Amrullah, Eka Rastiyanto
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Banten, Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Dampak Penggunaan Combine Harvester terhadap Kehilangan Hasil Panen Padi di Provinsi Banten Amrullah, Eka Rastiyanto; Pullaila, Ani
Jurnal Agro Ekonomi Vol 37, No 2 (2019): Jurnal Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (745.558 KB) | DOI: 10.21082/jae.v37n2.2019.113-122

Abstract

EnglishCombined Harvester (CH) aid is part of the Indonesian government policy instrument for accelerating rice production and increasing farmers’ income. In addition to reducing harvesting cost and time, CH may also reduce harvest loss. This study intends to quantify rice yield loss reduction if CH is used for harvesting. The study was conducted in Banten Province in 2014 using primary data collected from 119 CH user farmers and 116 non-user farmers selected purposively. Preliminary analysis was conducted using regression which was estimated with the Ordinary Least Square (OLS) method. Since OLS estimated regression is prone to sample selection bias, subsequent analysis is conducted using the Propensity Score Matching (PSM) estimator with a logistic regression. The PSM analysis support the regression analysis that CH reduces harvest loss. Based on the Stratification Matching, it was found that the CH reduces harvest loss by up to 200.39 kg per hectare or around 3.52% of total yield. It is recommended that the Government facilitates provision of technical assistance and training for CH operator farmers or farmers’ groups particularly the first users aid recipients. The harvest reduction advantage is an additional reason for supporting feasibility of CH scaling out policy in Indonesia.IndonesianBantuan combined harvester (CH) padi adalah salah satu instrumen kebijakan pemerintah Indonesia untuk mendorong peningkatan produksi dan pendapatan petani padi. Walau manfaat utamanya adalah untuk menghemat ongkos dan mempercepat panen, CH juga dapat mengurangi kehilangan panen. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung kuantitas pengurangan kehilangan hasil usaha tani padi jika panen dilakukan dengan CH. Penelitian dilakukan menggunakan data primer dari 119 petani pengguna dan 116 petani nonpengguna CH yang dipilih sengaja di Provinsi Banten pada tahun 2014. Analisis awal dilakukan dengan regresi yang diduga dengan kwadrat terkecil biasa (OLS). Untuk mengatasi potensi bias sampel pada analisis regresi OLS, selanjutnya digunakan penduga Propensity Score Matching (PSM) dengan mempergunakan regresi logistik. Hasil analisis PSM memverifikasi efek positif penggunaan CH terhadap kehilangan hasil berdasarkan analisis regresi OLS. Berdasarkan Stratification Matching didapatkan bahwa penggunan CH dapat menekan kehilangan hasil sebesar 200,39 kg per hektare atau sekitar 3,52% dari total hasil. Disarankan agar pemerintah memfasilitasi pendampingan dan pelatihan teknis kepada petani atau kelompok tani operator, utamanya pengguna pertama penerima bantuan. Manfaat mengurangi kehilangan panen memperkuat kelayakan kebijakan perluasan penggunaan CH di Indonesia.
Dampak Program Raskin terhadap Konsumsi Gizi Rumah Tangga di Pulau Jawa Amrullah, Eka Rastiyanto; Kardiyono, nFN; Hidayah, Ismatul; Rusyiana, Aris
Analisis Kebijakan Pertanian Vol 18, No 1 (2020): Analisis Kebijakan Pertanian
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/akp.v18n1.2020.75-88

Abstract

Distribution of subsidized rice for a low-income household has been one of the government policies to improve food insecurity and eradicate poverty.  From 1998 to 2015, this policy was implemented to distribute subsidized rice for the poor (Raskin) program. Impact evaluation of this program on household nutrition consumption is very important because the level of nutrition consumption is one of the instruments for welfare assessment in Indonesia. One of the problems in this program implementation was the inaccuracy of the target recipient, that was some small part of the poor and near-poor did not receive subsidized rice, and vice versa. Based on these findings, this study aimed to analyze Raskin's impact on household nutrition consumption for both target recipients and nonrecipient. In this study, the data used was Susenas 2015 from Statistics Indonesia, with the scope of analysis covering Java Island. Data were analyzed using the treatment effect method, with the Propensity Score Matching (PSM) and Endogenous Switching Regression approaches (ESR). Statistically and significantly, estimation results using PSM and ESR stated that the distribution of Raskin increased energy and protein consumption in each household recipient group, meaning that this program could reduce malnutrition and food insecurity of the poor. To increase the benefit of this subsidized food distribution, it is suggested that the target recipient's data should be improved, and the inaccuracy of household recipients should be minimized. AbstrakPenyaluran subsidi beras untuk rumah tangga berpendapatan rendah menjadi salah satu kebijakan pemerintah dalam mengatasi kerawanan pangan dan pengentasan kemiskinan. Pada priode 1998 sampai 2015 kebijakan ini dilaksanakan melalui program penyaluran beras subsidi untuk rumah tangga miskin (Raskin). Evaluasi dampak Raskin terhadap tingkat konsumsi gizi rumah tangga sangat penting, karena kecukupan tingkat konsumsi gizi menjadi salah satu instrumen penilaian kesejahteraan di Indonesia. Salah satu permasalahan yang dihadapi dalam implementasi program ini adalah adanya ketidaktepatan penerima sasaran program, yaitu ada sebagian kecil rumah tangga miskin dan rentan miskin yang tidak menerima Raskin, dan sebaliknya.  Dengan latar belakang hasil penelitian tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak Raskin terhadap konsumsi gizi rumah tangga penerima dan bukan penerima. Data yang digunakan adalah data Susenas 2015 dari Badan Pusat Statistik, dengan cakupan analisis meliputi Pulau Jawa.  Data dianalisis dengan menggunakan metode efek perlakuan (treatment effect), dengan pendekatan Propensity Score Matching (PSM) dan Endogenous Switching Regression (ESR). Secara statistik dan signifikan, hasil estimasi menggunakan PSM dan ESR menyatakan penyaluran Raskin dapat meningkatkan konsumsi energi dan protein pada setiap kelompok rumah tangga penerima Raskin, berarti program ini dapat mengurangi malnutrisi dan kerawanan pangan rumah tangga miskin. Untuk meningkatkan manfaat dari program penyaluran subsidi pangan, disarankan dilakukan perbaikan data rumah tangga penerima dan kesalahan target rumah tangga penerima ditekan sekecil mungkin.
Dampak Penggunaan Combine Harvester terhadap Kehilangan Hasil Panen Padi di Provinsi Banten Eka Rastiyanto Amrullah; Ani Pullaila
Jurnal Agro Ekonomi Vol 37, No 2 (2019): Jurnal Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jae.v37n2.2019.113-122

Abstract

EnglishCombined Harvester (CH) aid is part of the Indonesian government policy instrument for accelerating rice production and increasing farmers’ income. In addition to reducing harvesting cost and time, CH may also reduce harvest loss. This study intends to quantify rice yield loss reduction if CH is used for harvesting. The study was conducted in Banten Province in 2014 using primary data collected from 119 CH user farmers and 116 non-user farmers selected purposively. Preliminary analysis was conducted using regression which was estimated with the Ordinary Least Square (OLS) method. Since OLS estimated regression is prone to sample selection bias, subsequent analysis is conducted using the Propensity Score Matching (PSM) estimator with a logistic regression. The PSM analysis support the regression analysis that CH reduces harvest loss. Based on the Stratification Matching, it was found that the CH reduces harvest loss by up to 200.39 kg per hectare or around 3.52% of total yield. It is recommended that the Government facilitates provision of technical assistance and training for CH operator farmers or farmers’ groups particularly the first users aid recipients. The harvest reduction advantage is an additional reason for supporting feasibility of CH scaling out policy in Indonesia.IndonesianBantuan combined harvester (CH) padi adalah salah satu instrumen kebijakan pemerintah Indonesia untuk mendorong peningkatan produksi dan pendapatan petani padi. Walau manfaat utamanya adalah untuk menghemat ongkos dan mempercepat panen, CH juga dapat mengurangi kehilangan panen. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung kuantitas pengurangan kehilangan hasil usaha tani padi jika panen dilakukan dengan CH. Penelitian dilakukan menggunakan data primer dari 119 petani pengguna dan 116 petani nonpengguna CH yang dipilih sengaja di Provinsi Banten pada tahun 2014. Analisis awal dilakukan dengan regresi yang diduga dengan kwadrat terkecil biasa (OLS). Untuk mengatasi potensi bias sampel pada analisis regresi OLS, selanjutnya digunakan penduga Propensity Score Matching (PSM) dengan mempergunakan regresi logistik. Hasil analisis PSM memverifikasi efek positif penggunaan CH terhadap kehilangan hasil berdasarkan analisis regresi OLS. Berdasarkan Stratification Matching didapatkan bahwa penggunan CH dapat menekan kehilangan hasil sebesar 200,39 kg per hektare atau sekitar 3,52% dari total hasil. Disarankan agar pemerintah memfasilitasi pendampingan dan pelatihan teknis kepada petani atau kelompok tani operator, utamanya pengguna pertama penerima bantuan. Manfaat mengurangi kehilangan panen memperkuat kelayakan kebijakan perluasan penggunaan CH di Indonesia.
Dampak Program Raskin terhadap Konsumsi Gizi Rumah Tangga di Pulau Jawa Eka Rastiyanto Amrullah; nFN Kardiyono; Ismatul Hidayah; Aris Rusyiana
Analisis Kebijakan Pertanian Vol 18, No 1 (2020): Analisis Kebijakan Pertanian
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/akp.v18n1.2020.75-88

Abstract

Distribution of subsidized rice for a low-income household has been one of the government policies to improve food insecurity and eradicate poverty.  From 1998 to 2015, this policy was implemented to distribute subsidized rice for the poor (Raskin) program. Impact evaluation of this program on household nutrition consumption is very important because the level of nutrition consumption is one of the instruments for welfare assessment in Indonesia. One of the problems in this program implementation was the inaccuracy of the target recipient, that was some small part of the poor and near-poor did not receive subsidized rice, and vice versa. Based on these findings, this study aimed to analyze Raskin's impact on household nutrition consumption for both target recipients and nonrecipient. In this study, the data used was Susenas 2015 from Statistics Indonesia, with the scope of analysis covering Java Island. Data were analyzed using the treatment effect method, with the Propensity Score Matching (PSM) and Endogenous Switching Regression approaches (ESR). Statistically and significantly, estimation results using PSM and ESR stated that the distribution of Raskin increased energy and protein consumption in each household recipient group, meaning that this program could reduce malnutrition and food insecurity of the poor. To increase the benefit of this subsidized food distribution, it is suggested that the target recipient's data should be improved, and the inaccuracy of household recipients should be minimized. AbstrakPenyaluran subsidi beras untuk rumah tangga berpendapatan rendah menjadi salah satu kebijakan pemerintah dalam mengatasi kerawanan pangan dan pengentasan kemiskinan. Pada priode 1998 sampai 2015 kebijakan ini dilaksanakan melalui program penyaluran beras subsidi untuk rumah tangga miskin (Raskin). Evaluasi dampak Raskin terhadap tingkat konsumsi gizi rumah tangga sangat penting, karena kecukupan tingkat konsumsi gizi menjadi salah satu instrumen penilaian kesejahteraan di Indonesia. Salah satu permasalahan yang dihadapi dalam implementasi program ini adalah adanya ketidaktepatan penerima sasaran program, yaitu ada sebagian kecil rumah tangga miskin dan rentan miskin yang tidak menerima Raskin, dan sebaliknya.  Dengan latar belakang hasil penelitian tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak Raskin terhadap konsumsi gizi rumah tangga penerima dan bukan penerima. Data yang digunakan adalah data Susenas 2015 dari Badan Pusat Statistik, dengan cakupan analisis meliputi Pulau Jawa.  Data dianalisis dengan menggunakan metode efek perlakuan (treatment effect), dengan pendekatan Propensity Score Matching (PSM) dan Endogenous Switching Regression (ESR). Secara statistik dan signifikan, hasil estimasi menggunakan PSM dan ESR menyatakan penyaluran Raskin dapat meningkatkan konsumsi energi dan protein pada setiap kelompok rumah tangga penerima Raskin, berarti program ini dapat mengurangi malnutrisi dan kerawanan pangan rumah tangga miskin. Untuk meningkatkan manfaat dari program penyaluran subsidi pangan, disarankan dilakukan perbaikan data rumah tangga penerima dan kesalahan target rumah tangga penerima ditekan sekecil mungkin.
Dampak Bantuan Langsung Tunai terhadap Ketahanan Pangan Rumah Tangga di Indonesia Eka Rastiyanto Amrullah; Ani Pullaila; Ismatul Hidayah; Aris Rusyiana
Jurnal Agro Ekonomi Vol 38, No 2 (2020): Jurnal Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jae.v38n2.2020.91-104

Abstract

EnglishDirect cash transfer is widely used to strengthen food security and reduce household vulnerability to poverty. In Indonesia, direct cash transfer (BLT) has lasted several decades. However, there are still problems in its implementation. This study aims to analyze the effect of BLT on the food security of household-recipients. The data source used was Susenas March 2015, with a total sample of 285,908 households, comprising 55,238 BLT recipients and 230,670 non-recipients. PSM and IPWRA estimators were used to estimate the ATET indicator of food security. The analysis results showed that BLT positively impacted recipient households in terms of calorie and protein intake per capita/day. BLT also has a positive effect on per capita food expenditure and the share of food expenditure. Besides, BLT impacts a change in the percentage of food expenditure; there is a shift in food consumption from the root crops, animal food, fruit, and vegetables to grains, processed food and beverages, and cigarettes. There has been a change in food consumption patterns in recipient households to become more consumptive. However, providing BLT alone is not enough. It should be combined with other social safety net programs to increase the food security of poor households. IndonesianBantuan langsung semakin banyak digunakan untuk memperkuat ketahanan pangan dan mengurangi kerentanan kemiskinan. Di Indonesia, Bantuan Langsung Tunai (BLT) telah berlangsung beberapa dekade. Akan tetapi, dalam pelaksanaannya terdapat beberapa permasalahan, di antaranya ketidaktepatan sasaran. Penelitian ini bertujuan menganalisis dampak program BLT terhadap ketahanan pangan penerima. Sumber data adalah Susenas Maret 2015, dengan sampel 285.908 rumah tangga, terdiri dari 55.238 penerima BLT dan 230.670 bukan penerima. Metode PSM dan IPWRA digunakan untuk menduga ATET indikator ketahanan pangan. Hasil analisis menunjukkan bahwa pemberian BLT memberikan dampak positif bagi rumah tangga penerima dalam aspek asupan kalori dan protein per kapita/hari. BLT juga berdampak positif terhadap pengeluaran pangan per kapita dan pangsa pengeluaran pangan. Selain itu, BLT berdampak pada perubahan pangsa pengeluaran pangan yang ditunjukkan oleh terjadinya pergeseran konsumsi pangan dari kelompok pangan umbi-umbian, pangan hewani, buah dan sayur menuju kelompok padi-padian, makanan dan minuman jadi, serta rokok. Terjadi perubahan pola konsumsi pangan pada rumah tangga penerima menjadi lebih konsumtif. Secara keseluruhan, BLT mampu memberikan dampak positif terhadap beberapa indikator ketahanan pangan. Pemberian BLT saja tidak cukup untuk memberikan makanan yang cukup dan bergizi bagi rumah tangga penerima. Perlu ada kombinasi antara bantuan langsung tunai dengan program jaring pengaman sosial lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan rumah tangga miskin.
Dampak Bantuan Langsung Tunai terhadap Ketahanan Pangan Rumah Tangga di Indonesia Eka Rastiyanto Amrullah; Ani Pullaila; Ismatul Hidayah; Aris Rusyiana
Jurnal Agro Ekonomi Vol 38, No 2 (2020): Jurnal Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jae.v38n2.2020.91-104

Abstract

EnglishDirect cash transfer is widely used to strengthen food security and reduce household vulnerability to poverty. In Indonesia, direct cash transfer (BLT) has lasted several decades. However, there are still problems in its implementation. This study aims to analyze the effect of BLT on the food security of household-recipients. The data source used was Susenas March 2015, with a total sample of 285,908 households, comprising 55,238 BLT recipients and 230,670 non-recipients. PSM and IPWRA estimators were used to estimate the ATET indicator of food security. The analysis results showed that BLT positively impacted recipient households in terms of calorie and protein intake per capita/day. BLT also has a positive effect on per capita food expenditure and the share of food expenditure. Besides, BLT impacts a change in the percentage of food expenditure; there is a shift in food consumption from the root crops, animal food, fruit, and vegetables to grains, processed food and beverages, and cigarettes. There has been a change in food consumption patterns in recipient households to become more consumptive. However, providing BLT alone is not enough. It should be combined with other social safety net programs to increase the food security of poor households. IndonesianBantuan langsung semakin banyak digunakan untuk memperkuat ketahanan pangan dan mengurangi kerentanan kemiskinan. Di Indonesia, Bantuan Langsung Tunai (BLT) telah berlangsung beberapa dekade. Akan tetapi, dalam pelaksanaannya terdapat beberapa permasalahan, di antaranya ketidaktepatan sasaran. Penelitian ini bertujuan menganalisis dampak program BLT terhadap ketahanan pangan penerima. Sumber data adalah Susenas Maret 2015, dengan sampel 285.908 rumah tangga, terdiri dari 55.238 penerima BLT dan 230.670 bukan penerima. Metode PSM dan IPWRA digunakan untuk menduga ATET indikator ketahanan pangan. Hasil analisis menunjukkan bahwa pemberian BLT memberikan dampak positif bagi rumah tangga penerima dalam aspek asupan kalori dan protein per kapita/hari. BLT juga berdampak positif terhadap pengeluaran pangan per kapita dan pangsa pengeluaran pangan. Selain itu, BLT berdampak pada perubahan pangsa pengeluaran pangan yang ditunjukkan oleh terjadinya pergeseran konsumsi pangan dari kelompok pangan umbi-umbian, pangan hewani, buah dan sayur menuju kelompok padi-padian, makanan dan minuman jadi, serta rokok. Terjadi perubahan pola konsumsi pangan pada rumah tangga penerima menjadi lebih konsumtif. Secara keseluruhan, BLT mampu memberikan dampak positif terhadap beberapa indikator ketahanan pangan. Pemberian BLT saja tidak cukup untuk memberikan makanan yang cukup dan bergizi bagi rumah tangga penerima. Perlu ada kombinasi antara bantuan langsung tunai dengan program jaring pengaman sosial lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan rumah tangga miskin.
KONSUMSI TEMBAKAU DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENGELUARAN PANGAN RUMAH TANGGA: PENDEKATAN FRAKSIONAL LOGIT Eka Rastiyanto Amrullah; Hijriah Mutmainah; Silvia Yuniarti; Ismatul Hidayah; Aris Rusyiana
Jurnal Aplikasi Statistika & Komputasi Statistik Vol 14 No 2 (2022): Journal of Statistical Application and Computational Statistics
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Politeknik Statistika STIS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34123/jurnalasks.v14i2.311

Abstract

This study uses a national household consumption expenditure dataset (Susenas 2015). This paper examines the implications of tobacco spending on household food consumption in Indonesia. Overall, the results of the study found a negative and significant relationship in almost all household food expenditure groups, only the beverage expenditure group was positive and significant. Tobacco consumption is not only detrimental to smokers themselves because of its direct impact on health, but also has a negative impact on meeting the basic needs of other family members. Tobacco consumption can sacrifice other food consumption expenditures, causing reduced nutritional intake, malnutrition, and worsening household food insecurity