Johan Mahendratama, Franco
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

ANALISIS KEMAMPUAN SISWA SMA DALAM MENYELESAIKAN SOAL HOTS MATERI TRIGONOMETRI DITINJAU DARI GAYA BELAJAR ANALYSIS HIGH ORDER THINKING IN TRIGONOMETRIC MATERIAL BASED ON LEARNING STYLES FRANCO JOHAN MAHENDRATAMA Johan Mahendratama, Franco
APOTEMA : Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika Vol 5 No 2 (2019): APOTEMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika
Publisher : Penerbit STKIP PGRI Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (673.508 KB)

Abstract

Trigonometri merupakan salah satu materi yang dipelajarai dalam ilmu matematika pendidikan. Kegunaan materi trigonometri dalam kehidupan sehari ? hari salah satunya adalah digunakan untuk mengukur tinggi sebuah bangunan. Melihat pentingnya trigonometri dalam kehidupan sehari ? hari layak untuk dipelajari lebih mendalam dalam sekolah. Kesulitan siswa dalam mempelajari trigonometri di sekolah yaitu pada saat menyelesaikan soal berpikir tingkat tinggi (high order thinking). Hal tersebut didapat penulis pada saat melakukan uji coba di lapangan untuk mengetahui kemampuan siswa SMA dalam menyelesaikan soal berpikir tingkat tinggi (high order thinking) pada materi trigonometri didapat permasalahan bahwa siswa kesulitan untuk menyelesaikan soal berpikir tingkat tinggi (high order thinking). Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis terinspirasi untuk menganalisis lebih dalam mengenai kemampuan siswa SMA dalam menyelesaikan soal berpikir tingkat tinggi (high order thinking) materi trigonometri ditinjau dari gaya belajar. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk menganalisis kemampuan siswa SMA dalam menyelesaikan soal berpikir tingkat tinggi (high order thinking) materi trigonometri ditinjau dari gaya belajar. Hasil dari penelitian ini adalah siswa dengan gaya belajar auditori mendapatkan nilai 15 dengan kategori rendah. Siswa dengan gaya belajar visual mendapatkan nilai 90 dengan kategori tinggi. Sedangkan siswa dengan gaya belajar kinestetik mendapatkan nilai 15 dengan kategori rendah