Setiap anak pasti menginginkan mempunyai keluarga yang lengkap. Namun, pada kenyataannya terkadang banyak hal yang membuat rumah tangga di keluargnya menjadi berpisah, baik dikarenakan perceraian ataupun hal lainnya, yang terkadang menjadikan anak broken home. Seseorang yang broken home, terkadang tidak mempunyai tempat bercerita, sehingga tak jarang banyak yang mengarah kepada kenalakan remaja seperti melakukan seks bebas, narkoba, lari dari rumah dan hal lainnya, yang tentunya berdampak negatif jika tidak diatasi dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab keluarga broken home pada remaja serta strategi pengembangan diri yang dilakukan remaja keluarga brokenhomesehingga berdampak positif. Jenis penelitian ini menggunakan penelitiankualitatif dengan pendekatan studi kasus. Subjek penelitian ini adalah 5 (lima) remaja siswa di MAN 2 Model Medan yang mengalami keluarga brokenhome. Teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis domain yang dilakukan mulai dari mereduksi data, menyajikan data, dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelima remaja siswa MAN 2 Model Medan menerima keadaan yang di alami dan berusaha ingin menjadi lebih baik. Adapun penyebab remaja broken home adalah perceraian orang tua dan ketidakharmonisan dalam keluarga. Kemudian dampak remaja keluarga broken home berdampak positif dari segi pengembangan diri mereka. Adapun strategi pengembangan diri yang dilakukan remaja keluarga broken home seperti menjalin komunikasi yang baik dengan orang terdekat dan mengubah pola pikir (mindset).