Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Representasi Peristiwa Pidato Joko Widodo Pada Media kompas.com “Politikus Sontoloyo”: Analisis Wacana Kritis Teun A. Van Dijk Natadirja, Bagas Maulana; Mayasari, Mayasari; Hariyanto, Fajar
Jurnal Politikom Indonesiana Vol 5 No 1 (2020): Jurnal Politikom Indonesiana
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Singaperbangsa Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35706/jpi.v5i1.3744

Abstract

Media pada saat ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat luas. Informasi yang disampaikan oleh media, berdampak pada ideologi dan pemikiran dari masyarakat yang diterima. Representasi bertujuan untuk memberikan gambaran menurut hasil analisis dari peneliti dengan menunjukkan data-data dan berdasarkan informasi atau hasil tulisan yang diteliti. Analisis Wacana Kritis digunakan oleh peneliti untuk menganalisa teks berita yang ditulis oleh kompas.com. Analisis wacana kritis Teun A. van Dijk menganalisa analisis teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Tujuan dari penelitian ini memberikan sisi lain pemberitaan yang diberitakan oleh kompas.com. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan paradigma kritis. Peneliti membuat analisis dan mengkritisi pesan-pesan yang disampaikan dalam pemberitaan kompas.com yang dinilai tidak netral dan cenderung memihak kepada suatu kubu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa media kompas.com memiliki kecenderungan memihak kepada kubu Joko Widodo. Sentimen wartawan kompas.com terhadap kubu Prabowo Subianto sangat terlihat dari hasil analisis teks, diperkuat juga dengan hasil analisis kognisi sosial dan konteks sosial. Intensitas tatap muka yang dilakukan oleh wartawan kompas.com ini lebih sering bertemu dengan Joko Widodo, disini membuktikan bahwa memang wartawan tersebut lebih akrab dan memiliki kecenderungan berpihak kepada kubu Joko Widodo.Kata Kunci: Politikus Sontoloyo, Analisis Wacana Kritis, Joko Widodo
Analisis Wacana Kritis Pernyataan Mantan Ketua Umum PSSI dan Gubernur Sumatera Utara “Kalau Wartawan Nya Baik Nanti Timnas Nya Baik” dalam Tayangan Youtube Kompas TV Sukma, Albertus Dio; Mayasari, Mayasari; Hariyanto, Fajar
Jurnal Linguistik Terapan Vol 9 No 2 (2019)
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/jlt.v9i2.90

Abstract

Penelitian ini berawal dari ketertarikan peneliti untuk mengetahui apa sebenarnya makna dibalik pernyataan Edy ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deksriptif dengan pendekatan analisis wacana kritis model tiga dimensi Norman Fairclough. Fairclough memusatkan perhatian wacana pada bahasa. Fairclough menggunakan wacana menunjuk pada pemakaian bahasa sebagai praktek sosial, lebih daripada aktivitas individu atau untuk merefleksikan sesuatu. Analisis Norman Fairclough didasarkan pertanyaan besar, bagaimana menghubungkan teks yang mikro dengan konteks masyarakat yang makro. Fairclough berusaha membangun suatu model analisis wacana yang mempunyai kontribusi dalam analisis sosial dan budaya, sehingga ia mengkombinasikan tradisi analisis tekstual dengan konteks masyarakat yang lebih luas. Titik perhatian besar dari Fairclough adalah melihat bahasa sebagai praktik kekuasaan. Tujuan dari penelitian ini adalah, (1) Mendeskripsikan analisis dimensi teks dari wacana pernyataan Edy Rahmayadi, (2) Mendeksripsikan analisis dimensi kewacanaan yang tersebar dan dikonsumsi serta (3) Mendeksripsikan situasi, insitusional, dan sosial yang melatarbelakangi aspek kewacanaan yang terujar. Teknik pengumpulan data menggunakan penelitian kepustakaan dengan mengumpulkan dan mempelajari data dari literatur, buku-buku serta sumber yang relevan dan mendukung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam dimensi teks berupa diksi, tema, serta modalitas yang telah dinarasikan. Praktik kewacanaan muncul atas sebab akibat Edy mengujarkan pernyataan ini serta praktik sosial budaya menunjukkan bahwa Edy Rahmayadi yang mempunyai jabatan ganda meskipun tidak melanggar aturan dalam undang-undang dan partai politik usungan beliau yang tidak mempunyai kepentingan insitusional dalam media Kompas TV.