Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

RANCANG BANGUN ROBOT PENGANGKUT BARANG DENGAN TEKNIK PATH PLANNING Ida, Putri; Idhar, Idhar; Risal, Ahmad
Elektronika Telekomunikasi & Computer Vol 14, No 2 (2019): Desember
Publisher : Elektronika Telekomunikasi & Computer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (870.628 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan menghasilkan rancangan robot pengangkut barang dengan teknik path planning dan Robot dapat diatur berdasarkan path tanpa melalui antarmuka ke komputer serta Pengembangan fitur robot pengangkut barang pada dunia industri. Penelitian ini adalah penelitian observasi untuk mengamati cara kerja robot pengangkut barang dengan teknik path planning. Robot ini diatur untuk mengambil dan menempatkan barang yang diatur dalam bentuk path. Pengontrolan robot ini menggunakan mikrokontroller Atmega32 yang terhubung oleh perangkat masukan yaitu sensor proximity sebagai sensor yang berfungsi untuk membaca jalur, Push Button yang berfungsi untuk pengimput atau mengelolah data path, dan perangkat keluaran yaitu motor DC sebagai penggerak robot, motor servo sebagai gripper untuk pengangkut barang, LCD (Liquid Crystal Display) untuk menampilkan data path. Dari hasil pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa rancang bangun robot pengangkut barang dengan teknik path planning yang menggunakan mikrokontroller Atmega32 dengan sensor proximity dan Push Button sebagai perangkat masukan serta motor DC, motor servo, LCD sebagai perangkat keluaran, dapat bekerja secara baik.  
PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENANAMKAN AKHLAK MULIA PESERTA DIDIK Idhar, Idhar
Fitrah Vol 8 No 1 (2017)
Publisher : STIT Sunan Giri Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.218 KB)

Abstract

Idhar. ?Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam dalam Menanamkan Akhlak Mulia Peserta Didik?, Fitrah Jurnal Studi Pendidikan, Vol. 8, No. 1 Juni 2017, h. 57-76. Abstrak: Guru profesional merupakan guru yang memiliki kompetensi dan tanggung jawab yang tidak diragukan lagi, baik dari segi keilmuannya maupun metodologinya. Kemampuan tersebut sangat membantu para guru dalam mencapai hasil yang memuaskan dalam proses pembelajarannya. Pendidikan dewasa ini membutuhkan guru profesional dalam membangun generasi yang berilmu dan bermartabat, dengan harapan, tujuan pendidikan dapat tercapai dengan baik. Tujuan mulia itu akan tercapai, jika pendidik  dan pengajar mengedepankan diri sebagai pengajar yang berkualitas. Dengan demikian, tanggung jawab guru khusus guru Pendidikan Agama Islam sangat diharapkan  keprofesionalannya  dalam mendindik, membimbing dan mengajar peserta didiknya kearah manusia yang berilmu dan lebih khusus berakhlak mulia. Kata kunci: profesionalisme guru PAI, akhlak mulia, peserta didik. Abstract: Professional teachers are teachers who have the competence and responsibility no doubt, in terms of both scientific and  methodology.  These capabilities greatly assist teachers in achieving satisfactory results in the learning process. Education today requires professional teachers in building a generation of knowledgeable and dignified, with expectations, goals can be achieved  with  the  good education. That lofty goal will be achieved if educators and teachers promote themselves as qualified teachers. Thus, the responsibility of a special teacher  of Islamic education teachers has expected professionalism into educate,  guide  and teach their students towards human knowledge and more especially noble.  
KONSEPTUALISASI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI BERBASIS PENANAMAN AQIDAH Idhar, Idhar
Fitrah Vol 10 No 2 (2019)
Publisher : STIT Sunan Giri Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (851.003 KB)

Abstract

Keluarga merupakan lembaga institusi pendidik pertama, tidak hanya mendidik atau memperhatikan anak-anaknya tentang ilmu umum tetapi yang lebih penting adalah menanamkan pemahaman mereka akan ilmu agama bahkan lebih sepesifik juga membekalinya dengan penanaman pendidikan aqidah yang menjadi kewajiban sebagai orang tua. Tidak berlebihan ketika orang tua dikatakan sebagai sumber pendidikan aqidah anak pertama sebelum masuk sekolah formal. Pendidikan yang diselenggarakan dan diterima oleh seorang anak dalam perjalanan hidupnya. Pendidikan aqidah ini secara agama sudah dimulai sebelum ia masuk kedunia ini. Artinya, pendidikan akidah sudah berlangsung jauh semasa manusia masih di alam absolut (ruh) yaitu alamnya yang paling awal yang tidak dapat dibatasi dengan waktu atau disebut masa azaly. Orang tua yang bertanggung jawab dalam mendidik anak di usia dini bisa dilihat dari kuatnya penanaman aqidah. Anak didik yang ditanamkan aqidah pada usia dini bisa dilihat secara dzahir yaitu identik dengan keshalehan, baik itu secara individu maupun sosial. Hal ini wajar, karena pembiasaan orang tua dalam menanamkan aqidah dan mendidik anak-anak diusia dini baik mulai dari dalam kandungan dengan menjaga pandangan, berdo?a sebelum berbuat intim dengan suami istri sampai memperhatikan sekolah formal anak didiknya. Karena pendidikan aqidah orang tua di usia dini lebih mengena daripada hanya mengandalkan penjelalasan materi di sekolah. Tujuan dari pendidikan ialah meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang (Pasal 31 ayat 3) Dalam pasal ini dijelaskan bahwa tujuan dari pendidikan di Indonesia adalah bertujuan meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia pada pelajar pada realitanya seperti jauh api dari panggang. Sistem pengajaran yang diberikan sekolah terhadap siswanya sebagian besar ialah hanya berorientasi kepada kecerdasan intelektual semata (intelegensia) sedangkan penanaman nilai-nilai aqidah  pada diri anak sangat kurang sekali. Dalam tulisan ini saya membahas tentang bahasan mengenai konseptualisasi pendidikan anak usia dini berbasis penanaman aqidah   Kata Kunci : Pendidikan Anak Usia Dini, Penanaman  Nilai-nilai Aqidah
POLA PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSEPEKTIF PESANTREN Idhar, Idhar
Fashluna: Jurnal Pendidikan Dasar dan Keguruan Vol 1 No 01 (2020)
Publisher : Prodi PGMI STIT Sunan Giri Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (683.182 KB) | DOI: 10.47625/fashluna.v1i01.219

Abstract

Apabila ditilik secara sepesifik bahwa kerisis multi dimensi yang melanda Indonesia sebernanya bersumber pada menurunnya kualitas akhlak. Bila melihat kejadian-kejadian negatif yang melibatkan pelajar di Indonesia, misalnya saja tawuran antar pelajar yang tak kunjung usai, narkoba, bahkan kasus video mesum. Hal tersebut terjadi karena hilangnya nilai-nilai moralitas yang luntur akibat kurangnya kepedulian sekolah. Pesantren merupakan lembaga pendidik, tidak hanya mendidik para santri ilmu agama, melainkan juga membekalinya dengan akhlak yang menjadi karakter khas dari seorang santri. Tidak berlebihan ketika pesantren dikatakan sebagai sumber pendidikan karakter untuk menjawab persoalan bangsa. Kasus yang banyak terjadi pada siswa ialah karena kurangnya pendidikan karakter pada diri mahasiswa. Ciri khas pesantren dan sangat sulit ditiru oleh lembaga pendidikan lainnya adalah kuatnya penanaman akhlak-akhlak terpuji. Label ‘santri’ pun secara dzahir telah identik dengan keshalehan, baik itu secara individu maupun sosial. Hal ini wajar, karena pembiasaan aplikasi akhlak terpuji telah mendarah daging dalam dunia pendidikan pondok pesantren. Kyai sebagai sentral figur di dalamnya memberikan uswah dan qudwah hasanah dalam pendidikan akhlak. Karena penanaman akhlak lebih mengena dengan perbuatan daripada penjejalan materi di dalam kelas, maka pendidikan akhlak di pondok pesantren sangat mengena di benak para santrinya. Itu pulalah ternyata yang menginspirasi Kemendiknas untuk memasukan unsur-unsur pendidikan karakter di sekolah-sekolah, yang diakui terinspirasi dari pendidikan akhlak pondok pesantren. Tujuan dari pendidikan ialah meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang (Pasal 31 ayat 3) Dalam pasal ini dijelaskan bahwa tujuan dari pendidikan di Indonesia adalah bertujuan meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia pada pelajar pada realitanya seperti jauh api dari panggang. Sistem pengajaran yang diberikan sekolah terhadap siswanya sebagian besar ialah hanya berorientasi kepada kecerdasan intelektual semata (intelegensia) sedangkan penanaman nilai-nilai karakter (character education) pada diri siswa sangat kurang sekali. Dalam tulisan ini saya membahas tentang bahasan mengenai pola pendidikan di pesantren, dan juga penanaman nilai-nilai dalam menuntut ilmu
KONSEPTUALISASI PEMBINAAN SHALAT BERBASIS PEMBANGUNAN KRAKTER PESERTA DIDIK Idhar, Idhar
Fashluna: Jurnal Pendidikan Dasar dan Keguruan Vol 1 No 02 (2020)
Publisher : Prodi PGMI STIT Sunan Giri Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (705.735 KB) | DOI: 10.47625/fashluna.v1i02.278

Abstract

Konsep Pembinaan Shalat peserta didik merupakan cara untuk menampung dan membangun dorongan positif, sehingga seorang akan memperoleh suatu keseimbangan antara pemikiran dan alam nyata. Shalat adalah tempat penampungan diri suatu dorongan energy yang tinggi dari seseorang yang bejuang sebgai khalifah yang berfungsi sebagai petugas yang memakmurkan bumi (ibadah) Di samping itu, tujuan pembinaan shalat yaitu untuk membangun krakter peserta didik atau dengan kata lain adalah agar peserta didik bisa mengimbangkan dan menyelarskan pikiran dan pelaksanaan, shalat juga merupakan mekanisme yang bisa menambah energy baru yang terakumulasi sehingga menjadi suatu kumpulan dorongan dorongan dahsyat untuk segera, berkarya beribadah dan mengaplikasi pemikiran kedalam alam realita. Energy ini akan merubah menjadi perjuangan nyata dalam menjalankan misi sebagai rahmatan lilalamin. Shalat akan menghasilkan suatu sumberdaya manusia yang diilhami “cahaya tuhan” yang akan turut berperan untuk menerangi bumi. Hal itu senada dengan tujuan dari pendidikan ialah meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang (Pasal 31 ayat 3) Dalam pasal ini dijelaskan bahwa tujuan dari pendidikan di Indonesia adalah bertujuan meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia pada pelajar pada realitanya seperti jauh api dari panggang. Sistem pengajaran yang diberikan sekolah terhadap pesera didiknya sebagian besar ialah hanya berorientasi kepada kecerdasan intelektual semata (intelegensia) sedangkan pembangunan nilai-nilai karakter pada diri pada peserta didik sangat kurang sekali.
Male Turkey Performance (Meleagris gallopavo) Ages 24 – 29 Weeks Given Rations Contain Turmeric Flour (Curcuma domestica Val.) Idhar, Idhar; Hatta, Ummiani
AgriSains Vol 21, No 2 (2020)
Publisher : FAPETKAN UNTAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (17.935 KB)

Abstract

This study aims to test the best substitution level of turmeric flour in rations on the growth performance of male turkeys aged 24-29 weeks in the experimental cage of the Faculty of Animal Husbandry and Fisheries, University of Tadulako which is located in Sibalaya Village, Tanambulava District, Sigi Regency for 5 weeks. This study was designed using a completely randomized design (CRD), namely R0 = without + turmeric flour in the ration (control), R1 = 99.5% control ration + 0.5% turmeric flour, R2 = 99.5% control ration + 1 % turmeric flour, R3 = 99.5% control ration + 1.5% turmeric flour. The research variables were ration consumption, body weight gain, and ration conversion. The results showed that using turmeric flour as a feed additive had no significant effect on ration consumption, body weight gain, and ration conversion for male turkeys aged 24-29 weeks.
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Daring Berbasis Pada Matakuliah PAI Berbasis Budaya “Rawi Mori Ro Made” Untuk Mengembangkan Kreativitas Berpikir Mahasiswa Idhar, Idhar; Putra, Angga
JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan Vol. 4 No. 6 (2021): JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan)
Publisher : STKIP Yapis Dompu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (461.037 KB) | DOI: 10.54371/jiip.v4i6.288

Abstract

Penelitian ini bertujuan menghasilkan perangkat pembelajaran PAI berbasis Contxtual Teaching And Learning rawi mori ro made untuk melatih kemampuan berpikir kreatif mahasiswa prodi PGSD. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (R&D) yang mengacu pada model (Four-D) Thiangarajan. Subjek uji coba awal yaitu mahasiswa Prodi PGSD STKIP Yapis Dompu yang terdiri dari 4 mahasiswa. Subjek uji coba dua terdiri atas 12 mahasiswa yang belum terlibat dalam uji coba awal, dan subjek uji lapangan operasional terdiri atas 35 mahasiswa dari Prodi PGSD. Hasil penelitian berupa perangkat pembelajaran yang meliputi: RPS, Buku ajar, Worksheet dan soal tes kreatif. Berdasarkan hasil validasi oleh kedua pakar terkait dengan perangkat yang dikembangkan dapat disimpulkan bahwa perangkat tersebut masuk dalam kategori baik dengan nilai 3.13 yang artinya dapat digunakan dalam tahap uji coba perangkat.
Kajian Yuridis Batas Usia Berakhirnya Perangkat Desa Berdasarkan Pasal 53 Uu No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa Fikri, Zainul; Tauhid, Tauhid; Idhar, Idhar; Jiwantara, Firzhal Arzhi
JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan Vol. 5 No. 8 (2022): JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan)
Publisher : STKIP Yapis Dompu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (504.052 KB) | DOI: 10.54371/jiip.v5i8.781

Abstract

Perangkat Desa merupakan pembantu kepala desa dalam penyelenggaraan pemerintahan, Kepala Desa memiliki kewenangan untuk mengangkat dan memberhentikan perangkat desa sehingga perangkat desa bertanggungjawab kepada kepala desa. Salah satu syarat perangkat desa berhenti dan/atau diberhentikan apabila usia telah genap 60 (enam puluh) tahun, hal tersebut menjadi hambatan bagi kepala desa untuk mengganti perangkat desa sekaligushambatan bagi masyarakat umum yang mau bekerja dan mengabdikan dirinya untuk desanya dengan menjadi perangkat desa. Metode penelitian yang digunakan adalah tipe penelitian hukum normatif, yaitu penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan perundang-undangan (statueaproah) yaitu pendekatan perundang-undangan yang berkaitan dengan materi yang dibahas dan pendekatan konseptual (conseptual approach) yakni pendekatan dengan cara memahami konsep-konsep hukum dan/atau pendapat para ahli hukum untuk memberikan gambaran dan informasi tentang pemerintah desa dan kewenangannya, dan pemahaman tentang perangkat desa.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implikasi yuridis ketentuan batas usia berakhirnya perangkat berdasarkan UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa. Hasil penelitian diharapkan dapat berguna untuk memberikan  masukan dan sumbangsih pemikiran bagi lahirnya kebijakan tentang Desa yang lebih memberikan akses kepada masyarakat.
Pengembangan Perangkat Pembelajaran PAI Berbasis Budaya "Landa ro Kabunga Piti" Menggunakan PjBL untuk Mengembangkan Kreativitas Mahasiswa Idhar, Idhar; Yasin, Ilyas
JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan Vol. 5 No. 10 (2022): JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan)
Publisher : STKIP Yapis Dompu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (473.814 KB) | DOI: 10.54371/jiip.v5i10.992

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan dan menghasilkan perangkat pembelajaran PAI menggunakan Projec Based Learning berbasis budaya “Landa ro Kabunga Piti” untuk mengembangkan kreativitas mahasiswa yang berkualitas baik. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (R&D) yang mengacu pada model (Four-D) Thiangarajan. Subjek uji coba awal yaitu mahasiswa Prodi PTI STKIP Yapis Dompu yang terdiri dari 4 mahasiswa. Subjek uji coba dua terdiri atas 12 mahasiswa yang belum terlibat dalam uji coba awal, dan subjek uji lapangan operasional terdiri atas 22 orang mahasiswa dari Prodi PTI. Hasil penelitian berupa perangkat pembelajaran yang meliputi: RPS, Buku ajar, Worksheet dan soal tes kreativ. Berdasarkan hasil validasi oleh kedua pakar terkait dengan perangkat yang dikembangkan dapat disimpulkan bahwa perangkat tersebut masuk dalam kategori baik dengan nilai 3.13 yang artinya dapat digunakan dalam tahap uji coba perangkat, data angket respon berada pada porsentase 86,4 % atau berada pada kategori POSITIF serta data hasil tes kemampuan berpikir kreatif mahasiswa  porsentase 90,9 % atau sebanyak 20 mahasiswa yang tuntas dan 9,1% atau 2 mahasiswa yang tidak tuntas, berdasarkan hal tersebut maka perangkat yang dikembangkan sudah berkualitas baik dan layak digunakan.