Amirul Bakhri
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Madaniyah: Terciptanya Insan Akademis Berkualitas Dan Berakhlak Mulia

Tantangan Pendidikan Agama Islam di Madrasah Pada Era Globalisasi Amirul Bakhri
Madaniyah Vol 5 No 1 (2015): 5 (1) Edisi Januari 2015
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Pemalang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (137.2 KB)

Abstract

Madrasa as an educational institution established around the middle of the 5th century AD. The role of Islamic education in general and especially madrasa in the era of globalization must inevitably have to accept the times and technological advancements which are mostly sourced from western countries. So it should be, Islamic education madrasas must strive to develop themselves. So that it can make the students, not only successful with their IMTAQ, but also successful in facing the global world with its science and technology. This paper discusses the challenges of Islamic religious education in madrasas in the era of globalization. Some things that can be done by madrassas in an effort to increase the passion of Islamic education in the era of globalization are as follows: Improving the quality of Islamic religious education, Improving the curriculum of religious education, Identifying and analyzing instructional problems and constraints faced by teachers in schools and parents at home in an effort to foster student moral development, along with alternative formulations for solving it.
Model Pembelajaran Responsif Gender di STIT Pemalang Amirul Bakhri; Srifariyati Srifariyati; Purnama Rozak
Madaniyah Vol 6 No 1 (2016): 6 (1) Edisi Januari 2016
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Pemalang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (141.833 KB)

Abstract

Salah satu usaha untuk mengeliminir kesenjangan gender adalah melalui pendidikan responsif gender dengan menanamkan nilai-nilai keadilan dan keseteraan gender melalui model Pembelajaran responsif gender. Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Pemalang dalam rangka memperkecil ketimpangan gender pada aspek pendidikan dituntut dan diharapkan dapat mengembangkan dan mengimplementasikan model pembelajaran responsif gender yang memperhatikan dan mengakomodasi kepentingan mahasiswa laki-laki dan perempuan secara seimbang dari aspek akses/peluang, partisipasi, kontrol dan manfaat. Dalam pengembangan ini diakukan beberapa uji coba yaitu uji coba skala kecil dengan lapangan terbatas, uji coba skala besar dengan lapangan diperluas dan uji validasi model, dengan hasil sebagai berikut: 1) Akses dalam belajar, prosentase menunjukkan responsif gender yakni di semester 1 A: 92,59%, di semester 1 B: 93,3%, di semester 3 A: 90,47%, di semester 3 B: 100%, di semester 5 A: 79,41% dan di semester 5 B: 96,15%. 2) Partisipasi dalam belajar, prosentase menunjukkan tidak responsif gender. Hal ini disebabkan karena mahasiswa dan mahasiswi yang tidak bekerjasama dalam tugas kelompok yang diberikan dosen. 3) Memiliki kontrol atas sumber pembelajaran, prosentase menunjukkan responsif gender yakni di semester 1 A: 62,96%, di semester 1 B: 80%, di semester 3 A: 85,72%, di semester 3 B: 68,18%, di semester 5 A: 67,65% dan di semester 5 B: 76,92%., dan 4) Manfaat dalam belajar, prosentase menunjukkan responsif gender dengan hasil 100% di semua tingkatan semester.
Peran Wakaf Produktif dalam Pemberdayaan Ekonomi Amirul Bakhri; Srifariyati Srifariyati
Madaniyah Vol 7 No 1 (2017): 7 (1) Edisi Januari 2017
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Pemalang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (139.601 KB)

Abstract

Salah satu bentuk ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT terkait dengan harta disumbangkan. wakaf istismari juga disebut wakaf produktif, wakaf properti yang digunakan untuk tujuan investasi, baik di bidang pertanian, industri, perdagangan, dan jasa. Endowmen ini semakin menjadi masalah di desa Longkeyang, di mana pemuda Longkeyang berusaha memberikan endowmen untuk kesejahteraan warga. Pada tahun 2006, sekitar 10 orang dari pemuda Longkeyang bersama-sama aktivis AMM (Angkatan Muda Muhammadiyah) memulai inisiatif baru untuk menciptakan lembaga baru yang kemudian (pada 2010) dinamai Badan Pekerja Pengembangan Ranting Muhammadiyah (BP2RM). (1) Langkah awal gerakan pemberdayaan Pemuda Muhammadiyah produktif di Longkeyang yaitu (a) Membentuk Badan Pekerja Pengembangan Ranting Muhammadiyah (BP2RM) Desa Longkeyang. (a) Gerakan Endowmen Endowmen koin Untuk Produktif. (2) Manajemen kepemilikan komunal Pemuda produktif di Longkeyang yaitu (a) inisiasi koin yang dikumpulkan disumbangkan sebagai modal awal. (B) Endowmen yang ada bekerja bersama untuk mengurangi biaya tanaman utama kayu albasia, kemudian biaya pengobatan menggunakan hasil tumpangsari tanaman pisang. (3) Peran Warga Kesejahteraan Pemuda Produktif Wakaf untuk Longkeyang wakaf menambah dana bantuan kain kafan bagi sukarelawan yang ingin tinggal.