Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

KEEFEKTIFAN KALIMAT DALAM KARANGAN EKSPOSISI PESERTA DIDIK KELAS VIII-B SMP NEGERI 24 BANJARMASIN Charniago, Aas; Cahaya, Noor; Faradina
LOCANA Vol 3 No 1 (2020): LOCANA: JURNAL TUGAS AKHIR MAHASISWA
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jtam.v3i1.32

Abstract

Tujuan penelitian ini, yaitu mendeskripsikan keefektifan kalimat dalam karangan eksposisi peserta didik kelas VIII SMP Negeri 24 Banjarmasin. Metode penelitian yang digunakan, yaitu metode deskriptif kualitatif. Data penelitian, yaitu kalimat dalam karangan eksposisi. Instrumen penelitian menggunakan tabel analisis ciri kalimat efektif dengan bantuan peneliti. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan kalimat efektif dan kalimat tidak efektif berdasarkan (1) kesepadanan struktur; (2) keparalelan bentuk; (3) ketegasan makna, yaitu peletakan frasa dan partikel; (4) kehematan kata, yaitu pengulangan subjek dihilangkan, menghindari kesinoniman, dan tidak menjamakkan frasa berbentuk jamak; (5) kecermatan dan kesantunan, yaitu pemilihan kata yang tepat dan tidak tepat; (6) kepaduan makna, yaitu keutuhan bentuk kata; dan (7) kelogisan makna, yaitu tidak ambigu.
TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU DAN PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS X IPA SMAN 7 BANJARMASIN Yanti, Eli; Cahaya, Noor; Faradina
LOCANA Vol 3 No 1 (2020): LOCANA: JURNAL TUGAS AKHIR MAHASISWA
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jtam.v3i1.34

Abstract

Penelitian ini mendeskripsikan bentuk tindak tutur direktif secara langsung dan tidak langsung dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas X IPA SMAN 7 Banjarmasin. Metode deskriptif dan jenis kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil penelitian dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas X IPA SMAN 7 Banjarmasin menunjukkan bahwa bentuk pertanyaan dan fungsi bertanya sering dituturkan. Bentuk tindak tutur direktif secara langsung yang terdapat ialah bentuk permintaan, perintah, pertanyaan, larangan, nasihat, dan pemberian izin. Bentuk tindak tutur direktif secara tidak langsung berupa bentuk permintaan, nasihat, dan larangan. Fungsi tindak tutur direktif secara langsung, yaitu fungsi memohon, meminta, mengajak, bertanya, menghendaki, menuntut, mengarahkan, mengatur, melarang, membatasi, membolehkan, menganugerahi, dan menasihati. Fungsi tindak tutur direktif secara tidak langsung meliputi fungsi memohon, meminta, mengajak, menghendaki, membatasi, dan menasihati.
TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU DAN PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS X IPA SMAN 7 BANJARMASIN Yanti, Eli; Cahaya, Noor; Faradina
LOCANA Vol 3 No 1 (2020): LOCANA: JURNAL TUGAS AKHIR MAHASISWA
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jtam.v3i1.34

Abstract

Penelitian ini mendeskripsikan bentuk tindak tutur direktif secara langsung dan tidak langsung dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas X IPA SMAN 7 Banjarmasin. Metode deskriptif dan jenis kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil penelitian dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas X IPA SMAN 7 Banjarmasin menunjukkan bahwa bentuk pertanyaan dan fungsi bertanya sering dituturkan. Bentuk tindak tutur direktif secara langsung yang terdapat ialah bentuk permintaan, perintah, pertanyaan, larangan, nasihat, dan pemberian izin. Bentuk tindak tutur direktif secara tidak langsung berupa bentuk permintaan, nasihat, dan larangan. Fungsi tindak tutur direktif secara langsung, yaitu fungsi memohon, meminta, mengajak, bertanya, menghendaki, menuntut, mengarahkan, mengatur, melarang, membatasi, membolehkan, menganugerahi, dan menasihati. Fungsi tindak tutur direktif secara tidak langsung meliputi fungsi memohon, meminta, mengajak, menghendaki, membatasi, dan menasihati.
PEMBELAJARAN TEKS EKSPOSISI PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 5 BANJARMASIN Ferenna; Agus Kusasi, Zakiah; Faradina
LOCANA Vol 3 No 1 (2020): LOCANA: JURNAL TUGAS AKHIR MAHASISWA
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jtam.v3i1.35

Abstract

Penelitian ini bertujuan membahas pembelajaran teks eksposisi peserta didik kelas VIII SMPN 5 Banjarmasin. Ditinjau dari pembelajaran yang dilaksanakan pendidik dan peserta didik di kelas yaitu perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, serta penilaian pembelajaran. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif kualitatif. Data penelitian ini silabus dan RPP serta perencanaan, pelaksanaan, dan penialaian dalam pembelajaran. Sumber data penelitian ini kegiatan pembelajaran yang dilakukan pendidik dan peserta didik. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidik melakukan pembelajaran teks eksposisi meliputi, perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian. Dari nilai 6 kelompok tersebut masih ada yang belum mencapai KKM yaitu 70 seperti kelompok 3 hanya mendapat nilai 60 karena masih belum memahami tentang kaidah kebahasaan teks eksposisi.
PEMBELAJARAN TEKS EKSPOSISI PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 5 BANJARMASIN Ferenna; Agus Kusasi, Zakiah; Faradina
LOCANA Vol 3 No 1 (2020): LOCANA: JURNAL TUGAS AKHIR MAHASISWA
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jtam.v3i1.35

Abstract

Penelitian ini bertujuan membahas pembelajaran teks eksposisi peserta didik kelas VIII SMPN 5 Banjarmasin. Ditinjau dari pembelajaran yang dilaksanakan pendidik dan peserta didik di kelas yaitu perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, serta penilaian pembelajaran. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif kualitatif. Data penelitian ini silabus dan RPP serta perencanaan, pelaksanaan, dan penialaian dalam pembelajaran. Sumber data penelitian ini kegiatan pembelajaran yang dilakukan pendidik dan peserta didik. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidik melakukan pembelajaran teks eksposisi meliputi, perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian. Dari nilai 6 kelompok tersebut masih ada yang belum mencapai KKM yaitu 70 seperti kelompok 3 hanya mendapat nilai 60 karena masih belum memahami tentang kaidah kebahasaan teks eksposisi.
PEMBELAJARAN STRUKTUR DAN KEBAHASAAN TEKS EKSPOSISI PESERTA DIDIK KELAS X MIPA-1 SMA NEGERI 7 BANJARMASIN Annisa Nurshifariani Ahya; Sabhan; Faradina
LOCANA Vol 3 No 2 (2020): LOCANA: JURNAL TUGAS AKHIR MAHASISWA
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jtam.v3i2.40

Abstract

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui perencanaan, pelaksanaan, penilaian, kendala, dan upaya dalam pembelajaran struktur dan kebahasaan teks eksposisi di kelas X MIPA-1 SMA Negeri 7 Banjarmasin. Jenis penelitian ini yaitu penelitian deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian dapat ditarik lima kesimpulan. Pertama, pendidik menggunakan perencanaan pembelajaran yang bersumber dari silabus dan RPP berdasarkan kurikulum 2013. Kedua, pelaksanaan pembelajaran sudah mencakup tahap-tahap 5 M (mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan) dalam satu pertemuan dan pada proses pelaksanaan juga terdiri atas tiga kegiatan, yaitu pendahuluan, inti, dan penutup. Ketiga, penilaian autentik dilakukan pendidik untuk menilai sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Keempat, kendala pada pembelajaran struktur dan kebahasaan teks eksposisi dibagi menjadi dua, kendala pendidik dan peserta didik. Kelima, upaya untuk mengatasi kendala juga dilakukan oleh pendidik dan peserta didik.
PEMBELAJARAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR-UNSUR INTRINSIK DALAM CERITA PENDEK PADA PESERTA DIDIK KELAS XI SMK NEGERI 2 BANJARMASIN Nurena Mutia Puteri; Maria Lusia Anita Sumaryati; Faradina
LOCANA Vol 3 No 2 (2020): LOCANA: JURNAL TUGAS AKHIR MAHASISWA
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jtam.v3i2.45

Abstract

Penelitian ini mendeskripsikan hasil penelitian mengenai perencanaan, pelaksanaan, penilaian, dan kendala dalam pembelajaran mengidentifikasi unsur intrinsik cerita pendek kelas XI PS B SMK Negeri 2 Banjarmasin. Metode penelitian, yaitu deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara, rekaman, dan dokumentasi. Datanya, yaitu persiapan guru dalam penyusunan RPP, materi yang ingin disampaikan, metode yang digunakan, dan proses penilaian belajar peserta didik. Hasil penelitian ini memperlihatkan pelaksanaan pembelajaran guru tidak sepenuhnya berpedoman pada RPP. Aktivitas yang ditunjukkan selama pembelajaran berlangsung berdasarkan observasi, yaitu guru lebih banyak berceramah saat menyampaikan materi dan aktivitas peserta didik terlihat tenang dan memerhatikan guru dalam menyampaikan materi meski beberapa peserta didik tidak memerhatikan dan mengobrol dengan temannya. Guru melaksanakan penilaian berdasarkan tiga ranah, yaitu penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Beberapa kendala dalam pembelajaran dialami guru dan peserta didik.
KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SANTRI SANAWIAH PONDOK PESANTREN “AMANAH UMAT” KABUPATEN BANJAR Halimatus Sa’diah; Sabhan; Faradina
LOCANA Vol 4 No 1 (2021): LOCANA: JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jtam.v4i1.55

Abstract

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mendeskripsikan kemampuan membaca pemahaman santri Sanawiah Pondok Pesantren “Amanah Umat” Kabupaten Banjar berdasarkan tingkatan pemahaman. Penelitian ini termasuk dalam golongan jenis penelitian deskriptif-kuantitatif karena kemampuan membaca pemahaman digambarkan dalam bentuk angka yang dideskripsikan. Dari gambaran angka tersebut, diketahui kemampuan santri dalam membaca pemahaman. Sumber data penelitian ialah seluruh santri Sanawiah Pondok Pesantren “Amanah Umat”, yakni kelas VII, VIII, dan IX yang berjumlah 56 santri. Teknik pengumpulan data pada penelitian berupa tes. Teknik analisis data yang digunakan berupa statistik deskriptif. Instrumen penelitian ini ialah tes tertulis pilihan ganda selaras dengan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran jenjang masing-masing. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa kemampuan membaca pemahaman santri Sanawiah Pondok Pesantren “Amanah Umat” Kabupaten Banjar berada pada kategori mampu, dengan nilai rerata sebesar 81. Nilai tersebut diperoleh dari hasil tes, yakni 27 (48,21%) santri memperoleh kategori sangat mampu, 13 (23,21%) santri memperoleh kategori mampu, 11 (19,64%) santri memperoleh kategori cukup mampu, dan 5 (8,92%) santri memperoleh kategori kurang mampu.
TOPONIMI DESA DI KECAMATAN PANDAWAN KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH: VILLAGE TOPONYMY IN PANDAWAN DISTRICT, HULU SUNGAI TENGAH REGENCY Cahaya Nor Hidayah; Sabhan; Faradina
LOCANA Vol. 6 No. 1 (2023): JURNAL LOCANA
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jlc.v1i1.126

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kategori toponimi dan makna kultural dari setiap nama desa di Kecamatan Pandawan sesuai dengan narasi historisnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik observasi, dokumentasi, dan wawancara. Data yang dihasilkan berupa cerita asal-usul penamaan dari dua puluh satu desa di Kecamatan Pandawan. Sumber data dari penduduk asli, yakni aparat, orang tua, atau sesepuh desa. Hasil penelitian menunjukan bahwa nama dari dua puluh satu desa di Kecamatan Pandawan mencakup ketiga aspek toponimi, yakni enam belas desa termasuk dalam aspek perwujudan, tiga desa dalam aspek kemasyarakatan, dan tiga desa dalam aspek kebudayaan. Ada sebuah desa yang mencakup kedua aspek toponimi sekaligus, yaitu Desa Pandawan. Makna kultural pada nama desa di Kecamatan Pandawan dapat diketahui melalui semantik kultural yang dapat disesuaikan dengan makna leksikal. This study aims to describe the toponymic category and cultural meaning of each village name in Pandawan District according to its historical narrative. This research uses a descriptive qualitative approach with observation, documentation, and interview techniques. The resulting data is in the form of naming origin stories from twenty-one villages in Pandawan District. The source of data from the indigenous people, namely officials, parents, or village elders. The results showed that the names of twenty-one villages in Pandawan District cover three toponymic aspects, namely sixteen villages included in the embodiment aspect, three villages in the community aspect, and three villages in the cultural aspect. There is a village that includes both toponymic aspects at once, namely Pandawan Village. The cultural meaning of the village name in Pandawan District can be known through cultural semantics that can be adjusted to the lexical meaning.
KARAKTER TOKOH DALAM NOVEL ``NEGERI 5 MENARA`` KARYA A. FUADI: CHARACTERS IN THE NOVEL ``NEGERI 5 MENARA`` BY A. FUADI Muhammad Ilham Fikri; Sabhan; Faradina
LOCANA Vol. 6 No. 1 (2023): JURNAL LOCANA
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jlc.v1i1.134

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakter yang dimiliki setiap tokoh pada novel yang berjudul Negeri 5 Menara karya A. Fuadi. Deskriptif-kualitatif ialah metode yang diaplikasikan dalam penelitian ini. Hasil riset menerangkan bahwa karakter yang dimiliki oleh para tokoh pada novel yang menjadi objek penelitian tersebut terbagi menjadi dua jenis, yakni karakter positif dan negatif. Karakter positif dimiliki oleh semua tokoh yang menjadi fokus pembicaraan, yakni Alif Fikri, Amak, Ayah, Raja Lubis, Baso Salahuddin, Atang Yunus, Dulmajid, dan Said Jufri. Adapun karakter negatif hanya ditunjukkan oleh tokoh Alif Fikri, Amak, Said Jufri, dan Baso Salahuddin,. Para tokoh yang menunjukkan karakter positif tercermin melalui perilaku optimis, peduli, disiplin, jujur, berjiwa besar, penyayang, bijaksana, dapat dipercaya, dermawan, setia kawan, rajin, humoris, dan kreatif. Adapun perwujudan karakter negatif tercermin melalui perilaku labil, ambisius, keras kepala, suka cari perhatian, dan penyendiri. This study aims to describe the characters possessed by each character in the novel entitled Negeri 5 Menara by A. Fuadi. Descriptive-qualitative is the method applied in this study. The results of the research explain that the characters possessed by the characters in the novel which are the object of the research are divided into two types, namely positive and negative characters. Positive characters are shared by all the figures who are the focus of the conversation, namely Alif Fikri, Amak, Ayah, Raja Lubis, Baso Salahuddin, Atang Yunus, Dulmajid, and Said Jufri. The negative characters are only shown by the figures Alif Fikri, Amak, Said Jufri, and Baso Salahuddin. The characters who show positive character are reflected in optimistic, caring, disciplined, honest, big-hearted, compassionate, wise, trustworthy, generous, loyal friends, diligent, humorous, and creative behaviors. The embodiment of negative character is reflected through unstable behavior, ambitious, stubborn, attention-seeking, and a loner.