Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Biopsychosocial Factors Affecting Quality of Life in Post-stroke Patients: A Path Analysis Evidence from Surakarta Hospital, Central Java Zamzam, Maki; Tamtomo, Didik Gunawan; Widyaningsih, Vitri
Journal of Epidemiology and Public Health Vol 5, No 1 (2020)
Publisher : Masters Program in Public Health, Universitas Sebelas Maret, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (610.153 KB)

Abstract

Background: Basic health research shows that the prevalence of non-communicable diseases has in­creased, including cancer, stroke, chronic kidney disease, diabetes mellitus, and hypertension. The impact of these changes can cause one of them to decrease the quality of life of patients. Stroke in individuals can cause several changes including physical, social and psychological changes that will affect the quality of life. This study aimed to analyze the determinants of the quality of life of pa­tients post stroke.Subjects and Method: This study was a cross sectional study conducted at Surakarta City Hos­pital, from September to October 2019. The sample used was 200 patients post stroke. The sam­pling technique used purposive sampling. The dependent variable was the quality of life of patients post stroke. The independent variables were age, gender, employment status, patient income, fa­mi­ly income, attack status, post-stroke comorbidity, duration of illness, marital status, family sup­port, level of functional disorders, and depression status. The data were collected by questionnaire. The data were analyzed by path analysis with the Stata 13 program.Result: The quality of life of post-stroke patients increased directly in patients with married status (b=1.79; 95% CI=0.24 to 3.35; p=0.024), have a job (b=1.93; 95% CI=0.13 to 3.72; p=0.035), good fa­mily support (b=2.17; 95% CI=0.46 to 3.88; p=0.013), and mild functional disorders (b=1.68; 95% CI=0.11 to 3.25; p=0.036). Quality of life decreased directly in patients aged ≥60 years old (b=-1.99; 95% CI=-3.80 to -0.17; p=0.032), female gender (b=-1.74; 95% CI=-3.28 to -0.19; p= 0.027), stro­­kes more than 1 time (b=-1.87; 95% CI=-3.59 to -0.15; p=0.033), sick ≥6 months (b=-2.12 ; 95% CI=-3.87 to -0.36; p=0.018), have comorbidities (b=-1.96; 95% CI=-3.67 to -0.24; p= 0.025), and de­pression (b=-1.40; 95% CI=-2.97 to 0.16; p=0.078). Quality of life was indirectly affected by age, ill­ness, marital status, family support, family income, and employment status.Conclusions: The quality of life of post-stroke patients increased directly affected by marital sta­tus, employment status, family support, and functional disorders. Quality of life was directly affec­ted by age, gender, attack status, duration of illness, comorbidity and depression.Keywords: stroke, quality of life, path analysis.Correspondence:Maki Zamzam. Master Program of Public Health Sciences, Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutami 36A, Surakarta, Central Java. Email: makizz477@gmail.com. Mobile: +6281251543935.Journal of Epidemiology and Public Health (2020), 5(1): 1-14https://doi.org/10.26911/jepublichealth.2020.05.01.01
HUBUNGAN PELATIHAN DAN MOTIVASI DENGAN KEAKTIFAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TELUK TIRAM BANJARMASIN Noorhidayah Noorhidayah; Asrinawaty Asrinawaty; Maki Zam Zam
DINAMIKA KESEHATAN: JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 8, No 1 (2017): DINAMIKA KESEHATAN JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN
Publisher : Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.657 KB)

Abstract

Latar Belakang : Pelayanan kesehatan merupakan pusat penyelenggaraan upaya kesehatan bagi masyarakat yang bermutu, merata, terjangkau dengan peran masyarakat secara aktif. Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat yang dilaksanakan oleh, dari, dan, bersama masyarakat, untuk memberdayakan dan memberikan kemudahan kepada masyarakat guna memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi, dan balita.Perkembangan dan peningkatan mutu pelayanan Posyandu sangat dipengaruhi oleh peran serta masyarakat. Keberhasilan kegiatan Posyandu sangat bergantung pada partisipasi secara aktif dari kader yang bertugas di Posyandu. Fungsi kader dalam pelaksanaan kegiatan Posyandu sangat besar yaitu mulai dari tahap perintisan posyandu, penghubung dengan lembaga yang menunjang penyelenggaraan Posyandu, sebagai perencana pelaksana dan sebagai pembina serta sebagai penyuluh untuk memotivasi masyarakat yang berperan serta dalam kegiatan posyandu di wilayahnya.(Depkes Ri, 2006). Tenaga kader dalam menjalankan pelayanan kesehatan di Posyandu merupakan sumber daya yang penting dan sangat dibutuhkan.Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin tahun 2015 di dapatkan bahwa wilayah kerja Puskesmas Teluk Tiram merupakan jumlah terbanyak kader yang tidak aktif dibandingkan dengan posyandu di wilayah kerja Puskesmas lainnya di Banjarmasin. Pada bulan Mei 2016, Puskesmas Teluk Tiram mempunyai kader sebanyak 71 orang. Kader yang aktif dalam pelaksanaan kegiatan posyandu sebanyak 57 orang. sedangkan yang tidak aktif sebanyak 14 orang.Tujuan Penelitian : untuk mengetahui hubungan pelatihan dan motivasi dengan keaktifan kader dalam pelaksanaan kegiatan posyandu di Wilayah kerja Puskesmas Teluk Tiram Banjarmasin. Metode Penelitian : penelitian survei analitik dengan pendekatan cross sectional menggunakan total sampling yaitu sebanyak 70 kader.Hasil : Hasil penelitian dari 70 orang kader yang memiliki kategori terlatih dan aktif sebanyak 56 orang (81,2%) dan kader yang terlatih tetapi tidak aktif sebanyak 13 orang (18,8%) sedangkan Kader yang tidak terlatih dan tidak aktif ada 1 orang, Untuk motivasi kader, yang memiliki motivasi tinggi dan aktif sebanyak 56 orang (81,2%), yang memiliki motivasi tinggi dan tidak aktif sebanyak 13 orang (18,8%), sedangkan kader yang memiliki motivasi rendah dan tidak aktif ada 1 orang.Dari hasil analisis uji chi Square dengan tingkat kepercayaan 95% (0,05) didapatkan hasil pelatihan dengan keaktifan kader p value = 0,200 α (0,05). Hasil analisis motivasi dengan keaktifan kader didapatkan hasil p value = 0,200 α (0,05).Kesimpulan : tidak adanya hubungan yang bermakna antara Pelatihan dan Motivasi dengan Keaktifan kader. Diharapkan agar kader tetap berperan aktif dalam pelaksanaan kegiatan Posyandu, karena kader adalah tonggak utama pelaksanaan posyandu.Kata kunci: Pelatihan, Motivasi, Keaktifan kader dalam kegiatan Posyandu