Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Hubungan Tingkat Pengetahuan Pelajar SMKN 1 Janapria Terhadap Sikap Pemilihan dan Penggunaan Kosmetik Pemutih Kulit Susilawati, Melen; Bayani, Faizul; Apriani, Laili; Wahyuni, Ida
Empiricism Journal Vol. 3 No. 2: December 2022
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/ej.v3i2.1064

Abstract

Standar kecantikan di indonesia identik dengan bentuk badan yang ideal, kulit bersih dan putih. Tanggapan ini didorong oleh perkembangan media, seperti media iklan dan media sosial. Hal ini menyebabkan semakin meningkatnya penggunaan kosmetik berupa pemutih di kalangan wanita dewasa dengan tujuan untuk mempercantik diri dan meningkatkan kepercayaan diri. Tujuan dari penelitian ini yakni untuk mengetahui Hubungan Tingkat Pengetahuan Pelajar SMKN 1 Janapria Terhadap Sikap Pemilihan dan Penggunaan Kosmetik Pemutih Kulit. Metode yang digunakan dalam penelitan ini metode survey dengan rancangan cross sectional. Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa pelajar SMKN 1 Janapria memiliki tingkat pengetahuan dengan kategori tinggi (2,4%), sedang (37,3%), dan rendah (60,2%). Tingkat sikap pemilihan kategori mampu (27,7%), cukup mampu (67,4%), dan tidak mampu (4,8%). Kemudian untuk Tingkat tindakan penggunaan baik (16,8%), cukup (75,9%), dan kurang (7,2%). Berdasarkan uji korelasi pearson hubungan tingkat pengetahuan terhadap sikap pemilihan kosmetik didapatkan hasil dimana nilai signifikansi adalah 0,879 (> 0,05) yang berarti tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan terhadap sikap pemilihan kosmetik pada pelajar SMKN 1 Janapria. Sedangkan uji korelasi pearson hubungan tingkat pengetahuan terhadap tindakan penggunaan kosmetik didapatkan hasil bahwa nilai signifikansi adalah 0,668 (> 0,05) yang berarti tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan terhadap tindakan penggunaan kosmetik pada pelajar SMKN 1 Janapria, dengan kata lain tingkat pengetahuan tidak berpengaruh terhadap tindakan penggunaan kosmetik pemutih kulit. Correlation between the Knowledge Level of Janapria 1 Vocational High School Students and Attitudes in the Selection and Use of Skin Whitening Cosmetics Abstract Beauty standards in Indonesia are synonymous with ideal body shape, clean and white skin. This response was driven by media developments, such as advertising media and social media. This has led to the increasing use of cosmetics in the form of bleach among adult women with the aim of beautifying themselves and increasing self-confidence. The purpose of this study is to determine the relationship between the level of knowledge of Janapria 1 SMKN students towards the attitude of choosing and using skin whitening cosmetics. The method used in this research is a survey method with a cross sectional design. The results of the study showed that students of SMKN 1 Janapria had a high level of knowledge (2.4%), medium (37.3%) and low (60.2%). The level of attitude in selecting categories is capable (27.7%), quite capable (67.4%), and unable (4.8%). Then for the level of good use (16.8%), enough (75.9%), and less (7.2%). Based on the Pearson correlation test, the relationship between the level of knowledge and the attitude towards choosing cosmetics shows a significance value of 0.879 (> 0.05), which means that there is no relationship between the level of knowledge and the attitude towards choosing cosmetics for students at SMKN 1 Janapria. While the Pearson correlation test of the relationship between the level of knowledge and the act of using cosmetics shows that the significance value is 0.668 (> 0.05), which means that there is no relationship between the level of knowledge and the act of using cosmetics in students of SMKN 1 Janapria, in other words, the level of knowledge has no effect on the act of using skin whitening cosmetics.
Hubungan Tingkat Pengetahuan Masyarakat Terhadap Perilaku Swamedikasi Putri, Tursina Kamila; Bayani, Faizul; Apriani, Laili; Yuliana, Depi
Empiricism Journal Vol. 3 No. 2: December 2022
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/ej.v3i2.1065

Abstract

Swamedikasi atau pengobatan sendiri merupakan upaya masyarakat dalam menangani keluhan penyakit yang dialami. Pengobatan sendiri akan menimbulkan masalah terhadap obat atau yang biasa disebut dengan istilah Drug Related Problems (DRP’s), hal tersebut dikarenakan kurangnya pemahaman terhadap obat dan fungsinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan masyarakat terhadap perilaku swamedikasi di Dusun Muara Putat Desa Pemenang Timur Kecamatan Pemenang Kabupaten Lombok Utara Tahun 2022. Penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan teknik cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan non random sampling dengan teknik pusposive sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 83 responden. Hasil penelitian ini menunjukan bawa responden memiliki pengetahuan tergolong rendah sebesar 4,82%, 72,29% responden tergolong sedang, dan 22,89% tergolong baik. Kemudian perilaku swamedikasi menunjukan 12,05% responden memiliki perilaku swamedikasi tergolong rendah, 62,65% responden tergolong sedang, dan 25,30% tergolong tinggi. Berdasarkan hasil uji Chi-Square diperoleh hasil yang tidak signifikan dengan nilai P value yakni sebesar 0,063 yang menunjukan bahwa terdapat hubungan yang tidak signifikan antara tingkat pengetahuan terhadap perilaku swamedikasi. Relationship between Community Knowledge Level and Self-Medication Behavior Abstract Self-medication or self-medication is a community effort in dealing with complaints of the disease they are experiencing. Self-medication will cause problems with drugs or what are commonly referred to as Drug Related Problems (DRP's), this is due to a lack of understanding of drugs and their functions. This study aims to determine the relationship between the level of public knowledge and self-medication behavior in Muara Putat Hamlet, Pemenang Timur Village, Pemenang District, North Lombok Regency in 2022. This research is an analytic survey study using a cross sectional technique. Sampling using non-random sampling with purposive sampling technique. The sample used in this study was 83 respondents. The results of this study indicate that respondents have low knowledge of 4.82%, 72.29% of respondents are classified as moderate, and 22.89% are classified as good. Then self-medication behavior shows that 12.05% of respondents have low self-medication behavior, 62.65% of respondents are classified as moderate, and 25.30% are high. Based on the results of the Chi-Square test, insignificant results were obtained with a P value of 0.063 which indicated that there was an insignificant relationship between the level of knowledge and self-medication behavior.
Pengaruh Pemberian Minyak Biji Jinten Hitam (Nigella Sativa L.) Terhadap Persentase Ekspresi Interleukin-2 Pada Perokok Aktif: The Effect Of Black Cumin (Nigella Sativa L.) Seed Oil on The Percentage Of Interleukin-2 Expression In Active Smokers Apriani, Laili; Andrey Wahyudi
Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product Vol. 7 No. 01 (2024): Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/ijpnp.v7i01.3008

Abstract

Cigarette smoke has the main content, namely 7,12-dimethylbenz[a]anthracene (DMBA), nicotine and tar which affect the innate and adaptive immune system. Nicotine and tar are able to suppress the expression of Interleukin-2 (IL-2) in Pheripheral Blood Mononuclear Cells (PBMC) by reducing signaling in T-cell activation. Black cumin seed oil (MBJH) both in vitro and in vivo has been used as an immunomodulatory compound containing.The main one is Timoquinone and it is expected to be able to increase IL-2. The purpose of this study was to find out how MBJH influences IL-2 expression in active smokers. A total of 36 healthy active smoker volunteers aged >18 years were divided into 4 groups. Placebo intervention and 450 mg MBJH capsules were administered for 30 days. The research design used was a single blind Randomized Controlled Trial (RCT). The percentage of IL-2 was analyzed using a flow cytometer and the average IL-2 was analyzed using Kruskal Wallis. The lowest percentage of IL-2 expression was in the placebo group with an average of 1.67%, and it increased in the 450 mg MBJH capsule group 3x1, 3x2 and 3x3 with IL-2 expression of 3.54%, 3.49% and 3.72% respectively. Conclusion in this research was the effect of MBJH administration on the percentage of IL-2 was not statistically significant, but the mean of IL-2 expression showed an increase in the group given MBJH compared to the control group given placebo.   ABSTRAK Asap rokok memiliki kandungan utama yaitu 7,12- dimethylbenz[a]anthracene (DMBA), nikotin dan tar yang mempengaruhi sistem imun bawaan dan adaptif. Nikotin dan tar mampu menekan ekspresi Interleukin-2 (IL-2) pada Pheripheral Blood Mononuclear Cell (PBMC) dengan mengurangi pensinyalan dalam aktivasi sel T. Minyak Biji Jinten Hitam (MBJH) secara in vitro maupun in vivo telah digunakan sebagai senyawa imunomodulator dengan kandungan utamanya yaitu timokuinon dan diharapkan mampu meningkatkan IL-2. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh MBJH terhadap ekspresi IL-2 pada perokok aktif. Sebanyak 36 relawan sehat perokok aktif dengan usia >18 tahun dibagi menjadi 4 kelompok. Intervensi plasebo dan kapsul MBJH 450 mg diberikan selama 30 hari. Desain penelitian yang digunakan yaitu Randomized Controlled Trial (RCT) single blind. Persentase IL-2 dianalisis dengan menggunakan flow cytometer dan rata-rata IL-2 dianalisis menggunakan Kruskal Wallis. Persentase ekspresi IL-2 paling rendah yaitu pada kelompok plasebo dengan rerata 1,67%, dan meningkat pada kelompok kapsul MBJH  450 mg 3x1, 3x2 dan 3x3 dengan ekspresi IL-2 berturut-turut yaitu 3.54%, 3.49% dan 3.72%. Simpulan penelitian ini adalah pengaruh pemberian MBJH terhadap persentase IL-2 tidak bermakna secara statistik, tetapi pada rerata ekspresi IL-2 menunjukkan kenaikan pada kelompok yang diberikan MBJH dibandingkan kelompok kontrol yang diberikan plasebo.