Claim Missing Document
Check
Articles

IKONOGRAFI FIGUR PUNAKAWAN WAYANG KULIT CENK DAN BLONK ., I Made Diana Dwi Putra; ., I Wayan Sudiarta, S.Pd,M.Si.; ., Drs. I Gusti Ngurah Sura Ardana,M.Sn.
Jurnal Pendidikan Seni Rupa Undiksha Vol 4, No 1 (2014)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.984 KB) | DOI: 10.23887/jjpsp.v4i1.2110

Abstract

(1) Ikhwal keberadaan wayang Cenk Blonk didirikan pada tahun 1992 di Banjar Batannyuh Kelod, Desa Belayu, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan yang diprakarsai oleh I Wayan Nardayana yang lahir di Tabanan pada tanggal 5 juli 1966. (2) Bentuk serta ciri-ciri fisik, karakter, watak, sifat dan ciri non fisik figur Cenk dan Blonk : memakai alat penyambung sengki tanduk di bagian lengan, mulut dan kaki, mengunakan pecuntil, katik badan dan katik tangan, ciri-ciri dari punakawan Cenk yaitu bentuk mulut monyong, kedua rahang atas dan bawah dapat digerakkan, giginya banyak dan gaya bicara punakawan Cenk cenderung teoritis, sifat punakawan Cenk adalah suka mencela dan mengkritik punakawan lain dan tidak mudah dikalahkan. ciri-ciri dari punakawan Blonk yaitu bentuk mulut lebar, kepala botak, perut besar. Gaya bicara punakawan Blonk ceplas-ceplos. Sifat punakawan Blonk adalah suka menceritakan dirinya. (3) Fungsi figur Cenk dan Blonk pada saat pementasan adalah sebagai jeda pada babak peperangan.Kata Kunci : Wayang Cenk Blonk, aspek visual, fungsi. (1) The occurrence of Wayang Cenk Blonk was started in 1992 at Batannyuh kelod community, Belayu village, Marga district, Tabanan sub-district which is established by I Wayan Nardayana who was born on 5th of July in 1966. (2) The physical form, characteristics, and nature and non-physical characters of Cenk and Blonk figure: using linking devices sengki wear horns on the arms, mouth and feet, using pecuntil, katik body and katik hand, the characteristics of which form the mouth Cenk's clown monyong, both upper and lower jaw can be moved, his teeth a lot and speaking style tends theoretical Cenk's clown , the nature of Cenk's clown is mocking and criticizing the other's clown and not easily defeated. characteristics of Blonk's clown that form wide mouth, bald head, large belly. Blonk's clown-style talk speak frankly. Blonk's clown-like nature is telling him. (3) Function and figure Cenk Blonk when staging is a lull in the battle round. keyword : Cenk Blonk pupet, visual aspects, functions
PROFIL PELUKIS BULELENG SETELAH MASA KEMERDEKAAN SAMPAI SEKARANG ., I Made Suastika Yasa; ., I Wayan Sudiarta, S.Pd,M.Si.; ., Drs. I Ketut Supir, M.Hum
Jurnal Pendidikan Seni Rupa Undiksha Vol 6, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (542.499 KB) | DOI: 10.23887/jjpsp.v6i2.8049

Abstract

Abstrak Penelitian survei ini bertujuan (1) mencatat profil pelukis Buleleng setelah masa kemerdekaan sampai sekarang, (2) mendeskripsikan tema dan gaya karya pelukis Buleleng setelah masa kemerdekaan sampai sekarang. Sumber data berasal dari katalog pameran, museum Buleleng, wawancara langsung kepada pelukis Buleleng dan praktisi seni. Penulis menyusun data berupa data tertulis (teks). Data disusun dari usia yang paling tua hingga usia yang paling muda. Masing-masing pelukis ditulis profilnya, dideskripsikan pemikiran kepelukisan dan kekaryaannya (tema dan gaya). Profil pelukis Buleleng yang berhasil dikumpulkan berdasarkan kriteria yang dibuat berjumlah 23 pelukis meliputi Jro Dalang Diah, Made Githa, Wayan Putu Rugeg, Gede Mangku, Made Hardika, Nyoman Suma Argawa, Tini Wahyuni, Ari Sudarma, Made Saputra, Wayan Arnawa, Ketut Santosa, Karmawedha, Made Rakyana, Made Ariana, I Komang Suaka, I Ketut Adi Santiasa, I Ketut Samuderawan, Nyoman Nuyasa, I Nyoman Rediasa, Kadek Suwismaya, Kadek Suradi, I Ketut Kendy Paradika dan I Gede Kenak Eriada. Deskripsi pelukis tersebut, dalam pendidikan terdapat 2(dua) kategori yaitu pelukis akademis dan non akademis. Dalam keprofesian ada kategori pelukis yang melakoni aktivitas melukis sebagai profesi dan sampingan. Ada keseimbangan antara jumlah pelukis akademis dengan jumlah pelukis non akademis. Jumlah pelukis Buleleng yang yang melakoni aktivitas melukis sebagai sampingan lebih banyak daripada pelukis yang melakoninya sebagai sebuah profesi. Tema-tema yang diusung oleh pelukis Buleleng setelah masa kemerdekaan sampai sekarang meliputi pewayangan, sosial budaya, alam, spiritual, dan potret. Gaya yang diusung pelukis Buleleng meliputi gaya dekoratif, kubistis, naif, naturalis, realis, abstrak, ekspresif dan surealis. Kata Kunci : Pelukis Buleleng, Masa Kemerdekaa,, Tema dan Gaya Abstract This survey research is purposed to (1) make a note data of Buleleng artists profiles since the independence day of Indonesia until now, (2) describe theme and style of the creations of Buleleng artists since independence day until now. Resources of the data are taken from exhibition catalogs, Buleleng’s museum, direct interview with the Buleleng’s artists and art practitioners. Writer make the data as a written data (text). The Data was described from the oldest to the youngest. Each of artist’s profiles was written, the artist’s thoughts and creations (theme and style) are described. Profiles of Buleleng’s artists which gathered by the criteria are 23 artists : Jro Dalang Diah, Made Githa, Wayan Putu Rugeg, Gede Mangku, Made Hardika, Nyoman Suma Argawa, Tini Wahyuni, Ari Sudarma, Made Saputra, Wayan Arnawa, Ketut Santosa, Karmawedha, Made Rakyana, Made Ariana, I Komang Suaka, I Ketut Adi Santiasa, I Ketut Samuderawan, Nyoman Nuyasa, I Nyoman Rediasa, Kadek Suwismaya, Kadek Suradi, I Ketut Kendy Paradika and I Gede Kenak Eriada. The described artists was described in 2 (two) categories by their education record which is academic artists and non-academic artists. In professionalism there are artists who do art activity as a profession and as a side-activity. There are a balance within the number of the profession and the side-activity artists. The number of Buleleng’s side-activity artists are more than the profession artists. The themes that used by the Buleleng’s artists after the independence day is pewayangan, social-culture, nature, spiritual, and portrait. The styles that used by Buleleng’s artists is decorative, cubistic, naïve, naturalist, realist, abstract, expressive, and surrealist. keyword : Buleleng’s artists, independence, theme and style
"COL-OCOLAN" DI DESA PERANTE, ASEMBAGUS-SITUBONDO ., Herman Susanto; ., I Wayan Sudiarta, S.Pd,M.Si.; ., Langen Bronto Sutrisno, S.Sn., M.A
Jurnal Pendidikan Seni Rupa Undiksha Vol 6, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (319.405 KB) | DOI: 10.23887/jjpsp.v6i2.8192

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) proses permainan Col-Ocolan Desa Perante, Asembagus, Situbondo, meliputi peserta, aturan main dan cara bermain, (2) bentuk dan rupa mainan Col-Ocolan Desa Perante, Asembagus, Situbondo. Meliputi proses terwujudnya bentuk Col-Ocolan serta mendeskripsikan rupa Col-Ocolan yang dibuat untuk dimainkan, dan yang dibuat untuk hiasan, (3) proses pembuatan mainan Col-Ocolan Desa Perante, Asembagus, Situbondo yang dibuat untuk dimainkan dan untuk hiasan dinding. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan rekonstruksi. Hasil penelitian ini menunjukkan (1) peserta permainan Col-Ocolan di Desa Perante, Asembagus-Situbondo terdiri dari anak-anak berusia 4 sampai 15 tahun. Aturan main permainan Col-Ocolan di Desa Perante, Asembagus-Situbondo terdiri dari tiga aturan yaitu ghindhungan atau gendongan, kala nyambhi atau kalah bawa, dan kala push-up atau kalah push-up; (2) proses terwujudnya bentuk Col-Ocolan mengalami beberapa tahapan perkembangan bentuk dari phappana gheddeng atau pelepah pisang, bhungkana tebbhu atau batang tebu, dan bentuk akhir Col-Ocolan yang terbuat dari kayu. Bentuk Col-Ocolan, baik yang dibuat sebagai mainan maupun yang dibuat sebagai hiasan memiliki persamaan corak hias yaitu motif kartun dan motif bangun. Sedangkan pada bentuk Col-Ocolan tidak terlalu berbeda, perbedaan hanya terletak pada bagian ekor dan tebal badan, Col-Ocolan sebagai hiasanya dibuat lebih tipis dari Col-Ocolan yang dibuat sebagai mainan.; (3) Proses pembuatan Col-Ocolan sebagai mainanterdiri dari pemotongan kayu, pembentukan badan Col-Ocolan, penanaman besi, penghalusan, pembuatan ekor dan pengeleman, serta pewarnaan atau finishing. Sedangkan proses pembuatan Col-Ocolan sebagai hiasan terdiri dari pemotongan kayu, pembentukan badan Col-Ocolan, pembuatan ekor dan pengeleman, pengeboran, penghalusan, dan pewarnaan atau finishing. Kata Kunci : Col-Ocolan, bentuk, rupa, rekonstruksi This study aimed to describe (1) Describing the process a game of Col-Ocolan in Perante Village, Asembagus, Situbondo, including the player, rules of the game and how to play, (2) describing the forms and shapes of toys Col-Ocolan Perante Village, Asembagus, Situbondo. Covering the realization process of Col-Ocolan form and to describe such a Col-Ocolan are made for games, and that also made for decoration, (3) Describeing the process of making toys Col-Ocolan Perante Village, Asembagus, Situbondo are made for game and for wall decoration. This study was descriptive qualitative research. Data collection techniques used in this study is observation, interviews, and reconstruction. The results of this study showed (1) the player in the game of Col-Ocolan Perante Village, Asembagus-Situbondo consists of children aged 4 to 15 years. Rules of the game in the village of Col-Ocolan Perante, Asembagus-Situbondo consists of three rules that Ghindhungan or sling, Kala Nyambhi or lose bring, and Kala Push-ups or push-ups lose; (2) the realization of forms of Col-Ocolan experienced some form of developmental stages phappana gheddeng or banana skins, bhungkana tebbhu or sugarcane, and the final form Col-Ocolan made of wood. Col-Ocolan shape, well made as toys or created as decoration has similarities decorative patterns and motifs cartoon motifs wake. While the shape of Col-Ocolan not different, the only difference lies in the tail and thick body, Col-Ocolan as decoration made thinner than Col-Ocolan made as toys .; (3) The process of making Col-Ocolan such us from sawmill, Col-Ocolan entity formation, planting iron, refining, manufacture tail and gluing, and dyeing or finishing. While the process of making the Col-Ocolan as a decoration consisting of a cutting wood, entity shape of Col-Ocolan, manufacture tail and gluing, drilling, refining, and dyeing or finishing. keyword : Col-Ocolan, shape, appearance, reconstruction
ANALISIS GAMBAR EKSPRESI BEBAS KARYA SISWA KELAS VII DALAM KEGIATAN MENGGAMBAR BEBAS DI SMP N 1 TAMPAKSIRING ., I Gede Dwitra N. Artista; ., I Wayan Sudiarta, S.Pd,M.Si.; ., Drs.Agus Sudarmawan, M.Si.
Jurnal Pendidikan Seni Rupa Undiksha Vol 6, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpsp.v6i1.8737

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mendeskripsikan tema gambar ekspresi bebas hasil karya siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Tampaksiring dalam kegiatan menggambar dan (2) Mendeskripsikan elemen gambar ekspresi bebas hasil karya siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Tampaksiring dalam kegiatan menggambar. Penelitian ini menggunakan teknik cluster sampling pada saat kegiatan menggambar dengan cara mengajak anak menggambar bebas secara berkelompok sesuai kelasnya masing-masing. Sementara itu gambar-gambar hasil karya siswa akan dipilih secara acak dan dianalisis lebih lanjut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) tema gambar dari masing-masing siswa, sangat beragam. Setiap tema yang ditampilkan siswa dalam hasil karyanya menunjukkan adanya indikasi kecenderungan pengaruh lingkungan siswa. Faktor-faktor seperti lingkungan tempat tinggal serta pekerjaan orang tua memberi pengaruh kuat bagi siswa dalam pemilihan tema gambar mereka. Seperti pula yang dipaparkan pada tahapan Pseudo Naturalistic Stage. (2) Berdasarkan hasil observasi terhadap gambar-gambar hasil karya siswa tersebut dapat dilihat bahwa objek yang ditampilkan pada bidang gambar siswa secara keseluruhan sangatlah beragam mulai dari pepohonan, persawahan, sungai, binatang, tokoh kartoon, sarana kebudayaan, serta karikatur. Sebagian besar garis yang dihasilkan siswa sangat tegas. Pewarnaan keseluruhan karya siswa menggunakan pensil warna dengan teknik arsiran. Penggunaan ruang yang dilakukan siswa, hampir sebagian besar tampak memenuhi bidang gambar. Kata Kunci : gambar ekspresi, pseudo Naturalistic Stage, wujud karya seni This study was aimed to (1) describe the theme of the image students in drawing free art expression at VII grade of SMP Negeri 1 Tampaksiring and (2) describe the image element students in drawing free art expression at VII grade of SMP Negeri 1 Tampaksiring. This study used cluster-sampling technique when drawing as a means to invite children to draw freely in groups within a class. While the images of students’ art will be further randomly selected and analyzed. The results showed that (1) the theme of the image of each student is very diverse. Each theme showed the students in their work, indicated a tendency to students ‘environmental influences. Environmental factors such as residence and parents’ profession strongly influenced the choice of theme for students in their image as also described in stages Pseudo Naturalistic Stage. (2) Based on the observation of images of students' art, it could be seen that the object shown in the image area students are extremely diverse in range, begin from trees, rice fields, rivers, animals, different cartoon characters, cultural facilities, as well as caricatures. Most of the result line students were very firm. Overall student work using colored pencils with shading techniques. The use of the student space, almost the majority seemed to fill the picture area. keyword : image expression, pseudo Naturalistic Stage, form of art
KARYA TUGAS AKHIR SISWA JURUSAN T.I MULTIMEDIA SMK NEGERI 1 SUKASADA ., I Komang Tandingada; ., I Wayan Sudiarta, S.Pd,M.Si.; ., Drs. I Ketut Supir, M.Hum
Jurnal Pendidikan Seni Rupa Undiksha Vol 4, No 1 (2014)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpsp.v4i1.3634

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Jenis Karya Tugas Akhir Siswa Jurusan T.I Multimedia SMK Negeri 1 Sukasada, : (2) Teknik Pembuatan Karya Tugas Akhir Media Video Siswa Jurusan T.I Multimedia SMK Negeri 1 Sukasada, : (3) Kualitas Karya Tugas Akhir Media Video Siswa Jurusan T.I Multimedia SMK Negeri 1 Sukasada, Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif, sasaran penelitian ini adalah hasil karya Tugas Akhir Siswa Jurusan T.I Multimedia SMK Negeri 1 Sukasada Jenis karya tugas akhir yang dihasilkan yaitu Video Editing, Web Desain, CD Interaktif, CD Pembelajaran, Animasi kartun. Semua karya tugas akhir dikerjakan dengan teknik yang berbeda-beda, sesuai dengan jenis karya yang dibuat. Video editing, misalnya menggunakan program adobe premiere dan proses pengerjaannya pun berbeda. Semua ilmu yang diperoleh siswa dari kelas I sampai kelas III merupakan proses pembelajaran untuk medapatkan kualitas lulusan yang sesuai dengan dunia usaha/dunia industri, mulai dari proses pembuatan, desain, konsep sampai hasil akhir dimana di uji langsung oleh pihak dunai usaha. Hasil Karya Tugas Akhir Siswa Jurusan TI Multimedia SMK Negeri I Sukasada sudah bagus, kedepan supaya lebih bagus dan lebih bervariasi, baik dari segi desain, teknik pengambilan gambar, maupun teknik editing, karya Tugas akhir yang dihasilkan sudah beragam sesuai dengan tuntutan dunia usaha, kualitas hasil karya tugas akhir siswa TI multimedia sangat bagus dan sudah berani bersaing di dunia usaha/dunia industri. Kata Kunci : Kata Kunci : Tugas Akhir, Multimedia, Video Editing, Web Desain, CD Interaktif. Abstract This research aim to to know : ( 1) Final Type Masterpiece Duty [of] Student Majors of T.I Multimedia SMK Country 1 Sukasada : ( 2) Technique Making Of Final Masterpiece Duty [of] Media Video Student Majors of T.I Multimedia SMK Country 1 Sukasada : ( 3) Quality Of Final Masterpiece Duty of Media Video Student Majors of T.I Multimedia SMK Country 1 Sukasada, Method Research the used is research method qualitative, this research target is result of Final Duty masterpiece of Student Majors of T.I Multimedia SMK Country 1 Sukasada. Final Type Masterpiece duty which yielded by that is Video of Editing, Web Desain, CD Interaktif, CD Study, Animation Cartoon. All final duty masterpiece done with technique which different each other, as according to made masterpiece type. video of Editing, for example using program of adobe its workmanship process and premiere even also differ. All obtained [by] science [is] student of class of I until class of III represent study process to get the quality of grad matching with world of[is effort / industrial world, start from process of, desain, concept until end result where [in] direct test by party/ side of dunai the effort. Result Of Final Masterpiece Duty [of] Student Majors of TI Multimedia SMK Country of I Sukasada have nicely, to the fore nicer so that and more is varying, either from facet of desain, technique intake of picture, and also technique of editing, final Duty masterpiece which yielded [by] have immeasurable as according to corporate world demand, quality of result of final duty masterpiece [of] student of TI multimedia very good and have dare to compete in world of is effort / industrial world. keyword : Keyword : Final Duty, Multimedia, Video of Editing, Web Desain, CD Interaktif.
TINJAUAN VISUAL KARAKTER TOPENG BONDRES PADA KELOMPOK BONDRES RARE KUAL, BULELENG ., I Kadek Bayu s; ., I Wayan Sudiarta, S.Pd,M.Si.; ., Langen Bronto Sutrisno, S.Sn., M.A
Jurnal Pendidikan Seni Rupa Undiksha Vol 6, No 3 (2016)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (146.894 KB) | DOI: 10.23887/jjpsp.v6i3.6451

Abstract

abtrak Penelitian ini bertujuan nuntuk meninjau karakter topeng yang terkandung pada masing-masing topeng bondres pada kelompok Bondres Rare Kual Buleleng. Bondres Rare Kual Buleleng tepatnya berasal dari Desa Sangsit, Banjar Beji no.70 Buleleng. Kelompok Bondres RareKual berdirisekitartahun 2005. Data analisis Penelitian ini menggunakan tehnik deskritif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa topeng 1)Ngurah Joni Gitorolis topengnya memiliki gigi tonjos kedepan, terdapat tai lalat yang besar di pipi sebelah kiri dan kumis. Warna topeng coklat kemerahan menunjukan kesan pemarah, cekatan, cepat, spontan,dan berani, 2)Topeng Bojes Rosa memiliki kerutan di dahi, susunan gigi yang tidak beraturan, memiliki warna coklat muda dapat juga di artikan sebagai warna tanah menujukan keluguan, bodoh dan mudah diperdaya. 3)Ayu Cintia Bela dikenal dengan sosok perempuan yang centil, manja dengan pakaian yang seksi seperti cinderela dengan dahi yang menonjol kedepan seperti ikan lohan, memiliki warna coklat muda menunjukan kepolosan, lugu,centil, nakal, genit, bodoh, 4)Topeng Slolly memiliki kumis di bagian pinggir saja seperti kumis lele, serta alis tipis yang melengkung di apit guratan wajah terasuk topeng penasar. Sloly memiliki warna coklat muda menunjukan pribadi yang lesu, letih, malas dan gagap.Jenis pakaian yang dimiliki bondres Rare Kual saat ini ada empat, diantaranya adalah pakaian bondres lengkap, pakaian adat Madya, pakaian gaul, dan pakaian sesuai karakter. Setiap kustum di racang sendiri oleh anggota bondres Rare Kual sendiri. Kata Kunci : Kata kunci: topeng, karakter,busana. Abstract The objectives of this study is to review the contain of characters Bondres’s mask on Bondres Rare Kual group in Buleleng. The Rare Bondres Kual Buleleng come from Sangsit Village, Banjar Beji number 70, Buleleng. The Bondres Rare Kual group established since 2005. The analyzes of data use descriptive technique with the qualitative approach. The result of this study shows that: (1) the mask of Ngurah Joni Gitorolis has crook teeth and a moles in his left cheek and mustache. The reddish brown indicate a impression of grumpy, quickly, spontaneous, sufficiency, and daring. (2) the mask of Bojes Rosa has wrinkles on his forehead, the irregular teeth, and has a light brown. It indicates of innocence, ignorant, and easly tricked. (3) Ayu Cintia Bela as known as a female figures has coquettish, spoiled and sexy outfit like a cinderella with proutroding forehead looks like lohan fish. The mask of Bojes Rosa also has a light brown that indicate innocence, unadorned, sassy, naughty, flirty and silly. (4) The mask of Slolly has a mustache at the edge like catfish whiskers, thin eyebrows, and flanked wrinkles face include penasar mask. The mask of Slolly has a light brown that indicate sluggish, lazy, and stutter. There are four costumes which have Bondres Rare Kual group, include the complete of Bondres clothes, the Madya costume clothes, the hanging clothes, and the appropriate character clothes. The all of costumes designed by members of Bondres Rare Kual. keyword : Key terms: mask, character, costume
MAKET KARYA GEDE KRESNA DI BENGKALA, KUBUTAMBAHAN, BULELENG, BALI ., I Putu Suhartawan; ., I Wayan Sudiarta, S.Pd,M.Si.; ., Drs. I Gusti Ngurah Sura Ardana,M.Sn.
Jurnal Pendidikan Seni Rupa Undiksha Vol 5, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.43 KB) | DOI: 10.23887/jjpsp.v5i1.4729

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) munculnya ide pembuatan maket; (2) alat dan bahan yang digunakan membuat maket; (3) proses pembuatan maket; (4) nilai estetis maket karya Gede Kresna di Bengkala, Kubutambahan, Buleleng, Bali. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ini adalah Gede Kresna dan objek penelitian ini adalah maket karya Gede Kresna. Metode yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi, wawancara dan kepustakaan. Analisis data yang digunakan adalah analisis domain dan taksonomi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Ide awal pembuatan maket timbul karena ingin mempermudah presentasi karya di depan klien, selain itu ide membuat maket muncul saat Gede Kresna membutuhkan media pembelajaran untuk menemukan gubahan ruang dan sambungan baru, idenya juga muncul saat Gede Kresna melihat material kayu bekas yang tidak dimanfaatkan dengan baik. (2) Alat dan bahan maket : gergaji kecil, lingkaran tangan dan jigsaw, bor, pahat, palu, spidol, pulpen, penggaris siku, meteran gulung, mortising machine, cutter, amplas mesin dan lembaran, alat serut. Bahan yaitu kayu jati bekas, lem G dan epoxy (3) Proses pembuatan maket karya Gede Kresna dimulai dengan proses persiapan : membuat sketsa, pemilihan bahan, memotong bahan; proses perakitan : membuat konstruksi dasar dan dudukan maket, merakit sambungan konstruksi, membuat ruangan; membuat kap atau atap; membuat bagian kecil atau aksesoris maket; menempelkan aksesoris maket dan menggabungkan semua bagian maket; finishing (4) Nilai estetis maket Gede Kresna terlihat saat maket yang diciptakan fungsinya berjalan dengan baik dan benar, selain itu berhasilnya Gede Kresna mensintesa langgam rumah tradisional menjadi bentuk bangunan baru dengan pemikiran modern yang diorientasikan untuk kebutuhan masa kini sehingga memiliki nilai estetis, eksotis dan multifungsi.Kata Kunci : Ide kreatif, maket, nilai estetis This research is intended to determine: (1) the emergence of the idea of making mockups; (2) the tools and the materials for making mockups; (3) the process of macking mockups; (4) the aesthetic value of mockups made by Gede Kresna in Bengkala, Kubutambahan, Buleleng, Bali. This research is a kind of descriptive research by using qualitative approachment. The subject was Gede Kresna and the objects of this research were the mockups made by Gede Kresna. The methods on data collection in this research were documentations, interviews, and literature. The data analysis was domain analysis and taxonomy. As the result, this research has shown that: (1) the initial idea of making mockups arise because he want to simplify the presentation in front of the clients, in addition to the idea of making mockups appeared when Gede Kresna requires a kind of learning media to discover the spin of space and new connections, ideas emerged as Gede Kresna was looking at a used-wood that was not utilized properly. (2) Tools and materials of mockups: small saws, circular hand and jigsaw, drill, chisel, hammer, marker, pen, ruler, meter roll, mortising machine, cutter, sanding machine and sandpaper, and planer. The materials are used-teak, glue, and epoxy. (3) The process of making mockups of Gede Kresna begins with preparation process: sketching, choosing the materials, cutting the materials; assembly process: making basic construction and mockups holder, assembling the construction connections, making the room, making the roof; making the small parts or accessories of the mockups; attaching the accessories and combine all parts of mockups; finishing. (4) The aesthetic value of the mockups made by Gede Kresna can be shown when the mockups function could run properly, in addition to the success of Gede Kresna on synthesizing the style of traditional house into a new building forms with modern ideas which oriented to the present neccesities, so then it is having an aesthetic value, exoticism, and multifunctional.keyword : creative ideas, mockups, aesthetic value
GENDANG BELEQ DI DESA BELANTING KECAMATAN SAMBELIA KABUPATEN LOMBOK TIMUR (KAJIAN SENIRUPA) ., S. Gan. Tatang Sukandar; ., I Wayan Sudiarta, S.Pd,M.Si.; ., Drs. Gede Eka Harsana Koriawan, M.Erg
Jurnal Pendidikan Seni Rupa Undiksha Vol 7, No 1 (2017):
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.352 KB) | DOI: 10.23887/jjpsp.v7i1.9624

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Belanting Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur Nusa Tenggara Barat.Tujuan Pelaksanaan penelitian ini, adalah untuk mengetahui : (1)BagaimanaSejarahGendang Beleqdi Desa Belanting, (2) untuk mengetahui Bentuk Gendang Beleq di Desa Belanting. Untuk menjawab permasalahan ini penulis menggunakanmetode pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan metode observasi dan wawancara terbuka serta ditunjang dengan studi kepustakaan dan pencatatan dokumen. Data yang diperoleh dianalisis seobjektif mungkin dengan menggunakan deskriptif kualitatif, diikuti dengan argumentasi yang masuk akal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Sejarahlahirnya Gendang Beleqdiperkirakan masuk pada zaman kolonialisme.namun belum ada data yang pasti kapan dan tahun berapamunculnya. Sejarah lahirnyaGendang Beleqditinjau dari kerupaan terdiri dari beberapa pokok seperti : (a)BentukGendang Beleq, (b)Jenis Gendang Beleq, (c)Alat Pemukul Gendang, (d)Ukuran Gendang Beleq, (e) Bagian-bagian pada Gendang Beleq, (f) Hiasan Pada Gendang Beleq. (2) Bentuk Gendang Beleq merupakan bentuk dari Bedugyang memiliki ukuran besar dan panjang 130cm. Kata Kunci : Sejarah, Bentuk,Gendang Beleq This research was conducted in the Belantingvillage Sambelia East Lombok District of West Nusa Tenggara. The Objectives Implementation of this study is to determine: (1) How History of Gendang Beleq in the Belantingvillage, (2) to determine the Form of Gendang Beleq in the Belantingvillage. To solve this problem the author uses the data collection method, done by using the observation method and open interviews with supported by literature study and documents recording. Data were analyzed as objectively as possible by using qualitative descriptive technique, followed by plausible arguments. Results of this study show that (1) Gendang Beleq appears around the Colonial Era, but there is no concrete data shows when and what year its appears. The history of Gendang Beleq from its fine art can be seen from some points : (a) The Shape of Gendang Beleq, (b) Types of Gendang Beleq, (c) The stick of Gendang, (d) Size of Gendang Beleq, (e) Parts of Gendang Beleq, (f) The Ornament of Gendang Beleq. (2) The shape of Gendang Beleq was form of Bedug which has huge size and 130cm long. keyword : History, Shape,Gendang Beleq
SENI TATO DI KALANGAN ANAK MUDA DI DESA PUPUAN ., I Dewa Gede Putra Ariawan; ., Drs.I Ketut Sudita, M.Si; ., I Wayan Sudiarta, S.Pd,M.Si.
Jurnal Pendidikan Seni Rupa Undiksha Vol 4, No 1 (2014)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpsp.v4i1.2544

Abstract

Masyarakat pada jaman dahulu masih menganggap tato itu suatu hal yang tabu. Orang-orang yang memakai tato diidentikan dengan orang jahat atau penjahat, juga dianggap orang yang selalu membuat kekacauan dan mengusik ketentraman masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pandangan masyarakat luas tentang seni tato di Desa Pupuan, mengetahui alasan anak muda di Desa Pupuan menggunakan tato, mengetahui desain tato yang digunakan oleh anak muda di Desa Pupuan, mengetahui bagian tubuh yang ditato oleh anak muda di Desa Pupuan. Subjek dalam penelitian adalah 45 anak muda dan 30 orang tua di Desa Pupuan. Penelitian menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif. Data-data dikumpulkan dengan menggunakan metode observasi dan wawancara, yang selanjutnya data dianalisis menggunakan metode analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 75 orang yang menjadi subjek penelitian, ada 49 yang menyukai tato, 15 orang yang tidak menyukai tato, dan 11 orang biasa-biasa saja. Alasan anak muda di Desa Pupuan mempergunakan tato karena tato dianggap karya seni yang memiliki nilai estetika yang cukup tinggi dan bersifat atraktif, dinamis, sesuai dengan jiwa mereka yang penuh semangat. Desain yang paling banyak digunakan adalah gambar yakuza dan geisha, serta bagian tubuh yang paling banyak ditato adalah punggung dan kaki.Kata Kunci : Tato. Anak Muda, Pupuan The public in antiquity still thinks emme it ' s a thing which is taboo. Those who wear emme diidentikan with a villainous person or criminals, also considered the guy who always make chaos and harass tranquility of society. Research is aimed to know the views of the public at large about art emme in the village of pupuan, know the young man in the village of pupuan using emme, knowing design emme used by young man in the village of pupuan, knowing of body parts that ditato pupuan by young man in the village. A subject in research is 45 young man and 30 pupuan old man in the village. Research using design descriptive qualitative research. The data collected by using the method observation and interview later on data analysis using a method of analysis descriptive. The result showed that of 75 people, who became a subject of study there are 49 emme, who is fond of 15 a person who dislikes emme, and 11 people unsurprised. Reasons young man in the village of pupuan putting emme because emme considered a work of art that have value æsthetics is quite high and are attractive, dynamic, in accordance with their souls who spiritedly. Design the most widely used is a picture of yakuza and geisha, as well as of body parts that most numerous ditato is the back and feet.keyword : Tato. Anak Muda, Pupuan
ANALISIS GAMBAR IMAJINATIF ANAK PADA KELOMPOK B DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL SINGARAJA BULELENG BALI ., Fitri Ayu Nurjannatin; ., Drs.Agus Sudarmawan, M.Si.; ., I Wayan Sudiarta, S.Pd,M.Si.
Jurnal Pendidikan Seni Rupa Undiksha Vol 6, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpsp.v6i1.8738

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui bentuk visual gambar imajinatif karya anak kelompok B di Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Bustanul Athfal Singaraja Buleleng Bali, (2) mengetahui tema gambar imajinatif karya anak kelompok B di Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Bustanul Athfal Singaraja Buleleng Bali, (3) menafsirkan atau menganalisis ulang hasil bentuk dan tema gambar imajinatif karya anak kelompok B di Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Bustanul Athfal Singaraja Buleleng Bali dikaji melalui teori Viktor Lowenfelt / W. Lambert Brittain dan kurikulum TK Aisyiah Bustanul Athfal. Jenis penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data ialah observasi, wawancara, kepustakaan, dokumentasi, diskusi FGD (focus group discussion) dan life history. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) bentuk visual ditinjau dari gambar imajinatif melalui pendekatan inspiratif dan permisif hasil dari visualisasi inkblot (tetesan tinta) dan teknik lipat serta dikaji dari teori Viktor Lowenfelt / W. Lambert Brittain pada masa prabagan dari garis, warna dan bidang/ruang/komposisi. (2) tema gambar imajinatif anak dikaji dari kurikulum TK Aisyiah Bustanul Athfal terdiri dari (a) Lingkunganku, (b) Tanah Airku, dan (c) Ruang Angkasa. (3) menafsirkan atau menganalisis ulang hasil bentuk dan tema gambar imajinatif dikaji dari teori Oho Garha terdiri dari (a) gambar tipe visual, (b) gambar tipe haptik, dan (c) gambar tipe campuran. Kata Kunci : Gambar Imajinatif, Seni Rupa Anak, dan Tetesan Tinta This research aims to (1) know shape the visual image imaginative creation of children group B in Taman Kanak-kanak Aisyiyah Bustanul Athfal Singaraja Buleleng Bali, (2) know the theme of the picture the imaginative creation of children group B in Taman Kanak-kanak Aisyiyah Bustanul Athfal Buleleng Singaraja Bali, (3) interpret or analyze the results of the shape and theme pictures imaginative creation of children group B in Taman Kanak-kanak Aisyiyah Bustanul Athfal Buleleng Singaraja Bali studied through theory Viktor Lowenfelt / W. Lambert Brittain and curriculum Taman Kanak-kanak Aisyiah Bustanul . Type a descriptive qualitative research. Data collection technique is observation, interview, literature, documentation, discussion FGD (focus group discussion) and life-history. The results showed that (1) the shape of visual images in terms of inspiring and imaginative approach permissive result of visualization inkblot (ink droplets) and folding technique and studied from theory Viktor Lowenfelt / W. Lambert Brittain during prabagan terms of line, color and field or space or composition. (2) theme imaginative images of children studied from curriculum Taman Kanak-kanak Aisyiah Bustanul Athfal consisting of (a) My environment, (b) My fatherland, and (c) Outer space. (3) interpret or analyze the results of shapes and themes imaginative picture studied through theory Oho Garha including: (a) the type of visual image, (b) the type of haptic image, and (c) mixed-type image.keyword : image imaginative, visual art for play group, inkblot
Co-Authors ., Cadex Agus Arya Gunawan ., Febri Indra Laksmana ., Fitri Ayu Nurjannatin ., I Gede Dwitra N. Artista ., I Made Suastika Yasa ., I Wayan Gede Adiartha ., I Wayan Ginastra ., Made Karisma Dwi Yasa ., Putu Rendhi Kusuma Artha ., S. Gan. Tatang Sukandar A.A. Made Semariyani Aan Sopian Ade Ayu Wulan Suci Agus Sudarmawan Ahmad Fadli Alaa, Siti Anak Agung Gede Indraningrat Anak Agung Gede Rai Sedana . Anak Agung Made Dewi Anggreni Anak Agung Purwa Antara Ananda Nur Hidayah Ap’aluddin Baiq Fina Lestari Baiq Maoni Yarni Cadex Agus Arya Gunawan . Chorina Ika Ristanti Dewa Made Johana . Drs. I Gusti Ngurah Sura Ardana,M.Sn. . Drs. I Gusti Nyoman Widnyana . Drs.Jajang S,M.Sn . Elsa Herdiana M Era Pazira Febri Indra Laksmana . Fitri Ayu Nurjannatin . Gede Eka Harsana Koriawan Gede Ngurah Oka Diputra Herman Susanto I B SHINDU PRASETYA . I Dewa Ayu Ketut Yunantariningsih I Dewa Gede Putra Ariawan . I Gde Suranaya Pandit I Gede Dwitra N. Artista . I Gede Pasek I Gusti Agung Ayu Sucitra Ekaryani I Gusti Ayu Lani Triani I Gusti Made Budiarta I Gusti Ngurah Yudi Handayana I Kadek Bayu s . I Kadek Bayu s ., I Kadek Bayu s I Ketut Sudita I Ketut Supir I Komang Sutarman . I Komang Tandingada . I Made Diana Dwi Putra . I Made Rosis Ariwangsa . I Made Rosis Ariwangsa ., I Made Rosis Ariwangsa I Made Suastika Yasa . I Nengah Kapti I Nym Putra Purbawa . I Nyoman Rediasa, S.Sn, M,.Si. . I Nyoman Rediasa, S.Sn., M.Si . I Nyoman Rudianta I Nyoman Sila I Nyoman Sudiarka . I Putu Ari Wirawan . I Putu Candra I Putu Suhartawan . I Wayan Arinata . I Wayan Arinata ., I Wayan Arinata I Wayan Gede Adiartha . I Wayan Ginastra . I Wayan Nayun I Wayan Parwata I Wayan Sudiarta Ida Ayu Komang Sartika Dewi . Ida Bagus Anom Sutanaya Jannatin Ardhuha Ketut Widiastra . LALU RUDYAT TELLY SAVALAS Langen Bronto Sutrisno Lily Maysari Angraini Luh Suartini . M.Si ., I Nyoman Rediasa, S.Sn., M.Si Made Karisma Dwi Yasa . Mahardika Agus Wijayanti Mariam Lupita Kant Mega Safana Miyya Mutiasaphira Ansi . Muhamad Hendri Diarta Muhammad Amar Hikmalloh N.M.A. Suardani, S Nanda Nabila Maharani Ni Made Ayu Suardani Singapurwa Ni Made Serma Wati Ni Nyoman Puspawati Ni Nyoman Sri Witari Ni Wayan Winianti Nuranita Nuranita Nurjamilah NURUL QOMARIYAH Oktavia Harti Ningsih Putri Julia Maemum PUTU DUDIK ARIAWAN . Putu Rendhi Kusuma Artha . Putu Suarya Putu Sutisna Putu Tegeh Kertiyasa . Qurratul Aini Rohma Yuliani S. Gan. Tatang Sukandar . Sahril Sabirin Sarina Khairunnisa Sendi Nur Aulia Siti Nurkhaliza Subaiah Marlina Thufail Mujaddid Al-Qoyim Ulfa Dwiyanti