Dwi Suhartiningtyas
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Prevalensi Stomatitis Traumatik Pemakai Alat Ortodonsi Lepasan (Kajian di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan Asri Medical Center Yogyakarta) Fahma Aldihyah Kunsputri; Dwi Suhartiningtyas
Insisiva Dental Journal: Majalah Kedokteran Gigi Insisiva Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/di.v2i1.559

Abstract

Estetika penting bagi banyak orang terkait dengan penampilan dan interaksi sosial. Alat ortodonsi lepasan menjadi pilihan sebagian orang untuk memperbaiki keadaan gigi-geliginya. Akan tetapi alat ini juga memiliki kekurangan, salah satunya adalah stomatitis traumatic Tujuan penelitian ini untuk mengetahui prevalensi stomatitis traumatik pemakai alat ortodonsi lepasan. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif observasionaldengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan di RSGM-P AMC Yogyakarta. Subjek penelitian adalah pasien pemakai alat ortodonsi lepasan yang memenuhi kriteria inklusi. Jumlah subjek penelitian sebanyak 34 orang. Hasil penelitian statistik deskriptif prevalensi stomatitis traumatik akibat pemakaian alat ortodonsi sebanyak 6 orang (17,6%), pasien yang mengalami stomatitis karena sebab lain sebanyak 5 orang (14,7%), dan yang tidak mengalami stomatitis sebanyak 23 orang (67,6%). Dari hasil penghitungan diatas, dapat disimpulkanbahwa prevalensi stomatitis traumatik pemakai alat ortodonsi lepasan di RSGM-P AMC Yogyakarta adalah 17,6%.
Analisis Faktor-Faktor Risiko Penurunan Kepekaan Rasa Manis Pada Diabetes Mellitus Tipe 2 Dwi Suhartiningtyas
Insisiva Dental Journal: Majalah Kedokteran Gigi Insisiva Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/di.v2i2.575

Abstract

Pengecapan merupakan komponen penting fungsi oral, namun sejauh ini penurunan kepekaan rasa (PKR) manis pada diabetes mellitus (DM) tipe 2 kurang dianggap sebagai suatu rintangan yang serius bila dibandingkan dengan penurunan pendengaran dan penglihatan. Sejumlah faktor seperti jenis kelamin, usia, kadar glukosa darah (KGD), durasi DM tipe 2, merokok, status nutrisi dan medikasi telah dikaitkan dengan PKR manis pada DM tipe 2. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor risiko yang berperan dalam PKR manis pada DM tipe 2. Penelitian ini terdiri dari 120 penyandang DM tipe 2 (67 laki – laki dan 53 wanita), berusia ≥ 40 tahun yang datang ke Poliklinik Penyakit Dalam di Rumah Sakit Umum Daerah KotaYogyakarta dari bulan Juli 2013 - Oktober 2013. Skrining pasien dilakukan berdasarkan rekam medis. Data tentang faktor-faktor risiko PKR manis diperoleh dari anamnesis, pengukuran dan pemeriksaan laboratorium. Evaluasi fungsi pengecapan menggunakan gustometri kimia. Data dianalisis dengan uji chi- square dan uji multipel regresi logistik dengan tingkat signifikansi 95% (p 0,05). Analisis statistik menunjukkan durasi DMtipe 2 dan usia secara signifikan sebagai faktor risiko yang berperan dalam PKR manis pada DM tipe 2 (p0,05), tetapi tidak untuk KGD, jenis kelamin, status nutrisi, merokok, dan medikasi (p0,05). Dari hasilpenelitian dapat disimpulkan bahwa, durasi DM tipe 2 dan usia merupakan faktor risiko PKR manis pada DM tipe 2.
Upaya Preventif dan Kuratif Kesehatan Gigi dan Mulut dalam Program Bulan Kesehatan Gigi Nasional “Pahlawan Senyum” di Rumah Sakit Gigi dan Mulut, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Erma Sofiani; Dwi Suhartiningtyas; Regia Aristiyanto; Maulida Nurhasanah
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 6, No 1 (2023): Volume 6 No 1 Januari 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v6i1.8575

Abstract

ABSTRAK Kesehatan gigi dan mulut merupakan pintu  utama yang mempengaruhi kesehatan sistemik secara keseluruhan. Seperti kita ketahui gigi berfungsi untuk pengunyahan, berbicara (fonasi), estetika dan perlindungan terhadap jaringan pendukung gigi. Upaya peningkatan kesehatan gigi dan mulut  dilakukan agar masyarakat dapat tetap tersenyum, gigi tetap sehat dan berfungsi dengan baik. Mengajak masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan mulut, meningkatkan kualitas kesehatan gigi dan mulut, mengajak masyarakat untuk selalu kontrol ke dokter gigi minimal 6 bulan sekali dan memberikan edukasi tentang kesehatan gigi dan mulut kepada masyarakat. Pada kegiatan ini dilakukan perawatan dalam upaya preventif  meliputi penyuluhan, edukasi dan sikat gigi masal kepada anak-anak Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, dan SLB. Upaya kuratif dengan melakukan perawatan gigi sederhana seperti penambalan gigi pada gigi berlubang, scaling pada  peradangan pada gusi yang ringan dan sedang, serta pencabutan gigi anak pada gigi goyah dan gigi dewasa yang sudah tidak dapat dipertahankan kembali. Upaya preventif berupa sikat gigi masal dilakukan pada anak-anak dengan sebaran taman kanak-kanak 25%, sekolah dasar 43%, PAUD 18% dan anak SLB 14%. Upaya kuratif yang dilakukan dalam bidang bedah mulut berupa pencabutan gigi tanpa komplikasi sebanyak 8,5%, konservasi gigi meliputi penambalan gigi dengan resin komposit sebanyak 25.3% , bidang periodonsi berupa pembersihan karang gigi sebanyak 48,1%, perawatan pada anak berupa topikal aplikasi dan fissure sealant sebanyak 20,8% dan perawatan lain-lain seperti premedikasi dan dental health education (DHE) sebanyak 5,9%. Kegiatan Bulan Kesehatan Gigi dan Mulut Nasional yang dilakukan di RSGM, UMY mampu melakukan upaya preventif berupa penyuluhan sejumlah 125 peserta dan sikat gigi masal sejumlah 277 siswa dan upaya kuratif dengan berbagai perawatan sebanyak 1207 pasien. Kegiatan ini mampu memecahkan masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat Yogyakarta.  ABSTRACT Oral health is the main entry that affects overall systemic health. As we know, teeth function for mastication, speech (phonation), esthetics, and protection of the supporting tissues of the teeth. This effort is made so people can keep smiling because their teeth are healthy and functioning correctly. This activity aims to invite the public always to maintain oral hygiene, improve the quality of dental and oral health, invite the public to control the dentist at least once every six months continuously, and provide education about dental and oral health to the public. In this activity, preventive maintenance was carried out, including counseling, education, and mass tooth brushing for children in Kindergarten, Elementary Schools, and Special Schools. Curative efforts by carrying out simple dental treatments such as dental fillings for cavities, scaling for mild and moderate inflammation of the gums, and removing children's teeth for loose and adult teeth that can no longer be maintained. Preventive efforts in the form of mass toothbrushes were carried out on children with a distribution of 25% kindergartens, 43% elementary schools, 18% PAUD, and 14% SLB children. Curative efforts were made in the field of oral surgery in the form of a tooth extraction without complications as much as 8.5%, dental conservation including dental fillings with composite resin as much as 25.3%, in the field of periodontics in the form of cleaning tartar as much as 48.1%, treatment in children in the form of topical applications and fissure sealants as much as 20.8% and other treatments such as premedication and dental health education (DHE) as much as 5.9%. During the National Dental and Oral Health Month activity at the Academic Dental Hospital, UMY carried out preventive as and curative efforts with various treatments for as many as 1207 patients. This activity can solve dental and oral health problems in Yogyakarta.
Tingkat Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Kader Kesehatan di Puskesmas Ikur Koto Kota Padang Dwi Suhartiningtyas; Bayu Ananda Paryontri; Yenita Alamsyah; Beauty Adinda Lestariana
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 6, No 5 (2023): Volume 6 No 5 Mei 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v6i5.9587

Abstract

ABSTRAK Permasalahan kesehatan gigi dan mulut (kesgilut) di Indonesia yang masih cukup tinggi, memerlukan penanganan serius tidak hanya pemerintah dan institusi terkait, namun juga memerlukan pemberdayaan masyarakat. Kader kesehatan merupakan salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan khususnya kesgilut untuk mendukung pelaksanaan pembangunan kesehatan. Kader memiliki peran penting dalam penyelenggaraan kesgilut sebagai pemberi informasi dan juga sebagai penggerak masyarakat Pengabdian kepada masyarakat (PKM) yang dilakukan bertujuan untuk mengevaluasi tingkat pengetahuan kesgilut para kader kesehatan di Puskesmas Ikur Koto Kota Padang. Metode dalam pengabdian ini berupa penyuluhan, demo/praktek menyikat gigi yang baik dan benar, focus group discussion (FGD) dan sharing kasus. Kader yang hadir sejumlah 25 orang dengan tingkat pendidikan dan pekerjaan yang bervariasi.  Sebelum penyuluhan, para kader diminta mengerjakan soal pre-test dan diakhiri dengan post-test. Hasil PKM menunjukkan pengetahuan kesgilut pada kader kesehatan di Puskesmas Ikur Koto Kota Padang, meningkat dari jawaban benar sebesar 62.4% menjadi 82.67%. Kesimpulan dalam PKM ini terdapat peningkatan pengetahuan kesgilut pada kader kesehatan di Puskesmas Ikur Koto Kota Padang setelah diberi penyuluhan. Kata Kunci: Kader Kesehatan, Kesehatan Gigi dan Mulut, Pemberdayaan Masyarakat  ABSTRACT Oral and dental health problems in Indonesia are still quite high, it requires serious handling not only by the government and related institutions but also require community empowerment. Community health worker (as we called it “kader”) is a form of community empowerment in the health sector, especially in oral and dental health to support the implementation of health development. The role of community health workers is to provide oral and dental health services, it is very important because they are not only as a provider of information in the community but also as community mobilizers. The community services carried out aim to evaluate the level of oral and dental health knowledge of community health workers of public health at the Ikur Koto Public Health Center, Padang City. The method used in this dental and oral health education is by providing counseling, demonstrations or tooth brushing practices, group discussion forums, and sharing about dental and oral health cases. The number of community health worker who attended are 25 peoples with varying levels of education and occupation. Prior to counseling, the community health worker of public health were asked to do a pretest and post-test. Results: Oral and dental health knowledge among community health workers of public health at the Ikur Koto Public Health Center, Padang City, increased from 62.4% to 82.67% with correct answers. Conclusion: There is an increase in oral and dental health knowledge among community health workers (kader) at Ikur Koto Public Health Center in Padang City after being given counseling. Keywords: Community Health Worker, Oral and Dental Health, Community Empowerment
The evaluation of taste sensitivity between conventional and electric smokers Dwi Suhartiningtyas; Erma Sofiani; Dwi Novita Rahayu; Mutia Kumalasari; Haliyati Sa’idah
Odonto : Dental Journal Vol 10, No 1 (2023): July 2023
Publisher : Faculty of Dentistry, Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/odj.10.1.14-18

Abstract

Background: Taste has an important role in human life because of the sense of taste, humans have an ability to taste various flavors of food. Decreased taste sensitivity can affect the quality of life and cause a person to consume excessive taste substances. One of the factors associated with decreased taste sensitivity is smoking. Currently, a new type of cigarette (electric cigarette or e-cigarette) is being developed which is favorable to young people because it has a different content, shape, and taste compared to conventional cigarettes. E-cigarettes are considered safer because aerosol does not contain the tobacco content of conventional cigarettes and is an alternative to smoking cessation programs. The purpose of this study is to evaluate the difference in taste sensitivity between conventional smokers and e-smokers. Method: This research is an analytical observational study using a cross-sectional design. The research subjects were conventional and electric smokers who were students of Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. The research subjects were obtained by purposive sampling, a total of 32 people who had met the inclusion criteria. Data analysis used frequency tables for univariate data and an-independent sample T-test for bivariate data. Result: The results of the bivariate analysis showed a significant value between conventional and electric smokers with p = 0.036 (< 0.05) for sweet, salty, and sour tastes, while for bitter tastes p = 0.031 (< 0.05). Conclusion: Taste sensitivity in conventional smokers is less sensitive than in electric smokers. Sensitivity to bitter tastes in both treatment groups is less sensitive than sweet, salty, and sour tastes.