Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Prosiding University Research Colloquium

UJI TOKSISITAS DAUN BELUNTAS (Pluchea indica Less), DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L.) DAN KULIT DAGING BUAH JENGKOL (Archidendron pauciflorum) DENGAN METODE BRINE SHRIMP LETHALITY TEST (BSLT) Antonius Padua Ratu; Paskalis Pertomo Lidun Nunang; Patricia Jenny Suryaganda
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 8th University Research Colloquium 2018: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.882 KB)

Abstract

Metode BSLT merupakan salah satu cara yang cepat dan murah untuk skrining toksisitas dari ekstrak tanaman dengan menggunakan hewan laut yaitu larva udang Artemia salina Leach. Metode ini merupakan metode awal dan salah satu cara yang cepat serta murah untuk penapisan senyawa antikanker. Hasil penelitian sebelumnya dengan metode BSLT dari ekstrak etanol daun beluntas, kulit daging buah jengkol dan daun kemangi menunjukkan LC50 masing-masing sebesar 80,33 ppm, 39,81 ppm dan 46,42 ppm. Berdasarkan alasan tersebut, maka perlu dilakukan pengujian ekstrak dengan pelarut n-heksana. Penelitian ini dilakukan untuk skrining toksisitas daun beluntas, daun kemangi dan kulit daging buah jengkol dengan pelarut n-heksana menggunakan metode BSLT. Ekstrak n-heksana dari masing-masing tanaman juga dilakukan penapisan fitokimia. Hasil penelitian dengan metode BSLT dari ekstrak n-heksana daun beluntas, daun kemangi dan kulit daging buah jengkol menunjukkan LC50 masing-masing sebesar 57,45 ppm, 35,39 ppm, dan 34,09 ppm. Hasil penapisan fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak n-heksana daun beluntas hanya terdapat saponin, ekstrak n-heksana daun kemangi flavonoid dan kulit daging buah jengkol terdapat alkaloid dan saponin. Ekstrak n-heksana kulit daging buah jengkol menunjukan aktivitas tertinggi dan pontesial sebagai antikanker, maka perlu dilakukan isolasi dan identifikasi sehingga diperoleh senyawa aktif.
UJI TOKSISITAS DAUN BELUNTAS (Pluchea indica Less), DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L.) DAN KULIT DAGING BUAH JENGKOL (Archidendron pauciflorum) DENGAN METODE BRINE SHRIMP LETHALITY TEST (BSLT) Antonius Padua Ratu; Paskalis Pertomo Lidun Nunang; Patricia Jenny Suryaganda
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 8th University Research Colloquium 2018: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Metode BSLT merupakan salah satu cara yang cepat dan murah untuk skrining toksisitas dari ekstrak tanaman dengan menggunakan hewan laut yaitu larva udang Artemia salina Leach. Metode ini merupakan metode awal dan salah satu cara yang cepat serta murah untuk penapisan senyawa antikanker. Hasil penelitian sebelumnya dengan metode BSLT dari ekstrak etanol daun beluntas, kulit daging buah jengkol dan daun kemangi menunjukkan LC50 masing-masing sebesar 80,33 ppm, 39,81 ppm dan 46,42 ppm. Berdasarkan alasan tersebut, maka perlu dilakukan pengujian ekstrak dengan pelarut n-heksana. Penelitian ini dilakukan untuk skrining toksisitas daun beluntas, daun kemangi dan kulit daging buah jengkol dengan pelarut n-heksana menggunakan metode BSLT. Ekstrak n-heksana dari masing-masing tanaman juga dilakukan penapisan fitokimia. Hasil penelitian dengan metode BSLT dari ekstrak n-heksana daun beluntas, daun kemangi dan kulit daging buah jengkol menunjukkan LC50 masing-masing sebesar 57,45 ppm, 35,39 ppm, dan 34,09 ppm. Hasil penapisan fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak n-heksana daun beluntas hanya terdapat saponin, ekstrak n-heksana daun kemangi flavonoid dan kulit daging buah jengkol terdapat alkaloid dan saponin. Ekstrak n-heksana kulit daging buah jengkol menunjukan aktivitas tertinggi dan pontesial sebagai antikanker, maka perlu dilakukan isolasi dan identifikasi sehingga diperoleh senyawa aktif.