Surabaya sebagai tujuan pasar utama memberi gambaran menarik tentang struktur, perilaku dan kinerja pasar beras. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis struktur dan perilaku pasar beras di Surabaya. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Mei-Juni 2018 dengan memilih 30 responden secara sengaja berdasarkan prinsip keterwakilan wilayah dan karakteristik lembaga pemasaran di Pasar Beras Surabaya. Metode penelitian yang dilakukan adalah survey kepada penggilingan, pedagang pengumpul, pedagang besar dan pedagang eceran, wawancara mendalam dengan instansi terkait yakni Bulog, BPS, dan Disperindag, studi literatur dan pengumpulan data sekunder yang mendukung penelitian. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif untuk mendeskripsikan struktur pasar (indikator diferensiasi) dan perilaku pasar beras Surabaya serta analisis kuantitatif untuk mengukur rasio konsentrasi dalam penetuan struktur pasar. Berdasarkan hasil analisis, struktur pasar beras di tingkat penggilingan dan pedagang eceran termasuk pasar persaingan dengan konsentrasi lemah, sedangkan di tingkat pedagang pengumpul dan pedagang besar termasuk pasar persaingan dengan konsentrasi sedang. Namun temuan pada indikator diferensiasi menyatakan struktur pasar beras Surabaya mengarah pada pasar monopolistic. Berdasarkan hasil analisis perilaku pasar, fungsi grading, pengemasan dan pemberian merek oleh pedagang besar mendorong terciptanya diferensiasi produk sehingga mereka dapat melakukan kolusi penetapan harga untuk mencapai tingkat keuntungan tertentu. Implikasi kebijakan berdasarkan hasil penelitian ini yakni diperlukan peran Bulog dan Disperindag dalam mendukung pengolahan dan pemasaran beras petani lokal menjadi produk pangan yang berkualitas sehingga beras petani lokal memiliki kualitas, harga serta pasar yang lebih baik. DOI https://doi.org/10.33005/adv.v7i1.1128