Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Penyuluhan Inokulasi Trichoderma sp Untuk Pengendalian Penyakit Moler Pada Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L)" dan Pembinaan Organisasi Gapoktan di Desa Gagasari - Kec. Gebang - Kab. Cirebon Deden, Deden; Permana, Ipik; Heryanto, Yanto; Irvan, Maulana; Safi'i, Muhammad syamsul
Humanis Vol 20, No 1 (2021): Februari-Juli
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/humanis.v20i1.19781

Abstract

Rendahnya produksi bawang merah di Indonesia, khususnya di Cirebon dipengaruhi oleh banyak faktor. Cirebon merupakan salah satu daerah pengahasil bawang merah yang termasuk daerah endemis organisme pengganggu tanaman (OPT), termasuk didalamnya endemik penyakit moler yang disebabkan oleh Fusarium oxysporum. Salah satu agen hayati yang sudah terbukti berperan ampuh sebagai pengendali penyakit layu Fusarium oxysporum yaitu menggunakan Trichoderma sp. GAPOKTAN Tani Mulya merupakan organisasi petani bawang merah di Wilayah Timur Cirebon. GAPOKTAN perlu diberikan bimbingan teknis tentang bagaimana melakukan teknik budidaya bawang merah yang sesuai SOP dari mulai penyiapan bibit, pemgolahan lahan, pemeliharaan, pemberian nutrisi tanaman, pengendalian OPT, panen dan pasca panen sehingga dengan manajemen SOP yang benar ini akan dapat meningkatkan produksi bawang merah dan meningkatkan kesejehteraan keluarga petani. Metode pelaksanaan pengabdian dilaksanakan dengan 2 cara. Metode pertama yaitu penyampaian materi-materi melalui metode penyuluhan, yang materinya meliputi 1). Penyampaian hasil riset, 2). Pemaparan langkah dan metode pengengdalian penyakit dengan Trichoderma, 3). Pemaparan SOP teknik budidaya bawang merah dan teknik pembuatan demplot sebagai pembuktian hasil teknologi, dan 4). Materi penguatan kelompok tani. Metode kedua adalah materi praktek langsung dilapangan pada demplot yang telah dibuat. Demplot dilaksanakan dalam luasan lahan ½ hektar, yang dibagi 4 bagian untuk menjadi tempat praktek 4 Kelompok Tani yang ada dalam GAPOKTAN. Kegiatan PKM yang telah dilaksanakan sangat bermanfaat bagi GAPOKTAN Tani Mulya, mampu meningkatkan pengetahuan petani bawang merah dalam menerapkan SOP Teknik budidaya yang benar, mampu memahami penyakit layu Fusarium serta mampu melakukan tindakan pengendalinya. Petani memperoleh pengetahuan tentang pengelolaan orgnaniasi kelompok tani serta manfaatnya sebagai media diskusi untuk memperoleh ilmu dan pengetahuan dalam menyokong pertambahan produksi bawang merah, sebagai upaya mendukung program ketahanan pangan secara nasional.
Kepemimpinan Kepala Desa dalam Menjalankan Fungsi Administratif Pemerintahan Desa Heryanto, Yanto
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : CV. Ridwan Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (185.483 KB) | DOI: 10.36418/syntax-literate.v6i9.4194

Abstract

Desa adalah salah satu instansi wilayah pemerintahan dibawah pemerintahan kecamatan. Sebagai satu kesatuan dalam pemerintahan desa, desa merupakan perpanjangan tangan dari pemerintahan tingkata kecamatan yang melaksanakan segala macam bentuk program dan agenda pemerintahan kecamatan. Desa memilki kekhususan pemerintahan tersendiri dibanding dengan pemerintahan lainya dalam menjalankan tugas dan fungsinya untuk mendukung pelaksanaan desentralisasi pemerintahan. Permasalahan penelitian ini masih terdapat kekurangan dalam menjalankan fungsi administratif pemerintahan, sehingga belum optimalnya pengorganisasian pemerintahan sebagai wujud disentralisasi dalam koordinasi dengan warga masyarakat, dimana maksud dan tujuan Desa belum bisa di mengerti oleh warga masyarakat. Oleh sebab itu peneliti ingin mengetahui dan menganalisa bagaimana kepemimpinan Kepala Desa dalam menjalankan fungsi administratif dan untuk megetahui apa saja kendala yang dihadapi oleh kepala desa dalam menjelankan fungsi administratif pemerintahan desa. Untuk menjawab penelitian ini, penulis menggunakan alat ukur sebagai indikator yang diambil dari Peraturan Bupati Cirebon Nomor 22 Tahun 2018 tentang Perangkat Desa terkait Tugas pokok dan Fungsi yang indikatornya terdiri dari: Penyelenggara urusan pemerintahan umum, Penyelenggara urusan pemberdayaan masyarakat, kampung dan Kelurahan, Penyelenggaraan urusan ketentraman dan ketertiban umum, dan Penyelenggara urusan kesejahteraan sosial. Dalam menjalankan fungsi administratif, kinerja Kepala Desa dinilai belum menjalankan dengan baik atau masih belum optimal. Terdapat faktor-faktor yang menjadi penghambat kepala desa dalam menjalankan fungsi administratifnya sangatlah kompleks dan beragam seperti kurangnya koordinasi kepala desa dengan perangkat desa dalam menangani konflik sosial tenaga kerja, perbedaan pemahaman masyarakat dalam menjaga persatuan, tidak efektifnya perangkat- perangkat desa dalam menghadiri rapat, keegoan masyarakat dalam usulan pembangunan, ketidakpuasan masyarakat terhadap hasil kerja, kurangnya pengawasan orangtua terhadap kenakalan remaja, kurang cermatnya pemerintahan desa dalam pendataan masyarakat miskin, dan kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjalankan kegiatan-kegiatan sosial.