Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENGARUH JUMLAH SMU, JUMLAH GURU DAN JUMLAH RUANG KELAS TERHADAP JUMLAH MURID YANG TERDAPAT DI PROVINSI LAMPUNG : INDONESIA Boris Brahmono; Muhammad Idris; Apri Wahyudi
JOURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM AL IDARAH Vol. 2 No. 1 (2017): Vol. 2 No. 1 Januari 2017
Publisher : LPPM STIT PRINGSEWU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.709 KB)

Abstract

Abstract This study aims to determine whether there is influence that signikan between Number of High School , Number of Teachers and the number of students who are in the province of Lampung. This study uses a quantitative study using SPSS software to get results afterwards analysis. Data get from the Central Statistics Agency website Lampung Province. The result showed a marked influence between variables Number of Pupils with Variable Number of High School, Total Number of Classroom and number of Teachers and either partially or collectively ? together. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signikan antara Jumlah SMU, Jumlah Guru dan Jumlah murid yang terdapat di provinsi Lampung. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan menggunakan program SPSS untuk mendapatkan hasilnya setelah itu baru dilakukan analisis. Data di dapatkan dari website Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung. Hasilnya menunjukan adanya pengaruh yang nyata antara variabel Jumlah Murid dengan Variabel Jumlah SMU, Jumlah Guru dan Jumlah Ruang Kelas baik itu secara parsial ataupun secara bersama ? sama. Kata Kunci : Jumlah Murid, Jumlah SMU, Jumlah Guru, Jumlah Ruang Kelas
SENI PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR: INDONESIA Apri Wahyudi; Adelia Marzuki
Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Al-Idarah Vol. 4 No. 2 (2019): Vol 4 No 2 Juli 2019
Publisher : LPPM STIT PRINGSEWU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (430.605 KB)

Abstract

AbstractLearning mathematics is an artistic value. But it will be a lesson in the "specter" category for some studentswhen math teachers are able to apply fun learning strategies. Need concern for students and carefulness oftheir abilities with high detail. In the learning process and mathematics learning outcomes students are notonly determined by the school, the pattern of the structure and contents of the curriculum, but most aredetermined by the ability of teachers who teach and guide learning that is effective, fun and will be better ableto manage their classes so that student learning is at a level optimal. The teacher must have the courage tochange and perfect himself with the demands of a continuous era, besides that he must dare to examine theshortcomings in all aspects in carrying out their duties, able to provide opportunities for learning in childrenas broad as possible and willingness to perfect various aspects of education. Learning mathematics can be anart when the teacher starts a lesson by arousing student motivation, so students can concentrate at thebeginning of the meeting, and can receive the material delivered by a teacher well. Ending a lesson withspecial, so students always miss the next meeting.Keywords: Art, Mathematics, Elementary SchoolAbstrakPembelajaran matematika merupakan suatu nilai seni. Akan tetapi menjadi pelajaran dengan kategori?momok? bagi sebagian siswa saat guru matematika yang mampu menerapkan strategi pembelajaran yangmenyenangkan. Perlu kepedulian terhadap siswa dan kejelian terhadap kemampuannya dengan detail yangtinggi. Dalam proses belajar dan hasil belajar matematika siswa bukan saja ditentukan oleh sekolah, polastruktur dan isi kurikulumnya, akan tetapi sebagian besar ditentukan oleh kemampuan guru yang mengajardan membimbing belajar yang efektif, menyenangkan dan akan lebih mampu mengelola kelasnya sehinggabelajar para siswa berada pada tingkat optimal. Guru harus berani mengubah dan menyempurnakan dirinyadengan tuntutan zaman yang terus menerus, selain itu juga dia harus berani meneliti kekurangan-kekurangandi segala segi dalam menjalankan tugasnya, mampu memberi kesempatan belajar pada anak yang seluasluasnya dan kesediaan menyempurnakan berbagai aspek pendidikan. Pembelajaran matematika dapat menjadisebuah seni apabila guru memulai suatu pelajaran dengan membangkitkan motivasi siswa, sehingga siswadapat berkonsentrasi pada awal pertemuan, dan dapat menerima materi yang disampaikan seorang gurudengan baik. Mengakhiri suatu pelajaran dengan istimewa, agar siswa selalu merindukan pertemuanberikutnya.Kata Kunci: Seni, Matematika, SD
PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI PERKALIAN BERBASIS MONTESSORI: INDONESIA Apri Wahyudi; Choirudin
Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Al-Idarah Vol. 4 No. 2 (2019): Vol 4 No 2 Juli 2019
Publisher : LPPM STIT PRINGSEWU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (520.354 KB)

Abstract

AbstractThis study aims to develop a learning tool to determine the results of multiplication of students to create alearning process that will be more interesting and fun. With the existence of Montessori teaching aids,this will improve the quality of the school and will be more advanced in the teaching and learningprocess. This study uses the Research and Development (R & D) method that produces a product, andtests the effectiveness of the product. From the results of the validation by material experts, mediaexperts, mathematicians can be seen, the results of the validation of the material experts fall into the veryfeasible category. And screening trials by teachers and students fall into the category of proper use.AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengembangkan alat peraga motessori menentukan hasil Perkalian siswauntuk mencipkatan proses pembelajaran akan menjadi lebih menarik dan menyenangkan. Dengan adanyaalat peraga Montessori ini akan meningkatkan kualitas sekolah dan akan lebih maju lagi dalam prosesbelajar mengajar. Penelitian ini menggunakan metode Reseach and Development (R&D) yangmenghasilkan suatu produk, serta menguji keefektifan produk tersebut. Dari hasil validasi oleh ahlimateri, ahli media, ahli matematika dapat diketahui, hasil validasi terhadap ahli materi masuk dalamkategori sangat layak. Dan ujicoba pemkaian oleh guru dan siswa masuk dalam kategori layak digunakan
EKSPERIMENTASI MODEL AUDITORY, INTELLECTUALY, REPETITION (AIR) BERBANTU LKPD DITINJAU DARI KECERDASAN MATEMATIS LOGIS : INDONESIA Apri Wahyudi; Evi Gusliana; Abdul Hamid
Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Al-Idarah Vol. 5 No. 1 (2020): Vol 5 No 1 Tahun 2020
Publisher : LPPM STIT PRINGSEWU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (435.028 KB)

Abstract

Abstrak Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui: (1) Pengaruh penerapan model pembelajaaran Auditory, Intellectualy, Repetition (AIR) berbantu LKPD terhadap prestasi belajar siswa; (2) Pengaruh masing-masing kecerdasan matematis logis (tinggi, sedang, rendah) terhadap prestasi belajar siswa; (3) Apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran Auditory, Intellectualy, Repetition (AIR) berbantu LKPD dan kecerdasan matematis logis yang terjadi pada prestasi belajarnya. Untuk memperoleh jawaban beberapa tujuan penelitian tersebut, maka metode kuantitatif dengan jenis penelitiannya quasi experimental design dipilih dan ujinya adalah analisis variansi (anava) dua jalan kemudian dilanjutkan dengan uji sceffe jika diperlukan. Prestasi dalam penelitian ialah: (1) terdapat pengaruh pengaruh model pembelajaran Auditory, Intellectualy, Repetition (AIR) berbantu LKPD terhadap prestasi belajar siswa; (2) terdapat pengaruh kecerdasan matematis logis terhadap prestasi belajar siswa; (3) tidak terdapat interaksi antara pembelajaran Auditory, Intellectualy, Repetition (AIR) berbantu LKPD yang diterapkan dan masing-masing kategori kecerdasan matematis logis pada prestasi belajar. Kata Kunci: Auditory, Intellectualy, Repetition(AIR) berbantu LKPD, KecerdasanMatematis logis, PrestasiBelajar. Abstract This study aims to determine: (1) the effect of the application of LKPD assisted Auditory, Intellectual, Repetition (AIR) learning models on student learning outcome; (2) The influence of each logical mathematical intelligence (high, medium, low) on student achievement; (3) Is there an interaction between LKPD assisted Auditory, Intellectual, Repetition (AIR) learning models and logical mathematical intelligence that occurs in their learning outcome. To obtain answers to some of the objectives of the study, quantitative methods with quasi experimental design were selected and the test was a two-way (Anava) variance analysis then followed by a sceffe test if needed. Achievements in the study are: (1) there is an influence of the influence of LKPD assisted Auditory, Intellectualy, Repetition (AIR) learning models on student learning outcome; (2) there is the influence of logical mathematical intelligence on student achievement; (3) there is no interaction between LKPD assisted Auditory, Intellectual, Repetition (AIR) learning and each logical mathematical intelligence category on learning outcome. Keyword:LKPD assisted Auditory, Intellectual, Repetition (AIR), Logical Mathematical Intelligence, Learning Outcome.
STRATEGI PENGELOLAAN VOCATIONAL LIFE SKILL PADA PENDIDIKAN ISLAM: indonesia Apri Wahyudi; Salamun; Abdul Hamid; Choirudin
Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Al-Idarah Vol. 6 No. 1 (2021): Vol 6 No 1 Tahun 2021
Publisher : LPPM STIT PRINGSEWU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan strategi penelolaan vocational life skills pada pendidikan Islam. pendidikan keterampilan dilatarbelakangi sebagai upaya pendidikan Islam dalam menjawab kebutuhan masyarakat yang menginginkan peserta didik tidak hanya memiliki kemampuan ilmu tetapi juga keterampilan untuk bekal hidup di masyarakat. Pengelola program pendidikan keterampilan pada pendidikan Islam mencakup aspek planning, implementing, and evaluating. a) Perencanaan program pendidikan keterampilan di Sekolah Islam meliputi pendidikan keterampilan yang akan dilaksanakan, mengadakan sosialisasi, menentukan tujuan, menyebar angket, menentukan waktu pelaksanaan, kurikulum pendidikan keterampilan pilihan, menyiapkan sarana prasarana. b) Pelaksanaan meliputi: menyeleksi dan memilih Pembina (tutor) untuk mengampu mata pelajaran pendidikan keterampilan, membuat modul pendidikan keterampilan terkait materi yang akan di ajarkan pada masing-masing guru Pembina. c) Adapun evaluasi, meliputi: penilaian terhadap program pendidikan keterampilan apakah sudah sesuai dengan target visi, misi dan tujuan melalui evaluasi persemester dilakukan oleh seluruh dewan guru bersama kepala sekolah dan evaluasi tahunan dilakukan kepala sekolah, komite madrasah. Keywords: Vocational Life Skills, Strategi Pengelolaan, Pendidikan Islam Abstract This study aim to describe management education program vocational skills at the Islamic schools. The background behind the education skills is an effort to Islamic schools in responding to the needs of people who want learners to have not only capabilityin science but also in skills for the provision of life in the community. The managements of skills education programs in Islamic schools are planning, implementing, and evaluating. a) Planning for skills education programs in Islamic schools includes skills education to be implemented, conducting socialization, determining goals, distributing questionnaires, determining the implementation time, selected skills education curriculum, preparing facilities, and infrastructure. b) Implementation includes: selecting and selecting coaches (tutors) to teach skills education subjects, making skills education modules related to the material to be taught to each coach teacher. c) The evaluation includes: an assessment of the skills education program whether it is in accordance with the target vision, mission, and objectives through a semester evaluation carried out by the entire teacher board together with the principal and an annual evaluation carried out by the principal, madrasah committee Keywords: Vocational Life Skills, Management Strategies, Islamic Education
Analisis Kesiapan Prodi PGMI STIT Pringsewu Lampung dalam Pembelajaran Daring Menyikapi Dampak Pandemi virus Covid 19: indonesia Apri Wahyudi; Marzuki, Idelia; Abdul Hamid; Evi Gusliana
Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Al-Idarah Vol. 6 No. 02 (2021): Volume 06 NO 02 2021
Publisher : LPPM STIT PRINGSEWU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract This study aims to determine the level of readiness for the application of e-learning in Department of Teachers Elemntary School and identify any factors that are still weak in the application of e-learning in the Department of Teachers Elemntary School. This research is a descriptive study with a quantitative approach. The research model in this study used a questionnaire instrument namely the ELR Aydin and Tasci models to measure the readiness of implementing e-learning. The variable in this study is the level of readiness for the application of e-learning as seen from several factors, namely (1) technological factors (2) innovation factors (3) human factors (4) self-development factors The level of readiness in this study is the level or circumstances achieved by the Department of Mathematics Education in the application of e-learning. Data analysis using ELR Aydin and Tasci models, the scores used in the assessment sheet are 5, 4, 3, 2, and 1 for each question to calculate the total score, and then the final average is calculated. The results obtained, the level of readiness for the application of e-learning in the Department of Mathematics Education obtained an average score of 4.29, which means ready in implementing e-learning but requires a slight increase. The level of readiness on the technology factor obtains an average score of 43 which means it is ready in implementing e-learning The level of readiness on the innovation factor obtains an average score of 4.24 which means it is ready in implementing e-learning but requires a slight increase. The level of readiness on the human factor obtains an average score of 429 which means it is ready in implementing e-learning but requires a slight increase. The level of readiness on the factor of self-development obtained an average score of 4.27 which means it is ready in implementing e-learning but requires a slight increase. Keywords: Readiness, E-Learning, Covid-19 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesiapan penerapan e-learning di Jurusan Keguruan SD dan mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang masih lemah dalam penerapan e-learning di Jurusan Keguruan SD. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Model penelitian dalam penelitian ini menggunakan instrumen angket yaitu model ELR Aydin dan Tasci untuk mengukur kesiapan penerapan e-learning. Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat kesiapan penerapan e-learning dilihat dari beberapa faktor yaitu (1) faktor teknologi (2) faktor inovasi (3) faktor manusia (4) faktor pengembangan diri Tingkat kesiapan dalam penelitian ini adalah tingkat atau keadaan yang dicapai oleh Departemen Pendidikan Matematika dalam penerapan e-learning. Analisis data menggunakan model ELR Aydin dan Tasci, skor yang digunakan pada lembar penilaian adalah 5, 4, 3, 2, dan 1 untuk setiap pertanyaan untuk menghitung skor total, kemudian dihitung rata-rata akhir. Hasil yang diperoleh, tingkat kesiapan penerapan e-learning di Jurusan Pendidikan Matematika diperoleh skor rata-rata 4,29 yang artinya siap dalam menerapkan e-learning namun membutuhkan sedikit peningkatan. Tingkat kesiapan pada faktor teknologi memperoleh skor rata-rata 43 yang berarti siap dalam mengimplementasikan e-learning Tingkat kesiapan pada faktor inovasi memperoleh skor rata-rata 4,24 yang berarti siap dalam mengimplementasikan e-learning tetapi membutuhkan sedikit peningkatan. Tingkat kesiapan pada faktor manusia memperoleh skor rata-rata 429 yang berarti sudah siap dalam menerapkan e-learning namun memerlukan sedikit peningkatan. Tingkat kesiapan pada faktor pengembangan diri diperoleh skor rata-rata 4,27 yang berarti sudah siap dalam menerapkan e-learning namun memerlukan sedikit peningkatan. Kata kunci: Kesiapan, E-Learning, Covid-19