Haifulloh, Rizky
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

KEHADIRAN KARTU SMART MADANI DAN KARTU IDENTITAS ANAK SEBAGAI PROGRAM PENGEMBANGAN SMART CITY DI KOTA PEKANBARU Haifulloh, Rizky; Purnomo, Eko Priyo; Salsabila, Lubna
Gorontalo Journal of Government and Political Studies Vol 3, No 1 (2020): Gorontalo Journal of Government and Political Studies
Publisher : Universitas Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (259.263 KB) | DOI: 10.32662/gjgops.v3i1.825

Abstract

This study examines how the presence of "Madani Smart Card" and "Child Identity Card" which is a program rather than the development of smart cities in the city of Pekanbaru. Smart city which then emerged as one of the hot discourses was discussed in the discourse on sustainable development, which in this case will be applied in every city in all corners of the world. The author then in this study uses qualitative research methods, where data and field findings will be presented descriptively. By measuring how the causes of the two smart cards are presented, the author tries to find an understanding of any urgency that arises or real problems faced by Pekanbaru City. So in the theoretical framework the writer uses Dye's theory in analyzing the process of program formulation or termination and policies taken by the government, in this case the Pekanbaru City government. The findings which were then obtained by the authors through this research are that after referring to the Pekanbaru City Medium Term Development Planning 2017-2022 document, finally the author can pick up or know the backrest and framework that presents the two smart card program. So that from this study the authors can get the following results: First, theoretically the presence of the two smart card program will have a good impact on the ability or literacy of technology and information usability in the city of Pekanbaru. Second, the implementation of the two smart card program would have been right on target if it referred to one of the problems facing the city of Pekanbaru. Third and finally, although the presence of this program is good in some respects, on the other hand there are holes that should be prioritized to be patched actually by the city government through its innovations, one example of how the poor or marginal in the city can be utilized through the concept of smart city (smart city) and its development there. Penelitian ini menelaah tentang bagaimana kehadiran ?Kartu Smart Madani? dan ?Kartu Identitas Anak? di mana merupakan program daripada pengembangan kota pintar (smart city) di Kota Pekanbaru. Smart city yang kemudian muncul sebagai salah satu wacana yang hangat di perbincangkan dalam diskurus mengenai pembangunan berkelanjutan, yang dalam hal ini akan di terapkan di setiap kota di seluruh penjuru dunia. Penulis kemudian dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, di mana data dan hasil temuan lapangan akan di sajikan secara deskriptif. Dengan menakar bagaimana penyebab dihadirkannya kedua kartu pintar tersebut, penulis mencoba untuk mencari pengertian dari setiap urgensi yang muncul atau permasalahan yang nyata di hadapi oleh Kota Pekanbaru. Sehingga dalam kerangka teoritis penulis memakai teori dari Dye dalam menganalisis proses perumusan atau pemutusan program serta kebijakan yang diambil oleh pemerintah, dalam hal ini pemerintah Kota Pekanbaru. Temuan yang kemudian di dapatkan oleh penulis lewat penelitian ini adalah setelah merujuk pada dokumen Rancangan Pembangunan Jangka Menengah  Kota Pekanbaru 2017-2022 akhirnya penulis bisa mengambil atau mengetahui sandaran serta kerangka kerja yang menghadirkan program dua kartu pintar tersebut. Sehingga dari penelitian ini bisa penulis dapatkan hasil sebagai berikut: Pertama, secara teoritis kehadiran program dua kartu pintar ini akan berdampak baik terhadap kecakapan atau literasi teknologi dan dayaguna informasi di kota Pekanbaru. Kedua, pengimplementasian daripada program dua kartu pintar ini kiranya sudah tepat sasaran jika merujuk kepada salah satu permasalahan yang dihadapi kota Pekanbaru. Ketiga dan terkahir, walaupun kehadiran program ini dalam beberapa hal baik adanya, namun di sisi lain terdapat lobang yang seharusnya lebih didahulukan untuk ditambal sebenarnya oleh pihak pemerintah kota melalui inovasi-inovasinya, salah satu contohnya bagaimana masyarakat miskin atau marginal di kota tersebut dapat didayagunakan lewat konsep kota pintar (smart city) dan pengembangannya di sana.