This Author published in this journals
All Journal Lateralisasi
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PERGESERAN BAHASA LEMBAK DI KALANGAN REMAJA SUKU LEMBAK KELURAHAN PAGARDEWA KOTA BENGKULU Zakaria, Jelita -; Asiyah, St.; Paulina, Yanti
Lateralisasi Vol 8, No 1 (2020): Lateralisasi
Publisher : Universitas Muhammmadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/lateralisasi.v8i1.811

Abstract

ABSTRAKKata Kunci :  Pergesesran, Bahasa Lembak Masa remaja adalah masa identitas diri. Pencarian identitas ini sering remaja lakukan pada saat berkomunikasi atau berinteraksi dengan orang lain. Pencarian identitas diri yang dilakukan remaja pada saat berkomunikasi sering mengalami peralihan bahasa. Seperti halnya bagi remaja suku lembak Pagardewa kota Bengkulu dalam berkomunikasi.  Tujuan dari penilitian ini adalah (1) mendiskripsikan pergeseran bahasa Lembak dikalangan remaja suku Lembak Pagardewa kota Bengkulu. (2) Mendiskripsikan sebab sebab terjadinya pergeseran bahasa Lembak di kalangan remaja Suku Lembak Pagardewa Kota Bengkulu.Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Informan  dalam penelitian ini adalah remaja yang berasal dari Suku Lembak Pagardewa Kota Bengkulu. Teknik pengumpulamn data yang digunakan adalah teknik observasi, wawancara. Teknik analisis data yang digunakan  adalah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan. Teknik pemeriksaan keabsahan data mencakup perpanjang pengamatan, ketekunan, triagulasi. Hasi penelitian ini menunjukan Sekolah. Simpulan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1). Remaja Suku Lembak Pagardewa kota Bengkulu malu untuk menggunakan bahasa Lembak dalam berkomunikasi sehari-hari. 2).  Remaja suku Lembak Pagardewa Bengkulu berkomunikasi dengan orang lain menggunakan  bahasa Melayu Bengkulu dan bahasa Indonesia, karena bahasa sini lebih mudah dipahami oleh semua kalangan. Penyebab pergeseran bahasa Lembak dikalangan remaja suku Lembak Bengkulu adalah 1). sosialisasi dalam keluarga tidak emnggunakan bahasa Lembak. 2). Interaksi dengan teman dilingkungan sekitar yang beragam. 3). Sekolah yang menggunakan bahasa nasional.
PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INDONESIA ANAK USIA 4-6 TAHUN DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATHAFAL DI DESA KUTOREJO KABUPATEN KEPAHIANG Zakaria, Jelita -; Paulina, Yanti -
Lateralisasi Vol 8, No 2 (2020): LATERALISASI
Publisher : Universitas Muhammmadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/lateralisasi.v8i2.1248

Abstract

AbstrakBahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi setiap orang. Melalui penguasaan kosa kata seseorang atau anak dapat mengembangkan interaksi dengan orang lain. Penguasaan kosakata Bahasa Indonesia yang dimiliki anak TK Bustanul Athafal Desa Kutorejo rendah dibanding dengan penguasaan kosakata Bahasa Indonesia di sekolah TK lainnya. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui lebih dalam mengenai penguasaan kosakata Bahasa Indonesia anak di sekolah Taman Kanak-kanak Bustanul Athafal Desa Kutorejo tersebut. Rumusan Masalah penelitian ini adalah bagaimana penguasaan kosakata bahasa Indonesia anak usia 4-6 tahun di  Taman Kanak-kanak Aisyiyah Bustanul Athafal Desa Kutorejo Kabupaten Kepahiang. Tujuan peneitian mendeskripsikan penguasaan kosakata Bahasa Indonesia anak 4-6 tahun yang sedang belajar dan berinteraksi di lingkungan sekolah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Teknik mengolah data yaitu dengan cara editing, coding/pengkodean, tabulasi dan menghitung presentase rata-rata. Hasil penelitian menunjukan  kosakata bahasa Indonesia  yang dikuasai oleh anak usia 4-6 tahun di TK Asisiah Bustanul Athfal Desa Koto Rejo Kabupaten Kepahiyang adalah: 1) Berdasarkan klarifikasi kosa kata,  kata benda lebih dominan, disusul dengan kata sifat, kata kerja, kata keterangan, kata bilangan, kata ganti, kata seru, kata depan, kata hubung, dan kata sandang tidak ditemukan dalam penelitian ini. 2) Berdasarkan umur, penguasaan kosakata anak umur 6 tahun lebih banyak daripada anak usia 5 dan 4 tahun. 3) Berdasarkan jenis kelamin, anak perempuan lebih banyak menguasai kosakata daripada anak laki-laki. 4) Berdasarkan pekerjaan orang tua, terlihat pada hasil penelitian bahwa anak yang orang tuanya bekerja sebagai guru berbeda penguasaan kosakatanya dengan anak yang orang tuanya bekerja sebagai petani, pedagang dan buruh. 5) Berdasarkan sosial ekonomi, terlihat bahwa anak yang memiliki sosial ekonomi bagus  penguasaan kosakatanya lebih  tinggi, sebaliknya anak yang memiliki sosial ekonomi kurang bagus penguasaan kosakatany  rendah.Kata Kunci: Penguasaan Kosakata Bahasa Indonesia Anak
KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT DENGAN TEKNIK SCANNING MAHASISWA SEMESTER II PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU paulina, yanti -; Handayani, Dinda Rike; Zakaria, Jelita -
Lateralisasi Vol 9, No 1 (2021): LATERALISASI
Publisher : Universitas Muhammmadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/lateralisasi.v9i1.1714

Abstract

AbstrakMasalah penelitian ini adalah bagaimanakah Kemampuan Membaca Cepat Mahasiswa Semester II Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Bengkulu dengan Teknik Scanning. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh pendeskripsian kemampuan membaca cepat mahasiswa semester 2 program studi bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Bengkulu dengan teknik scanning. Metode yang digunakan adalah metode metode deskriftip kuantitatif. Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah teknik tes. Teknik analisis data adalah (1) Menghitung kecepatan membaca, (2) Menghitung presentase pemahaman isi bacaan, (3) Menghitung rata rata kemampuan membaca. Hasil penelitian ini adalah (1) kecepatan membaca mahasiswa semester 2 program studi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Bengkulu dengan teknik scanning  adalah 6 orang mahasiswa masuk ke dalam kategori kurang,  21 orang mahasiswa masuk ke dalam kategori cukup, dan 38 orang mahasiswa masuk ke dalam kategori Baik. Secara keseluruhan jumlah kecepatan membaca adalah 200 kpm masuk ke dalam kategori baik., (2) Kemampuan pemahaman mahasiswa semester 2 program studi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Bengkulu dengan teknik scanning dalam memperoleh isi bacaan yang telah dihitung dan dimasukkan ke dalam rumus persentase pemahaman isi bacaan, diperoleh hasil sebanyak 5 orang  mahasiswa dapat menjawab dengan benar 10 soal dari 10 soal dengn persentase 100%. Selanjutnya 25 orang mahasiswa dapat menjawab dengan benar  soal dengan persentase 80%. Berikutnya adalah sebanyak 18 orang mahasiswa dapat menjawab 3 soal dengan persentase 60%. Kemudian sebanyak  12 orang mahasiswa dapat menjawab  soal dengan persentase 40%, dan yang terakhir sebanyak  5 orang mahasiswa dapat menjawab  soal dengan persentase 20%. Maka persentase pemahaman mahasiswa secara keseluruhan yaitu 63% masuk ke dalam kategori cukup, (3) Kemampuan rata-rata membaca cepat mahasiswa semester 2 program studi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Bengkulu dengan teknik scanning adalah 64,2% masuk dalam kategori cukup. Diharapkan hasil penelitian dijadikan bahan informasi dan masukan bagi pembaca guna memperluas pengetahuan dan kemampuan  nahasiswa  tentang  membaca  scanning  untuk menemukan informasi secara cepat.
KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL MILEA: SUARA DARI DILAN KARYA PIDI BAIQ Zakaria, Jelita -; Yuniati, Ira -; mahdijaya, mahdijaya -; Wahyuni, Reva Eka
Lateralisasi Vol 9, No 1 (2021): LATERALISASI
Publisher : Universitas Muhammmadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/lateralisasi.v9i1.1717

Abstract

AbstrakKarya sastra menurut ragamnya terbagi menjadi tiga, yaitu prosa, puisi, dan drama. Berkaitan dengan prosa fiksi umumnya dibagi menjadi dua, cerita pendek (cerpen) dan novel, persoalan yang disodorkan oleh pengarang tidak terlepas dari pengalaman kehidupan nyata sehari-hari. Dalam penelitian ini peneliti menganalisis kepribadian tokoh. Menurut Sigmund Freud (dalam Koeswara, 1991: 332), membagi struktur kepribadian menjadi tiga aspek, yaitu: 1) aspek id, 2) aspek ego, dan 3) aspek superego. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana kepribadian tokoh utama dalam novel Milea: Suara dari Dilan karya Pidi Baiq? Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Data-data penelitian ini berbentuk kutipan novel yang terkait dengan kepribadian tokoh id, ego, dan superego. Sumber data dalam  penelitian ini berupa novel yang berjudul Milea: Suara dari Dilan karya Pidi Baiq terdiri dari 360 halaman dan diterbitkan oleh Pastel Books dari Mizan. Teknik pengumpilan data dilakukan dengan cara: (a) membaca dengan teliti novel Milea: Suara dari Dilan, (b) menandai hal-hal yang berkaitan dengan kepribadian tokoh utama dalam novel Milea: Suara dari Dilan karya Pidi Baiq, (c) mencatat ke dalam instrument kutipan-kutipan dalam novel yang berkaitan dengan kepribadian tokoh utama dalam novel Milea: Suara dari Dilan karya Pidi Baiq. Teknik analisis data dalam penelitian, yaitu: (a) mengidentifikasi masing-masing cuplikan data yang telah dicatat pada daftar data, (b) menganalisis secara jelas dan terperinci kepribadian tokoh utama dalam novel Milea: Suara dari Dilan karya Pidi Baiq yang terdiri dari id, ego dan superego, dan (c) menyimpulkan hasil penelitian. Berdasarkan hasil penelitian dalam novel Milea: Suara dari Dilan karya Pidi Baiq ditemukan sebanyak 58 kepribadian yang meliputi aspek id 20 data, aspek ego 19 data, dan aspek superego 19 data. Aspek yang paling banyak ditemukan adalah aspek id, yaitu sebanyak 20 data. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi untuk penelitian yang lebih mendalam terkhusus penelitian karya sastra yang menggunakan novel ini.
SAPAAN DALAM BAHASA NASAL DI KABUPATEN KAUR PROVINSI BENGKULU Zakaria, Jelita -; Yuniati, Ira -; Nursiyah, Nursiyah -
Lateralisasi Vol 9, No 2 (2021): LATERALISASI
Publisher : Universitas Muhammmadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/lateralisasi.v9i2.2951

Abstract

AbstrakBahasa merupakan suatu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia terlebih lagi karena manusia yang merupakan makhluk sosial yang saling komunikasi dan berinteraksi satu sama lain. Zaman yang sudah semakin maju sudah mulai banyak bahasa baru timbul sehingga dikhawatirkan bahasa daerah perlahan akan menghilang, terkhusus dengan Sapaan Dalam Bahasa Nasal di Kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu. Oleh karena itu, peneliti ingin meneliti Sapaan Dalam Bahasa Nasal di Kabupataen Kaur Provinsi Bengkulu agar Sapaan dalam Bahasa Nasal di Kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu tetap dipertahankan. Rumusan dalam Bagaimana bentuk kata sapaan kekerabatan yang digunakan dalam bahasa Nasal di Kabupaten Kaur. Tujuan penelitian untuk mengetahui bentuk kata sapaan dalam bahasa Nasal. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Teknik analisis data yaitu dengan cara ditranskripsikan, Menganalisis data, Mengelompokkan bentuk kata sapaan, Menginterprestasikan data, Menarik kesimpulan. Kesimpulan, dari hasil penelitian bentuk kata sapaan kekerabatan dalam bahasa Nasal dapat disimpulan sebagai berikut :  Bak (bapak) Mak (ibu) Anak dan Nak (anak), Dang, Dongah, Cik (kakak laki-laki), Wo, Ngah, Odo (kakak perempuan), Adek (adik), Tamong (kakek), Sawo (nenek), Cucung, Pakdang, Bakdang, Pakwo, Pakngah, Wan, Unik, (Paman), Makdang, Makwo, Makngah, Nda, Bucik,(bibi), bak/diiringi dengan sebutan nama anak tertua (suami), Mak/diiringi dengan sebutan nama anak tertua = (istri), Dodang, Dongah, Docik (kakak ipar laki-laki),Wodang, Cikngah, Ceudo ( kakak ipar perempuan ), Adek (adik ipar), Dang/Dongah/Cik (kakak sepupu laki-laki), Wo/Ngh/Odo (kakak sepupu perempuan), Adek (adik sepupu), Bak (mertua laki-laki), Mak (mertua perempuan). Di dalam penelitian ini peneliti menyarankan untuk menjaga kelestarian bahasa daerah dan sapaan dalam bahasa Nasal agar tetap dipertahankan dan kita sebagai generasi muda harus bangga dengan bahasa daerah kita sendiri.