Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

SITOTOKSISITAS EKSTRAK ETANOL 70% KULIT JENGKOL (ARCHIDENDRON JIRINGA (JACK). I.C. NIELSEN) TERHADAP PENGHAMBATAN SEL KANKER PAYUDARA MCF-7 DAN KANKER SERVIKS HELA Noviardi, Harry; Ratu, Antonius Padua; Tri R, Diah Ajeng
Jurnal Ilmiah Manuntung Vol 5 No 1 (2019): Jurnal Ilmiah Manuntung
Publisher : jurnal ilmiah manuntung akademi farmasi samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (102.555 KB)

Abstract

Jengkol (Archidendron jiringa (Jack).I.C. Nielsen) skin for this belongs to the organic wastes that do not provide economic value. Compounds of natural ingredients on the Jengkol Skin among others, alkaloids, flavonoids, tannins, saponins, and triterpenoids. Some of the molecular structures of the compound are thought to potentially in inhibiting the growth of cancer cells. This research aimed to determine the cytotoxicity effect of 70% ethanol extract of Jengkol Skin as anticancer. Jengkol Skin was macerated in ethanol 70% then extract was concentrated with a rotary vacuum evaporator and water bath. Cytotoxicity test was carried out using cells MCF-7 (breast cancer) and HeLa cells (cervical cancer) based upon the method of MTT assay. The parameter was the value measured inhibition concentration (IC50). Extracts of the Jengkol Skin showed activity against cytotoxicity MCF-7 cells with IC50 values of 51.76 ?g/mL and for the IC50 value of HeLa cells 39.618 ?g/mL. IC50 values of the cell were less than 100 ?g/mL, indicated categories of potential cytotoxicity. The Jengkol Skin extract could be used as anticancer agents.
Inhibition of α-glucosidase Activity Seed Extract from Mahogany (Swietenia macrophylla King.) Waras Nurcholis; Rini Muthoharoh; Antonius Padua Ratu
Current Biochemistry Vol. 6 No. 1 (2019)
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/cb.6.1.7

Abstract

Diabetes mellitus is a chronic disorder that affects the metabolism of blood glucose inside the body. One of the alternative treatments is by using traditional medicinal plants, which have hypoglycemia effects. A mahogany seed is one of the traditional medicinal plants that has been proven to treat diabetes and has been used for generations. In the aqueous extract, ethanol 96 %, ethyl acetate, and hexane from mahogany seeds (Swietenia macrophylla King.) the inhibition of α-glucosidase activity are checked by measuring p-nitrophenol from p-nitrophenyl-α-D-glucopyranose (pNPG) on 400 nm. The percentage value of the inhibition for α-glucosidase ranged from 6,36-56,77 %, with 96 % ethanol extract that has the highest value and the hexane extract with the lowest value. Phytochemical screening revealed the presence of alkaloids, flavonoids, saponins, and triterpenoids, which could be responsible for the bioactivities shown by the 96 % ethanol extract and aqueous extract of S. macrophylla. Keywords : α-glucosidase activity, diabetes mellitus, mahogany seeds (Swietenia macrophylla King.), phytochemical screening.
FORMULA DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI OBAT KUMUR EKSTRAK BATANG SERAI WANGI (Cymbopogon nardus L.) Terhadap Bakteri Streptococcus mutans M. Kenli Kendi Tampoliu; Antonius Padua Ratu; Rina Rustiyaningsih
JPP JURNAL KESEHATAN POLTEKKES PALEMBANG Vol 16 No 1 (2021): JPP (Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang)
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/jpp.v16i1.700

Abstract

Latar Belakang: Karies merupakan suatu penyakit yang ada di area mulut pada bagian gigi yang diakibatkan oleh bakteri Streptococcus mutans. Salah satu tanaman simplisia yang dapat mencegah perkembangbiakan bakteri tersebut adalah batang serai wangi (Cymbopogon nardus L.) karena mengandung flavonoid yang dapat mencegah perkembangbiakan bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan formula sediaan obat kumur ekstrak batang serai wangi yang dapat mencegah perkembang biakan bakteri Streptococcus mutans. Metode: Pengujian stabilitas sediaan obat kumur dengan konsenstrasi 30%, 33% dan 36% dilakukan pada suhu ruang, suhu rendah, suhu tinggi dilakukan selama 28 hari dan metode cycling test selama 12 siklus, pengujian ini meliputi uji antibakteri dengan menggunakan metode difusi cakram, organoleptik, pH dan viskositas. Hasil: Hasil pengujian uji bakteri diawal stabilitas didapatkan zona hambat sebesar 12,70 mm; 14,10 mm; 14,20 mm, diakhir stabilitas didapatkan zona hambat sebesar suhu ruang (8,60 mm; 8,80 mm; 8,73 mm), suhu rendah (7,70 mm; 7,90 mm; 8,32 mm), suhu tinggi (7,87 mm; 7,90 mm; 7,36 mm) dan cycling test (6,97 mm; 8,07 mm; 8,57 mm). Hasil pengujian stabilitas pH memenuhi persyaratan mutu yaitu 5,00 sampai 5,55 (syarat pH 5-7). Hasil stabilitas uji viskositas didapatkan nilai yaitu 1,04-3,21 Cps. Kesimpulan: Sediaan obat kumur yang memiliki aktivitas antibakteri yang paling besar adalah konsentrasi 36% dengan zona hambatnya yaitu 14.20 mm dikategorikan kuat. Kata kunci : Antibakteri, obat kumur, batang serai wangi, Streptococcus mutans
UJI TOKSISITAS DAUN BELUNTAS (Pluchea indica Less), DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L.) DAN KULIT DAGING BUAH JENGKOL (Archidendron pauciflorum) DENGAN METODE BRINE SHRIMP LETHALITY TEST (BSLT) Antonius Padua Ratu; Paskalis Pertomo Lidun Nunang; Patricia Jenny Suryaganda
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 8th University Research Colloquium 2018: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.882 KB)

Abstract

Metode BSLT merupakan salah satu cara yang cepat dan murah untuk skrining toksisitas dari ekstrak tanaman dengan menggunakan hewan laut yaitu larva udang Artemia salina Leach. Metode ini merupakan metode awal dan salah satu cara yang cepat serta murah untuk penapisan senyawa antikanker. Hasil penelitian sebelumnya dengan metode BSLT dari ekstrak etanol daun beluntas, kulit daging buah jengkol dan daun kemangi menunjukkan LC50 masing-masing sebesar 80,33 ppm, 39,81 ppm dan 46,42 ppm. Berdasarkan alasan tersebut, maka perlu dilakukan pengujian ekstrak dengan pelarut n-heksana. Penelitian ini dilakukan untuk skrining toksisitas daun beluntas, daun kemangi dan kulit daging buah jengkol dengan pelarut n-heksana menggunakan metode BSLT. Ekstrak n-heksana dari masing-masing tanaman juga dilakukan penapisan fitokimia. Hasil penelitian dengan metode BSLT dari ekstrak n-heksana daun beluntas, daun kemangi dan kulit daging buah jengkol menunjukkan LC50 masing-masing sebesar 57,45 ppm, 35,39 ppm, dan 34,09 ppm. Hasil penapisan fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak n-heksana daun beluntas hanya terdapat saponin, ekstrak n-heksana daun kemangi flavonoid dan kulit daging buah jengkol terdapat alkaloid dan saponin. Ekstrak n-heksana kulit daging buah jengkol menunjukan aktivitas tertinggi dan pontesial sebagai antikanker, maka perlu dilakukan isolasi dan identifikasi sehingga diperoleh senyawa aktif.
UJI AKTIVITAS OBAT HERBAL GEL EKSTRAK DAUN GAHARU (Gyrinops versteegii (Gilg.) Domke) TERHADAP LUKA DIABETES PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus) Silvi Nurafni; Antonius Padua Ratu; Tia Marliana; Ega Rahmawati
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina (JIIS): Ilmu Farmasi dan Kesehatan Vol 7 No 2 (2022): JIIS
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36387/jiis.v7i2.1002

Abstract

A study to test the activity of gel extract of gaharu (Gyrinops versteegii (Gilg.) Domke) leaf extract against diabetic wounds in male white rats (Rattus norvegicus). The research was conducted experimentally with the method of pre-test and post-test with group design. Gaharu leaf extract gel was formulated with concentrations of 4%, 6% and 8% and then tested for its activity on non-diabetic male white rats and diabetic male rats with alloxan induction. The negative control was given gel base and the positive control was given bioplacenton gel. The gel was administered once a day and the wound length was measured every day for 14 days. The results showed that all gel formulas of gaharu leaf extract had wound healing activity in non-diabetic rats and diabetic rats, the higher the concentration of the extract, the faster the wound healing and the greater the percentage reduction in wound length. The group of non-diabetic rats treated with gaharu extract gel with a concentration of 8% showed a wound length of 0,00 ± 0,00 mm (wound healed) on day 6 with an average percentage reduction in wound length of 100,00 ± 0,00 %. The results of statistical testing with Kruskal Wallis obtained p-value > 0.05 (p-value = 0.315) so it can be concluded that there was no significant difference between the treatment groups.
UJI AKTIVITAS OBAT HERBAL GEL EKSTRAK DAUN GAHARU (Gyrinops versteegii (Gilg.) Domke) TERHADAP LUKA DIABETES PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus) Silvi Nurafni; Antonius Padua Ratu; Tia Marliana; Ega Rahmawati
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina (JIIS): Ilmu Farmasi dan Kesehatan Vol 7 No 2 (2022): JIIS
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36387/jiis.v7i2.1002

Abstract

A study to test the activity of gel extract of gaharu (Gyrinops versteegii (Gilg.) Domke) leaf extract against diabetic wounds in male white rats (Rattus norvegicus). The research was conducted experimentally with the method of pre-test and post-test with group design. Gaharu leaf extract gel was formulated with concentrations of 4%, 6% and 8% and then tested for its activity on non-diabetic male white rats and diabetic male rats with alloxan induction. The negative control was given gel base and the positive control was given bioplacenton gel. The gel was administered once a day and the wound length was measured every day for 14 days. The results showed that all gel formulas of gaharu leaf extract had wound healing activity in non-diabetic rats and diabetic rats, the higher the concentration of the extract, the faster the wound healing and the greater the percentage reduction in wound length. The group of non-diabetic rats treated with gaharu extract gel with a concentration of 8% showed a wound length of 0,00 ± 0,00 mm (wound healed) on day 6 with an average percentage reduction in wound length of 100,00 ± 0,00 %. The results of statistical testing with Kruskal Wallis obtained p-value > 0.05 (p-value = 0.315) so it can be concluded that there was no significant difference between the treatment groups.
UJI TOKSISITAS DAUN BELUNTAS (Pluchea indica Less), DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L.) DAN KULIT DAGING BUAH JENGKOL (Archidendron pauciflorum) DENGAN METODE BRINE SHRIMP LETHALITY TEST (BSLT) Antonius Padua Ratu; Paskalis Pertomo Lidun Nunang; Patricia Jenny Suryaganda
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 8th University Research Colloquium 2018: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Metode BSLT merupakan salah satu cara yang cepat dan murah untuk skrining toksisitas dari ekstrak tanaman dengan menggunakan hewan laut yaitu larva udang Artemia salina Leach. Metode ini merupakan metode awal dan salah satu cara yang cepat serta murah untuk penapisan senyawa antikanker. Hasil penelitian sebelumnya dengan metode BSLT dari ekstrak etanol daun beluntas, kulit daging buah jengkol dan daun kemangi menunjukkan LC50 masing-masing sebesar 80,33 ppm, 39,81 ppm dan 46,42 ppm. Berdasarkan alasan tersebut, maka perlu dilakukan pengujian ekstrak dengan pelarut n-heksana. Penelitian ini dilakukan untuk skrining toksisitas daun beluntas, daun kemangi dan kulit daging buah jengkol dengan pelarut n-heksana menggunakan metode BSLT. Ekstrak n-heksana dari masing-masing tanaman juga dilakukan penapisan fitokimia. Hasil penelitian dengan metode BSLT dari ekstrak n-heksana daun beluntas, daun kemangi dan kulit daging buah jengkol menunjukkan LC50 masing-masing sebesar 57,45 ppm, 35,39 ppm, dan 34,09 ppm. Hasil penapisan fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak n-heksana daun beluntas hanya terdapat saponin, ekstrak n-heksana daun kemangi flavonoid dan kulit daging buah jengkol terdapat alkaloid dan saponin. Ekstrak n-heksana kulit daging buah jengkol menunjukan aktivitas tertinggi dan pontesial sebagai antikanker, maka perlu dilakukan isolasi dan identifikasi sehingga diperoleh senyawa aktif.
FORMULA DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI OBAT KUMUR EKSTRAK BATANG SERAI WANGI (Cymbopogon nardus L.) Terhadap Bakteri Streptococcus mutans Tampoliu, M. Kenli Kendi; Ratu, Antonius Padua; Rustiyaningsih, Rina
JPP JURNAL KESEHATAN POLTEKKES PALEMBANG Vol 16 No 1 (2021): JPP (Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang)
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/jpp.v16i1.700

Abstract

Latar Belakang: Karies merupakan suatu penyakit yang ada di area mulut pada bagian gigi yang diakibatkan oleh bakteri Streptococcus mutans. Salah satu tanaman simplisia yang dapat mencegah perkembangbiakan bakteri tersebut adalah batang serai wangi (Cymbopogon nardus L.) karena mengandung flavonoid yang dapat mencegah perkembangbiakan bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan formula sediaan obat kumur ekstrak batang serai wangi yang dapat mencegah perkembang biakan bakteri Streptococcus mutans. Metode: Pengujian stabilitas sediaan obat kumur dengan konsenstrasi 30%, 33% dan 36% dilakukan pada suhu ruang, suhu rendah, suhu tinggi dilakukan selama 28 hari dan metode cycling test selama 12 siklus, pengujian ini meliputi uji antibakteri dengan menggunakan metode difusi cakram, organoleptik, pH dan viskositas. Hasil: Hasil pengujian uji bakteri diawal stabilitas didapatkan zona hambat sebesar 12,70 mm; 14,10 mm; 14,20 mm, diakhir stabilitas didapatkan zona hambat sebesar suhu ruang (8,60 mm; 8,80 mm; 8,73 mm), suhu rendah (7,70 mm; 7,90 mm; 8,32 mm), suhu tinggi (7,87 mm; 7,90 mm; 7,36 mm) dan cycling test (6,97 mm; 8,07 mm; 8,57 mm). Hasil pengujian stabilitas pH memenuhi persyaratan mutu yaitu 5,00 sampai 5,55 (syarat pH 5-7). Hasil stabilitas uji viskositas didapatkan nilai yaitu 1,04-3,21 Cps. Kesimpulan: Sediaan obat kumur yang memiliki aktivitas antibakteri yang paling besar adalah konsentrasi 36% dengan zona hambatnya yaitu 14.20 mm dikategorikan kuat. Kata kunci : Antibakteri, obat kumur, batang serai wangi, Streptococcus mutans