This Author published in this journals
All Journal KESMAS
Rattu, A. J.M.
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

FAKTOR IBU YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI SECARA EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANGARAN KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD bowonseet, Priska; Engkeng, Sulaemana; Rattu, A. J.M.
KESMAS Vol 8, No 2 (2019): Volume 8, Nomor 2, Maret 2019
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

World Health Organization (WHO) merekomendasikan untuk menyusui secara eksklusif dalam 6 bulan pertama kehidupan bayi. Data  profil kesehatan Provinsi Sulawesi Utara menunjukan bahwa tingkat pemberian ASI eksklusif tterendah terdapat di Kabupaten Kepuluan Talaud yaitu sebesar 18,38% . Peneltian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara faktor ibu dengan pemberian ASI secara eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Mangaran Kabupaten Kepulauan Talaud, yakni pendidikan ibu, pengetahuan ibu, sikap ibu, dan dukungan keluarga. Jenis peneltian adalah kuantitatif, menggunakan metode survei analitik, metode pendekatan adalah potong lintang. Populasi peneltian yaitu ibu yang mempunyai bayi 6-24 bulan dengan menggunakan sampel total populasi yaitu 50 responden. Metode purposive sampling dipakai dalam pengambilan sampel, dan analisa data memakai uji chi-squre. Hasil dalam peneltian ini adalah nilai pendidikan p=1,788 (p>0,05), nilai Pengetahuan p=0,034 (p<0,05),nilai sikap p=0,002 (p<0,05), dan nilai dukungan kelurga p=0,002 (p<0,05). Berdasarkan hasil uji maka ditarik kesimpulan, ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu, sikap ibu, dan dukungan keluarga dengan pemberian ASI secara eksklusif, dan tidak ada hubungan yang signifikan antar pendidikan ibu dengan pemberian ASI secara eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Mangaran Kabupaten Kepulauan Talaud. Kata Kunci : Pendidikan, Pengetahuan, Sikap, Dukungan Keluarga, ASI Eksklusif   ABSTRACTWorld Health Organization ( WHO) recommends exclusive breast feeding for the first 6 months of infants’ lives. Based on the health profiles of North Sulawesi Province, the lowest coverage of breastfeeding is in Talaud Island Regency only 18.38%. This study aims to discover maternal factors which associated with exclusive breastfeeding at community health center workplace in Mangaran, Talaud Island Regency which are education, awareness, behavior of mothers and family support. Quantitative research method with analytical survey using cross sectional approach is used in this research. Research population is mothers with 6-24 months infants with 50 respondents as the total population samples. Sample collecting is conducted by using purposive sampling method and data analysis using chi-square test. The study findings show that there are associations between Awareness (p=0,034), behavior (=0,002), and family support (p=1,788) with exclusive breastfeeding. However, there is none between education and exclusive breastfeeding. This study concludes that there are significant associations between mothers’ awareness, behavior and family support  and exclusive breastfeeding at Community Health Centre workplace in Mangaran, Talaud Island Regency, whereas there is none between mothers’ education and exclusive breastfeeding at Community Health Center workplace in Mangaran, Talaud Island Regency.  Keywords: Education, Awareness, Behavior, Family Support, Exclusive Breastfeeding
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STRES KERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM BETHESDA GMIM TOMOHON Budiyanto, Budiyanto; Rattu, A. J.M.; Umboh, J. M.L.
KESMAS Vol 8, No 3 (2019): Volume 8, Nomor 3, April 2019
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Saat ini stres kerja merupakan isu global yang berpengaruh pada seluruh profesi dan pekerja di negara maju maupun berkembang. Stres kerja dapat berdampak pada individu, organisasi, bahkan lingkungan sosial. Prevalensinya yang tinggi, serta dampak yang luas dan berat menjadikan stres kerja masalah yang serius, serta perlu penanganan cepat dan tepat. Sektor kesehatan merupakan salah satu sektor dengan prevalensi stres kerja paling tinggi. Perawat memilik tingkat stres yang lebih tinggi dibandingkan tenaga profesional lainnya di RS. Tujuannya, menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan stres kerja pada perawat pelaksana. Penelitian menggunakan metode kuantitatif, dengan jenis deskriptif analitik, menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ialah seluruh perawat pelaksana di ruang rawat inap (N=96). Sampel penelitian ditentukan dengan menggunakan teknik total sampling. Sampel ialah seluruh perawat pelaksana yang ada saat penelitian dilakukan (86 perawat), dengan tingkat respon 83,9% (n=73). Data primer dikumpulkan menggunakan kuesioner. Tahapan analisis data, terdiri atas editing, coding, processing, cleaning, dan tabulating, dengan menggunakan program komputer. Hasil analisis univariat, bivariat, dan multivariat diperoleh dengan menggunakan uji Chi-Square dan Regresi Logistik, serta disajikan dalam bentuk tabel dan diagram. Kesimpulannya, terdapat hubungan antara beban kerja (p=0,009; OR=0,018), dan sarana/prasarana (p=0,009; OR=0,018) dengan stres kerja. Tidak terdapat hubungan antara iklim organisasi (p=0,639), supervisi keperawatan (p=0,552), dan disiplin kerja (p=1,000) dengan stres kerja. Beban kerja dan sarana/prasarana merupakan variabel yang paling dominan berhubungan dengan stres kerja, dengan kekuatan yang sama.Kata kunci: Stres Kerja, Beban Kerja, Iklim Organisasi, Sarana/Prasarana, Supervisi Keperawatan, Disiplin Kerja ABSTRACTAt present, work stress is a global issue that affects all professions and workers in developed and developing countries. Work stress can have impact on individuals, organizations, and even the social environment. Its high prevalence, wide and severe impacts make work stress a serious problem. It needs fast and appropriate handling. Health sector is one of the sectors with the highest prevalence of work stress. Nurses have higher level of stress than other professionals in the hospital. The Aims, To analyze the factors associated with work stress on nurses in the inpatient care units of the Bethesda GMIM General Hospital Tomohon. The study used a quantitative method, with descriptive analitycal type, using a cross sectional approach. The study’s population was all nurses in the inpatient care units (N = 96). The study’s sample was determined using total sampling tachnique. The sample was all nurses who were available at the time of the study was conducted (86 nurses), with response rate 83.9% (n=73). Primary data was collected using questionnaires. Data analyzing stages were consisted of coding, processing, cleaning, and tabulating, using computer programs. The results of univariate, bivariate, and multivariate analysis were obtained used Chi-Square and Logistic Regression test, and were presented in forms tables and diagrams. The Conclusions, There is a relationship between workload (p=0.009; OR=0.018), facilities/infrastructure (p=0.009; OR=0.018) and work stress. There is no relationship between organizational climate (p=0.639), nursing supervision (p=0.552), work discipline (p=1,000) and work stress. Workload and facilities/infrastructure variables are the most dominant variables related to work stress. Keywords: Work Stress, Workload, Organizational Climate, Facilities/Infrastructure, Nursing Supervision, Work Discipline
Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Dengan Implementasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat Di Desa Pontak Kecamatan Ranoyapo Kabupaten Minahasa Selatan Mokalu, Jounetha A.W; Kolibu, Febi K.; Rattu, A. J.M.
KESMAS Vol 11, No 2 (2022): VOLUME 11, NOMOR 2, JANUARI 2022
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gerakan masyarakat dapat dilakukan dengan melakukan pekerjaan nyata atau aktifitas fisik, makan sayur dan produk organik buah-buahan, tidak merokok, tidak minuman keras, memeriksa kesehatan secara konsisten atau sesekali, membersihkan iklim, dan menggunakan toilet. Pada tahap awal, gerakan masyarakat dimulai dengan memusatkan perhatian pada tiga kegiatan, yaitu menyelesaikan 30 menit kerja aktif setiap hari, makan sayuran dan produk organic/buah-buahan pemeriksaan kesehatan. Meskipun demikian, terdapat hambatan yang cukup berarti dalam pelaksanaan gaya hidup yang kokoh yang telah di sampaikan oleh Kementerian Kesehatan, yaitu dalam pelaksanaan ketujuh kegiatan tersebut, pandangan setiap daerah atau setiap masyarakat sendiri berbeda. (Kemenkes,2016). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Dengan Implementasi Gerakan Masyarakat Di Desa Pontak Kecamatan Ranoyapo Kabupaten Minahasa Selatan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode cross sectional yang dilakukan pada bulan Septembernovember 2020. Populasi dan sampel yaitu masyarakat Desa Pontak yang berjumlah 93 responden. Instrument penelitian yaitu kuesioner dalam bentuk google form. Analisis data menggunakan Uji Spearman Rank. Hasil penelitian pengetahuan dengan implementasi gerakan masyarakat hidup sehat nilai pvalue =0,010 (<0,05) dan nilai korelasinya sebesar 0,266, sikap dan implementasi gerakan masyarakat hidup sehat nilai p value =0,577 (>0,05) dengan korelasi sebesar 0,059. Kesimpulan dari hasil penelitian ini terdapat hubungan antara pengetahuan dengan implementasi gerakan masyarakat hidup sehat, dan terdapat hubungan antara sikap dengan implementasi gerakan masyarakat hidup sehat di Desa Pontak Kecamatan Ranoyapo Kabupaten Minahasa Selatan.  Kata kunci : Pengetahuan, sikap, implementasi germas  ABSTRACT Community movement can be carried out by doing real work or physical activity, eating vegetables and organic fruit products, not smoking, not drinking alcohol, checking health consistently or occasionally, cleaning the climate, and using the toilet. In the early stages, the community movement started by focusing on three exercises, namely completing 30 minutes of active work every day, eating vegetables and organic products/fruits for health checks. Nevertheless, there are significant obstacles in implementing the strong lifestyle that has been conveyed by the Ministry of Health, namely in the implementation of the seven exercises, the views of each region or each community are different. (Ministry of Health, 2016). This study aims to determine the relationship between knowledge and attitudes with the implementation of community movements in Pontak Village, Ranoyapo District, South Minahasa Regency by using a quantitative approach with a cross sectional method conducted in SeptemberNovember 2020. The population and sample are the people of Pontak Village, totaling 93 respondents. . The research instrument is a questionnaire in the form of a google form. Data analysis using Spearman Rank Test. The results of knowledge research with the implementation of the healthy living community movement p value = 0.010 (<0.05) and the correlation value is 0.266, attitudes and implementation of the healthy living community movement p value = 0.577 (> 0.05) with a correlation of 0.059. The conclusion from the results of this study is that there is a relationship between knowledge and the implementation of a healthy living community movement, and there is a relationship between attitudes and the implementation of a healthy living community movement in Pontak Village, Ranoyapo District, South Minahasa Regency.  Keywords: Knowledge, attitude, implementation of germas Â