Rosa, Idjeriah
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

HUBUNGAN PAPARAN KEBISINGAN PADA PEKERJA DENGAN NOISE INDUCED HEARING LOSS (NIHL) DI PTPN XIII PMS GUNUNG MELIAU Amalia, Nisa; Rosa, Idjeriah; Rochmawati, Rochmawati
JUMANTIK (Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan) Vol 1, No 1 (2014): JUMANTIK: Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2027.404 KB) | DOI: 10.29406/jjum.v1i1.107

Abstract

Latar Belakang: Noise induced hearing loss (NIHL) adalah penurunan ambang dengar akibat kebisingan. NIHL selain disebabkan karena kebisingan dengan intensitas yang tinggi juga dapat dipengaruhi oleh faktor lain seperti masa kerja dan umur.Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan beberapa titik lokasi kerja di PTPN XIII PMS Gunung Meliau memiliki intensitas kebisingan yang tertinggi adalah 99.3 dB(A) dengan rata-rata 79.6 dB(A) yang dapat menimbulkan masalah kesehatan pekerja berupa penurunan ambang dengar yang juga mempengaruhi produktivitas pekerja, selain itu dampak buruk dari penurunan ambang dengar akibat kebisingan ini yaitu merupakan salah satu faktor resiko terjadinya kecelakaan kerja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara paparan kebisingan pada pekerja dengan NIHL di PTPN XIII Gunung Meliau. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan jumlah sampel 47 orang yang dipilih berdasarkan kriteria inklusi dengan uji statistik yang digunakan adalah Chi-Square. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil yaitu tidak terdapat hubungan antara paparan kebisingan (P value = 0.319) dengan NIHL, terdapat hubungan antara masa kerja (P value = 0.002) dan umur (P value = 0.001) dengan NIHL di PTPN XIII PMS Gunung Meliau. Disarankan kepada perusahaan untuk melakukan pengendalian secara optimal mulai dari pengendalian secara teknis seperti melakukan substitusi pada alat industri yang menimbulkan kebisingan, pengendalian secara administratif dilakukan dengan merubah pola shift pekerja, menertibkan penggunaan APD bagi pekerja hingga upaya pemeliharaan terkait dengan permasalahan kebisingan sebagai bentuk pencegahan untuk mengurangi dampak kesehatan yang ditimbulkan.