tuberculosis patients complain of cough ≥2 weeks. This study was aimed to determine the diagnostic results of M. tuberculosis in the sputum of patients cough ≥2 weeks with Ziehl-Neelsen staining at Puskesmas Bailang and Bengkol. This was a descriptive study. Subjects were patients with complaints of cough ≥2 weeks at Puskesmas Bailang and Bengkol. The results showed that there were 25 patients with cough ≥2 weeks that came for treatment consisted of 12 patients at Puskesmas Bailang and 13 patients at Puskesmas Bengkol. Most of them were males and aged 36-55 years. There was 1 patient (8.33%) that had positive result of acid-fast bacillus at Puskesmas Bailang however, at Puskesmas Bengkol none had positive result. Keywords: tuberculosis, cough more than two weeks, BTA examination. Abstrak: Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Penularan terjadi melalui udara dari droplet infeksi. Sumber infeksi ialah penderita tuberkulosis paru yang membatukkan dahaknya. Hingga saat ini tuberkulosis masih merupakan masalah kesehatan dunia. Di Indonesia kasus tuberkulosis menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Diantara sekian banyak kasus tuberkulosis, pasien datang berobat dengan keluhan batuk ≥2 minggu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil diagnostik M. tuberculosis dari sputum penderita batuk ≥2 minggu dengan pewarnaan Ziehl- Neelsen di Puskesmas Bailang dan Bengkol. Jenis penelitian ialah deskriptif. Subjek penelitian ialah pasien dengan keluhan batuk ≥2 minggu di Puskesmas Bailang dan Bengkol. Hasil penelitian mendapatkan sebanyak 25 pasien dengan batuk ≥2 minggu yang datang berobat di Puskesmas Bailang dan Bengkol, terdiri dari 12 pasien dari Bailang dan 13 pasien dari Bengkol. Keluhan batuk ≥2 minggu lebih banyak ditemukan pada laki-laki, dan usia 36-55 tahun. Hasil pemeriksaan BTA di Puskesmas Bailang ditemukan 1 pasien (8,33%) positif sedangkan di Puskesmas Bengkol tidak ditemukan BTA positif.Kata kunci: tuberkulosis, batuk lebih dari dua minggu, pemeriksaan BTA.
Identifikasi Bakteri dengan Pewarnaan Gram pada Penderita Infeksi Mata Luar di Rumah Sakit Mata Kota Manado Bulele, Trijeri; Rares, Fredine E. S.; Porotu'o, John
eBiomedik Vol 7, No 1 (2019): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.7.1.2019.22820

Abstract

Abstract: Bacteria are the main cause of external ocular infection worldwide. Therefore, it is necessary to improve the treatment according to the cause of the infection in order to prevent the emergence of antibiotic-resistant bacteria. This study was aimed to identify the bacteria by using the Gram staining method in patients with external ocular infections. This was a descriptive study with a cross sectional design using bacterial culture of purulent secretion obtained from conjunctival and palpebral swabs in patients with external ocular infections at Manado Eye Hospital Manado. Based on the types of external ocular infections, conjunctivitis was the leading cause (50%), followed by keratitis (30%), blepharitis (13.3%), and keratoconjunctivitis (6.7%). Females were more frequeny than males (63.3% vs 36.7%). The youngest age in this study was 9 years and the oldest was 81 years, meanwhile, the most common age group was adults >40 years. The most common type of occupation was housewives. The results of bacterial culture were as follows: 19 samples showed no growth; 6 samples (54.5%) of Gram-positive bacteria in the form of staphylococcus, coccus, diplococcus; 3 samples (27.3%) of Gram-negative bacteria in the form of bacillus; and 2 samples (18.2%) of mixed Gram positive and negative bacteria in the form of bacillus and coccus. Conclusion: Gram-positive bacterium in the form of coccus is the most common cause of external ocular infection.Keywords: external ocular infection, bacteria, Gram staining Abstrak: Bakteri ialah penyebab utama infeksi mata luar di seluruh dunia. Pengobatan yang sesuai dengan penyebab infeksi dapat mencegah munculnya bakteri yang resistan terhadap antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bakteri dengan menggunakan metode pewarnaan Gram pada penderita infeksi mata luar. Jenis penelitian ialah deskriptif dengan desain potong lintang menggunakan kultur bakteri hasil swab sekret purulen dari konjungtiva dan palpebra pada penderita infeksi mata luar di Rumah Sakit Mata Kota Manado. Hasil penelitian mendapatkan bahwa jenis infeksi mata luar terbanyak ialah konjungtivitis (50%), diikuti oleh keratitis (30%), blefaritis (13,3%), dan keratokonjungtivitis (6,7%). Perempuan lebih banyak (63,3%) menderita infeksi mata luar dibandingkan laki-laki (36,7%). Usia termuda ialah 9 tahun dan tertua 81 tahun. Kelompok usia terbanyak ialah dewasa >40 tahun. Jenis pekerjaan ibu rumah tangga yang terbanyak dibandingkan dengan pekerjaan lainnya. Hasil proses kultur mendapatkan 19 sampel tidak menunjukan adanya pertumbuhan, 6 sampel (54,5%) bakteri Gram positif dengan bentuk staphylococcus, coccus, diplococcus, 3 sampel (27,3%) bakteri Gram negatif dengan bentuk bacillus, dan 2 sampel (18.2%) campuran bakteri Gram positif dan negatif dengan bentuk bacillus dan coccus. Simpulan: Bakteri Gram positif berbentuk coccus yang paling sering menjadi penyebab infeksi mata luar.Kata kunci: infeksi mata luar, bakteri, pewarnaan Gram
Hasil diagnostik Mycobacterium tuberculosis dari sputum penderita batuk ≥ 2 minggu dengan pewarnaan Ziehl-Neelsen di Puskesmas Minanga Malalayang Dua, Puskesmas Bahu, dan Puskesmas Teling Atas Manado Ramadhan, Raden MS.; Porotu'o, John; Waworuntu, Olivia A.
eBiomedik Vol 4, No 1 (2016): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.4.1.2016.13877

Abstract

Abstract: Tuberculosis (TB) is an infectious disease which still commonly found at puskesmas (primary health care) in Manado. WHO has proclaimed “The End TB Strategy” program to reduce the incidence of TB. The TB germ can be identified with the Ziehl-Neelsen staining. This study was aimed to identify Mycobacterium tuberculosis in the sputum of patients that were suffered from cough for ≥2 weeks and had not received specific therapy and of relapsed pulmonary TB patients at Puskesmas Minanga Malalayang Dua, Puskesmas Bahu, and Puskesmas Teling Atas Manado by using Ziehl-Neelsen staining. This was a descriptive prospective study with a cross-sectional design. The results showed that of 30 samples of patients, the highest percentages were as follows: at Puskesmas Teling Atas, males (60%), ages 35-59 years old (60%), M. tuberculosis (-) (90%); at Puskesmas Bahu, females (60%), ages 15-34 years old (60%), M. tuberculosis (-) (100%); at Puskesmas Minanga Malalayang Dua, males (60%), ages 15-34 years old (70%), M. tuberculosis (-) (100%). Conclusion: Most patients had sputum with negative results of Mycobaterium tuberculosis which met the The End TB Strategy of WHO. Keywords: Mycobaterium tuberculosis, Ziehl-Neelsen staining, tuberculosis Abstrak: Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang masih sering ditemukan di puskesmas Kota Manado. WHO telah mencanangkan “The End TB Strategy” program to reduce the incidence of TB. Kuman TB dapat diidentifikasi dengan pemeriksaan Ziehl-Neelsen. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi Mycobacterium tuberculosis pada sputum penderita batuk ≥2 minggu yang belum mendapatkan terapi spesifik atau penderita TB paru relaps di Puskesmas Teling Atas, Puskemas Bahu, dan Puskesmas Minanga Malalayang Dua Manado dengan pewarnaan Ziehl-Neelsen. Jenis penelitian ialah deskriptif prospektif dengan desain potong-lintang. Pada hasil penilitian didapatkan 30 sampel penderita batuk ≥2 minggu yang belum mendapatkan terapi spesifik atau penderita TB Paru relaps. Distribusi persentase tertinggi di Puskesmas Teling Atas ialah: laki-laki (60%), usia 35-59 tahun (60%), dan basil tahan asam/BTA (-) (90%). Persentase tertinggi di Puskemas Bahu ialah: perempuan (60%), usia 15-34 tahun (60%), dan BTA (-) (100%) sedangkan di Puskesmas Minanga Malalayang Dua ialah: laki-laki (60%), usia 15-34 tahun (70%), dan BTA(-) (100%). Simpulan: Pada ketiga puskemas tersebut, hampir seluruh pasien mempunyai sputum BTA (-) yang memenuhi The End TB Strategy dari WHO.Kata kunci: Mycobaterium tuberculosis, pewarnaan Ziehl-Neelsen, tuberkulosis
Hasil Diagnostik Mycobacterium Tuberculosis pada Pasien dengan Batuk 2 Minggu Menggunakan Pewarnaan Ziehl-Neelsen Di Poliklinik Paru Rumkit Tingkat III Robert Wolter Mongisidi Djakaria, M. Y.I.; Rares, Fredine E.S.; Porotu'o, John
e-Biomedik Vol 5, No 2 (2017): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v5i2.18604

Abstract

Abstract: Mycobacterium tuberculosis is the causal bacteria of lung tuberculosis in human. These bacteria are classified into acid-resistant bacilli. The diagnosis of pulmonary tuberculosis can be established by microscopic examination of sputum with acid resistant bacilli dyes inter alia Ziehl-Neelsen which has high sensitivity and specificity. This was a descriptive experimental study to determine the existence of M. tuberculosis in the sputum of patients suffering from cough  2 weeks at Pulmonary Polyclinic of Rumkit Tingkat III Robert Wolter Mongisidi. The results obtained 74 samples consisting of 47 males and 27 females. Based on the age group, there were 2 samples of 15-24 years; 3 samples of 25-34 years; 5 samples of 45-54 years; 5 samples of 55-64 years; 2 samples of  65 years; none of 35-44 years old. There were 17 TB positive samples and 57 TB negative samples. Most of the TB positive samples were females (11 of 17 samples) and of age group 45-54 years as well as of 55-64 years. Conclusion: Most of the TB positive patients were female, and aged 45-64 years old.Keywords: Cough of more than 2 weeks, Mycobacterium tuberculosis, lung tuberculosis Abstrak: Mycobacterium tuberculosis merupakan bakteri agen penyebab penyakit tuberkulosis (TB) pada manusia yang sering menginfeksi paru-paru. Bakteri ini digolongkan ke dalam basil tahan asam (BTA). Untuk menegakkan diagnosis TB dapat dilakukan dengan fasilitas sederhana dan memberi sensitivitas serta spesifisitas yang cukup tinggi yaitu pemeriksaan sputum dengan pewarnaan Ziehl-Neelsen. Jenis penelitian ini ialah deskriptif eksperimental untuk menentukan ada tidaknya Mycobacterium tuberculosis pada sputum pasien batuk 2 minggu di Poliklinik Paru Rumkit Tingkat III Robert Wolter Mongisidi. Pengambilan sampel dilakukan pada bulan Oktober-November 2017. Hasil penelitian mendapatkan 74 sampel terdiri dari 47 laki-laki dan 27 perempuan. Berdasarkan kelompok usia didapatkan 2 sampel usia 15-24 tahun; 3 sampel usia 25-34 tahun; 5 sampel usia 45-54 tahun; 5 sampel usia 55-64 tahun; dan 2 sampel usia 65 tahun. Tidak ada sampel pada usia 35-44 tahun. Pada pemeriksaan sputum ditemukan BTA positif pada 17 sampel dan BTA negatif pada 57 sampel. Pemeriksaan sputum dengan BTA positif terbanyak didapatkan pada jenis kelamin perempuan (11 dari 17 sampel), serta kelompok usia 45-54 tahun dan 55-64 tahun. Simpulan: Sebagian besar pengidap tuberkulosis berjenis kelamin perempuan dan berusia 45-64 tahun.Kata kunci: batuk 2 minggu, Mycobacterium tuberculosis, TB paru
Isolasi dan identifikasi bakteri aerob yang berpotensi menjadi sumber penularan infeksi nosokomial di ruang ICU Rsad Robert Wolter Mongisidi Teling Manado Sarlin, Hilary G.; Homenta, Heriyannis; Porotu'o, John
e-Biomedik Vol 4, No 2 (2016): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v4i2.14607

Abstract

Abstract: Nosocomial infections are infections that arise during the patient was hospitalized and starting to show symptoms for a person being treated or after completion of treatment. Patients in the ICU may have a tendency to nosocomial infections. The purpose of the study is to identify and knowing the most common aerobic bacteria that cause nosocomial infections in the ICU RSAD Robert Wolter Monginsidi Teling Manado.This research is a descriptive cross sectional study. The study samplesare bacteria on the floor, walls, air, bed, and ECG in the ICU RSAD Teling Robert Wolter Monginsidi Manado. The results showed 26 samples out of 26 samples contained bacteria, Bacillus sp. eight samples (30.7%), Enterobacter aerogens six samples (23%), Staphylococcus sp. six samples (23%) and Enterobacter cloacae, Serratia liquefaciens, Serratia rubidaea, Serratia marcescens, Klebsiella pneumoniae, Proteus sp. each found as many as one sample (3.8%). Conclusion: The most common bacteria is Bacillus sp.Keywords: nosocomial infection, ICU, aerobic bacteria Abstrak: Infeksi nosokomial adalah Infeksi yang muncul selama penderita tersebut dirawat dirumah sakit dan mulai menunjukkan suatu gejala selama seseorang itu dirawat atau setelah selesai dirawat. Pasien yang berada di ruang ICU dapat mempunyai kecenderungan terkena infeksi nosokomial. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengetahui bakteri aerob yang terbanyak penyebab infeksi nosokomial di ruang ICU RSAD Robert Wolter Mongisidi Teling Manado. Desain penelitian ini bersifat deskriptif dengan studi cross sectional. Sampel penelitian ialah bakteri pada lantai, dinding, udara, tempat tidur, dan EKG di ruang ICU RSAD Robert Wolter Mongisidi Teling Manado. Hasil penelitian memperlihatkan dari 26 sampel terdapat 26 sampel yang tumbuh yaitu, Bacillus sp. sebanyak delapan sampel (30,7%), Enterobacter aerogens ditemukan sebanyak enam sampel (23%), Staphylococcus sp. Ditemukan sebanyak enam sampel (23%) sedangkan Enterobacter cloacae, Serratia liquefaciens, Serratia rubidaea, Serratia marcescens, Klebsiella pneumoniae, Proteus sp. masing-masing ditemukan sebanyak satu sampel (3,8%). Simpulan: bakteri yang paling banyak ditemukan adalah Bacillus sp. Kata kunci: infeksi nosokomial, ICU, bakteri aerob
Hasil diagnostik Mycobacterium tuberculosis pada penderita batuk ≥2 minggu dengan pewarnaan Ziehl-Neelsen di Puskesmas Ranomuut dan Puskesmas Kombos Manado Mohamad, Ramalia P.; Porotu'o, John; Homenta, Heriyannis
e-Biomedik Vol 4, No 2 (2016): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v4i2.14264

Abstract

Abstract: The common symptom of lung disease is cough which is usually recovered after 2-3 weeks. However, if the cough persists continually then it should be paid attention seriously ith detect Mycobacterium tuberculosis in the sputum of patients with cough ≥2 weeks at Puskesmas Ranomuut and Puskesmas Kombos (primary health centers) in Manado by using the Ziehl-Neelsen staining method. This was a descriptive study using total sampling from August to November 2016. The results showed that there were 25 patients with cough ≥2 weeks; 7 patients at Puskesmas Ranomuut and 18 patients at Puskesmas Kombos. The majority of patients were male (68%) and aged 15-34 years old (44%). The Ziehl-Neelsen staining of patients’ sputum revealed that at Puskesmas Kombos there were 2 patients (11,1%) with positive acid-fast bacilli meanwhile at Puskesmas Ranomuut there was no positive result. Conclusion: Acid-fast bacilli were detected in 11.1% patients with cough ≥2 weeks at Puskesmas Kombos only. Keywords: Mycobacterium tuberculosis, pulmonary tuberculosis, Ziehl-Neelsen Abstrak: Gejala penyakit paru yang paling sering ditemukan ialah batuk. Batuk biasanya akan membaik dalam 2-3 minggu namun bila batuk terjadi terus-menerus perlu diselidiki lebih lanjut karena merupakan gejala utama dari penyakit tuberkulosis paru. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi adanya kuman Mycobacterium tuberkulosis dalam dahak penderita batuk ≥2 minggu di Puskesmas Ranomuut dan Puskesmas Kombos dengan pemeriksaan mikrobiologi menggunakan teknik pewarnaan Ziehl-Neelsen. Jenis penelitian ialah deskriptif. Pengambilan sampel menggunakan cara total sampling dalam kurun waktu Agustus-November 2016. Hasil penelitian mendapatkan 25 pasien batuk ≥2 minggu terdiri dari 7 pasien di Puskesmas Ranomuut dan 18 pasien di Puskesmas Kombos. Jumlah pasien laki-laki (68%) lebih banyak dibandingkan perempuan (32%) dengan usia terbanyak 15-34 tahun (44%). Pada pemeriksaan BTA di Puskesmas Ranomuut tidak ditemukan pasien dengan BTA positif sedangkan di Puskesmas Kombos terdapat 2 pasien dengan BTA positif (11,1%). Simpulan: Kuman BTA positif dalam sputum penderita batuk ≥2 minggu sebanyak 2 orang (11,1%) hanya di Puskesmas Kombos.Kata kunci: Mycobacterium tuberculosis, tuberkulosis paru, Ziehl-Neelsen
Identifikasi bakteri aerob pada penderita infeksi mata luar di RSU GMIM Pancaran Kasih Manado Angelika, Irene; Rares, Fredine; Porotu'o, John
eBiomedik Vol 8, No 1 (2020): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.8.1.2020.27646

Abstract

Abstract: Eye infections are inflammation caused by microorganisms that grow and multiply in the eye. Almost all external eye infections case from all over the world are caused by bacterias. The purpose of this study was to determine aerobic bacteria in patients with external eye infections using gram staining. This study uses a descriptive research method with a cross-sectional approach through bacterial culture research results of secretive swabs from patients with external eye infections at GMIM Pancaran Kasih Hospital Manado. Sample in this study are patients diagnosed with ongoing outer eye infections with no antimicrobe treatment yet. Results show outer eye infection such as conjunctivitis 12 (60%), hordeoulum 4 (20%), keratitis 3 (15%) and keratoconjunctivitis 1 (5%). By age group 1 - 25 years 3 (15%), 26 - 50 years 3 (15%), and  >51 found 14 (70%). By gender there are male 9 (55%) and  female 11 (55%). 7 patients are housewives (35%) and housewives are found to be more susceptible to eye infection than the others. Culture growth was obtained in 14 (80%) samples and there was no growth in 4 (20%) samples Gram-positive bacteria consist of either Staphylococcus sp, or Streptococcus sp, with Gram-negative rods with a total of 11 (78.5%) samples were found to be higher than those with Gram-negative Coccus bacteria in 2 (10%) samples. In conclusion, the highest number of conjunctivitis from outside eye infections found to be the most common in housewives females that in >50 years age group and mostly caused by gram-positive bacteria.Keywords: Aerobic bacteria, external eye infections, gram staining  Abstrak:Infeksi mata merupakan peradangan yang disebabkan oleh mikroorganisme yang tumbuh dan berkembang biak pada mata, hampir di seluruh dunia infeksi mata luar disebabkan oleh bakteri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bakteri aerob pada penderita infeksi mata luar dengan menggunakan pewarnaan gram. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional  melalui penelitian kultur bakteri hasil swab sekret penderita infeksi mata luar di RSU GMIM Pancaran Kasih Manado. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien yang telah di diagnosis sebagai infeksi mata luar dengan infeksi yang masih berlanjut dan belum menjalani pengobatan dengan antimikroba. Hasil penelitian yang didapatkan infeksi mata luar ialah konjungtivitis 12 (60%), hordeoulum 4 (20%), keratitis 3 (15%) dan keratokonjungtivitis 1 (5%). Kelompok usia 1 - 25 tahun 3 (15%), 26 - 50 tahun 3 ( 15%), dan >51 didapatkan 14 (70%). Laki-laki didapatkan 9 (55%) sedangkan perempuan 11 (55%) lebih banyak ditemukan. Jenis pekerjaan ibu rumah tangga sebanyak 7 (35%) penderita lebih banyak ditemukan daripada jenis pekerjaan yang lain. Pertumbuhan kultur didapatkan sebanyak 14 (80%) sampel dan tidak ada pertumbuhan 4 (20%) sampel. Bakteri gram positif yaitu Staphylococcus sp, Streptococcus sp,Batang Gram negatif dengan total 11 (78,5%) sampel lebih banyak dibadingkan bakteri gram negatif Coccus sebanyak 2 (10%) sampel. Simpulan pada penelitian ini ialah infeksi mata luar terbanyak konjungitivits pada kelompok umur tersering diatas 50 tahun berjenis kelamin perempuan yang memiliki pekerjaan ibu rumah tangga lebih tinggi disebabkan bakteri Gram positif yang sering ditemukan.Kata kunci: Bakteri aerob, infeksi mata luar, pewarnaan gram.
Hasil Diagnostik Mycobacterium tuberculosis pada Penderita Batuk  2 Minggu dengan Pewarnaan Ziehl-Neelsen Di Poliklinik DOTS RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Janis, Henry W.J.; Porotu'o, John; Rares, Fredine E.S.
e-Biomedik Vol 5, No 2 (2017): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v5i2.18520

Abstract

Abstract: Cough is a defence mechanism in the respiratory tract, however, cough for ≥2 weeks is a pathognomonic sign in tuberculosis (TB) cases. Tuberculosis is an infectious disease caused by Mycobacterium tuberculosis. In Indonesia, the number of TB cases has been increasing from year to year. This study was aimed to determine the profile of M. tuberculosis in patients with cough ≥2 weeks in Polyclinic DOTS Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Hospital. This was a descriptive study with a cross sectional design. In the period from October to November 2017 there were 191 patients with cough ≥2 weeks, males (121 patients; 63%) were more common than females (70 patients; 37%) patients, most were in the age group >65 years old (27%). Examination of acid-fast bacteria in patients’ sputum revealed 44 (23%) patients with positive acid-fast bacteria consisting of 33 males (75%) and 11 females (25%); most (25%) were 45-54 years old. Conclusion: Most patients with positive acid-fast bacteria were males and in the age group of 45-54 years old.Keywords: Mycobacterium tuberculosis, Tuberculosis, Ziehl-Neelsen Abstrak: Batuk merupakan mekanisme pertahanan di saluran napas namun batuk ≥2 minggu merupakan gejala khas yang ditemukan pada penderita tuberkulosis (TB). Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Di Indonesia kasus tuberkulosis menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran bakteri M. tuberculosis pada penderita batuk ≥2 minggu di Poliklinik DOTS RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Jenis penelitian ialah deskriptif dengan desain potong lintang. Hasil penelitian pada periode pengambilan sampel Oktober sampai November 2017 mendapatkan 191 pasien batuk ≥2 minggu di Poliklinik DOTS RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado, laki-laki (121 pasien; 67%) lebih banyak daripada perempuan (70 pasien; 33%) dengan usia terbanyak >65 tahun (27%). Pada pemeriksaan BTA dalam sputum pasien ditemukan 44 (23%) pasien dengan BTA positif, paling banyak pada laki-laki yaitu 33 pasien (75%) dibandingkan perempuan 11 pasien (25%), terbanyak pada usia 45-54 tahun yaitu 11 pasien (25%). Simpulan: Pada penelitian ini didapatkan 23% kasus dengan Mycobacterium tuberculosis positif, terbanyak pada laki-laii dan kelompok usia 45-54 tahun.Kata kunci: Mycobacterium tuberculosis, tuberkulosis, Ziehl-Neelsen