Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Penerapan HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) Menu Chiken Butter Untuk Maskapai Penerbangan JQ di PT AF DellaX’Ma Nandari; Ni Made Ayu Suardani Singapurwa; A.A. Made Semariyani; I Putu Candra; I Nyoman Rudianta
GEMA AGRO Vol 24 No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.344 KB) | DOI: 10.22225/ga.24.2.1711.134~140

Abstract

Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) adalah salah suatu sistem kontrol dalam upaya pencegahan terjadinya masalah yang didasarkan atas identifikasi titik-titik kritis di dalam tahap penanganan dan proses produksi. HACCP merupakan salah satu bentuk manajemen resiko yang dikembangkan untuk menjamin keamanan pangan dengan pendekatan pencegahan (preventive) yang dianggap dapat memberikan jaminan dalam menghasilkan makanan yang aman bagi konsumen. Perusahaan pangan modern sangat perlu untuk menentukan standart mutu untuk konsumen yang dilayaninya. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis penerapan HACCP pada produk makanan Maskapai penerbangan JQ dengan identifikasi potensi bahaya dan penerapan Critical Control Point (CCP). Metode yang digunakan dalam penelitian untuk Menu Chicken Butter adalah Pengamatan Critical Control Point (CCP) yang dilakukan di receiving (CCP 1), chiller dan freezer ( Storage ) (CCP 2), cooking (CCP 3), blast chilling (CCP 4), portioning (CCP 5). Perusahan telah membuat perencanaan HACCP sebagai panduan untuk semua proses yang berlangsung didalam perusahaan. Semua disusun berdasarkan prinsip-prinsip HACCP untuk keseluruhan proses
The Influence of Wheat Flour and Tapioca Comparison Against Characteristics of The Chips Beluntas Leaves During Storage Luh Suriati; I Nyoman Rudianta; Putu Candra; I Gusti Ayu Sukmawati
SEAS (Sustainable Environment Agricultural Science) Vol. 1 No. 2 (2017)
Publisher : Warmadewa University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (556.83 KB) | DOI: 10.22225/seas.1.2.396.32-38

Abstract

This study aims to know the comparison of wheat flour and tapioca flour in order to make the right ones not quickly wilted. Beluntas is herbs containing chemical compounds including i.e. phenol, alkaloids, tannins, essential oils that act as an antioxidant, anti-bacterial and also helps eliminate body odor. Leaf beluntas, when made into chips will be able to add diversification food products. Surely this will be very interesting for new innovations of food and expected to get the international market. Characteristics of the chips beluntas leaves can still be maintained with tapioca flour: comparison of 30:70 at 8 days storage with objective observations of water levels 21.50%, carbohydrates 8.74%, proteins 2.73%, fat 18.90%, levels of phenol 1485.33mg/kg drag power antioxidant 0.06%). While the subjective observations (color, aroma, flavor, texture and overall admissions) 6.0-6.7 with criteria like-love. Keywords: wheat flour, tapioca, chips beluntas, storage
ANALISIS PEMANIS BUATAN SAKARIN PADA PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN DENPASAR SELATAN I Dewa Ayu Ketut Yunantariningsih; Ni Made Ayu Suardani Singapurwa; I Wayan Sudiarta; I Nyoman Rudianta; I Putu Candra
Seminar Ilmiah Nasional Teknologi, Sains, dan Sosial Humaniora (SINTESA) Vol 2 (2019): PROSIDING SINTESA
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (769.994 KB)

Abstract

ABSTRAKKeamanan pangan jajanan sampai saat ini masih perlu mendapat perhatian karena adanya penggunaan bahan tambahan illegal, penggunaan bahan tambahan pangan melebihi kadar yang diijinkan serta mutu dan keamanan mikrobiologis yang tidak memenuhi syarat. Saat ini masih banyak penggunaan pemanis buatan dalam berbagai makanan maupun minuman yang dijual bebas dengan kadar yang melebihi ambang batas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya kandungan sakarin dan mengetahui kadar sakarin tersebut memenuhi syarat atau tidak dengan batas maksimum yang diijinkan pada minuman tanpa merek tanpa label yang disiapkan dan dijual oleh pedagang di kantin sekolah dasar Kecamatan Denpasar Selatan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yang menggunakan metode survei dan eksperimen di laboratorium. Jumlah sekolah dasar di Kecamatan Denpasar Selatan yaitu 72 sekolah. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 145 jenis minuman tanpa merek tanpa label yang disiapkan dan dijual oleh kantin sekolah dasar di Kecamatan Denpasar Selatan. Jumlah sampel hasil sampling yaitu 110 sampel. Parameter pemanis buatan sakarin diuji kuantitatif secara KCKT/ HPLC. Data hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 110 sampel yang mengandung sakarin 39 sampel (35.45%) dan kadar sakarin seluruh sampel memenuhi syarat sesuai dengan batas maksimum yang diijinkan mengacu pada Peraturan Kepala Badan POM RI Nomor 4 Tahun 2014.Kata kunci: pemanis buatan, sakarin, pangan jajanan