This Author published in this journals
All Journal Jurnal Anala
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

KEBERLANJUTAN (SUSTAINABILITAS) PASAR TRADISIONAL DI BALI Suardana, I Nyoman Gde
Jurnal Anala Vol 1 No 1 (2013): ANALA
Publisher : Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (74.78 KB) | DOI: 10.46650/anala.1.1.129.%p

Abstract

Saat ini, "pasar swalayan modern" banyak dibangun dalam bentuk mal, minimarket, supermarket atau hypermarket. Kehadirannya seperti mulai kian berlebihan dan memberi dampak pada wajah arsitektur kotanya. Terkendalikah pertumbuhannya? Sudahkah bercitra Bali? Lantas, bagaimana peran, makna dan fungsi keberadaan pasar tradisional ke depan? Bagaimana dengan pendekatan estetikanya?Tujuan dilakukan penelitian adalah guna mengetahui sejauh mana faktor-faktor yang mempengaruhi makna sebuah tempat (place) dan ruang (space) sebuah pasar secara arsitektural. Eksistensi suatu ruang publik kiranya bisa dikaji dari segi konteks, citra dan estetikanya. Dengan kata lain, keberadaan sebuah pasar tradisional, serta kaitan antara tempat lainnya masing-masing, tak boleh tercerabut dari pemahaman manusia yang hidup dan bergerak di dalamnya. Lantaran dimensi ruang publik bersifat sosio-spasial, maka makna keberadaan sebuah pasar tradisional di dalam kota tak semata memberi nilai bagi diri sendiri, melainkan juga untuk orang-orang yang hidup dan beraktivitas di "ruang" kota setempat.Di sisi lain, mal, minimarket, supermarket atau semacamnya, boleh dikata sebagai wujud implementasi fisik perdagangan dari sistem budaya asing (kapitalis?), sehingga nilai keuntungan ekonomi jauh lebih banyak direguk pihak "luar".Kata Kunci: keberlanjutan, pasar tradisional, Bali
POLA DAN GUBAHAN BENTUK RUMAH ADAT SIDATAPA Suardana, I Nyoman Gde
Jurnal Anala Vol 2 No 2 (2014): ANALA
Publisher : Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1967.259 KB) | DOI: 10.46650/anala.2.2.189.%p

Abstract

Arsitektur Nusantara Bali sesungguhnya memiliki keragaman dalam gubahan rupa (bentuk) arsitekturnya. Seperti halnya rupa rumah adat yang terdapat di Desa Sidatapa, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng-Bali. Gubahan itu perlu dijelajahi kembali untuk memperoleh suatu â??ke-dalam-an dan per-luas-an pemahamanâ??. â??Apaâ?? dan â??siapaâ?? rumah adat Sidatapa tersebut. Bagaimana ungkapan bentuk rumah adatnya. Penelitian dilakukan dengan mengamati dan memahami unsur-unsur pembentuk tampilan rumah adatnya.Dari Ke-Bhinekaan gubahan bentuk, melalui tulisan ini penelitian dilakukan dengan menggunakan metode interpretatif dilakukan secara khusus ke dalam ranah gubahan bentuk rumah adat Sidatapa. Lokasinya di wilayah permukiman masyarakat di daerah pegunungan, yang secara geografis terletak di daerah perbukitan berbatu, berketinggian 400-500 meter dari permukaan air laut.            Penguraian dilakukan dengan tujuan untuk bisa mengungkap rekaman pengetahuan arsitektur Sidatapa sebagai bagian dari Arsitektur Nusantara Bali, khususnya mengurai tentang gubahan bentuk rumah adatnya. Dengan sasaran ke dalam anasir bentuk arsitektur berupa: bangun, raut, sosok, wujud (tampang) dan tampak arsitekturnya. Melalui penelitian awal ini, keluarannya diharapkan bisa digunakan sebagai referensi atau butir-butir sumbangan pemikiran dan pengetahuan dalam khasanah ANB. Kata Kunci : arsitektur nusantara bali, gubahan bentuk, rumah adat Sidatapa.
RIWAYAT PERKEMBANGAN RANCANGAN BANGUNAN SUCI (PURA) DI BALI Suardana, I Nyoman Gde
Jurnal Anala Vol 3 No 1 (2015): ANALA
Publisher : Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (624.272 KB) | DOI: 10.46650/anala.3.1.201.%p

Abstract

Pulau Bali juga disebut sebagai â??Pulau Seribu Puraâ??. Pura selain merupakan tempat suci Hindu, juga sebagai â??sentra rohaniâ?. Permasalahan yang muncul: Apa saja yang melatarbelakangi perkembangannya dan bagaimana sebaiknya konsep rancangan sebuah pura ke depan? Tujuan dilakukan penelitian ini adalah guna lebih dalam mengetahui dan memahami tentang riwayat perkembangan rancangan bangunan suci di Bali. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif interpretatif, dengan menggali sumber-sumber prasasti yang ada. Melakukan studi literatur, serta mewawancarai tetua/penglingsir yang dianggap pakar atau sebagai panutan yang paham akan nilai-nilai dan sejarah tradisi. Khususnya yang menyangkut ikhwal perkembangan bentuk, fungsi, dan nilai-nilai ruang bangunan suci di Bali. Prasasti sering menyebutkan bahwa  gunung dan bukit sebagai sthana para dewa. zaman dulu, tempat â?? tempat tinggi di Bali, di hulu atau di tanah bervibrasi suci, orang-orang membuat suatu bangunan peribadatan, meski sederhana dan sifatnya sementara. Manfaat yang akan diperoleh adalah masyarakat akan menjadi lebih paham perihal riwayat perkembangan bangunan suci di Bali ini. Masyarakat juga akan lebih mengerti dan paham tentang hubungan yang filosofikal antara bentuk-bentuk bangunan suci yang dilahirkan dari satu periode (awal) hingga perkembangannya seperti yang bisa dijumpai saat ini. Kata Kunci: riwayat perkembangan, rancangan bangunan suci, Bali
KEUNIKAN BANGUNAN BALE SAKENEM (WONG KILAS) DI BATUAN Rikyana, I Gede; Suardana, I Nyoman Gde; Adhimastra, I Ketut
Jurnal Anala Vol 4 No 2 (2016): ANALA
Publisher : Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (602.816 KB) | DOI: 10.46650/anala.4.2.479.%p

Abstract

Mr. I Wayan country house located in the village of Batuan Gianyar will be used as research material to Determine the uniqueness of the building Bale Dangin Sakenem, while the elements that will be Discussed, Among others, layout, shape of the building, use of materials , Structures . The method used is the method of collection of data, preparation of data and the data analysis, the resulting in a conclusion of the research objectives Keywords: The uniqueness of the building , Bale Sakenem ( wong kilas).
PERANCANGAN RUSUNAWA DI DENPASAR BARAT Sukerta, I Wayan; Suardana, I Nyoman Gde
Jurnal Anala Vol 5 No 1 (2017): ANALA
Publisher : Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (521.592 KB) | DOI: 10.46650/anala.5.1.485.%p

Abstract

Bali is an island that is well known in the national and international. Bali's natural culture and customs that have traditionally become Balinese spirit so that they can be known as today. Many preferred destinations can be visited by tourists. ranging from nature tourism, marine tourism, cultural tourism, culinary, religious, agro tourism etc. Foreign tourist arrivals in 2015 reached 363.8 visits up 6.65 percent compared to 2014. The progress of an area like Bali is inseparable from the impact of these developments. Several problems began to emerge, such as an increase in population, neighborhoods and settlements. Settlements are an important thing that needs attention. In Bali, the city of Denpasr in particular is a city that becomes the destination of migrants to change their destiny.The city of Denpasar is the capital of Bali province, similar to the problems experienced by other big cities, one of which is in the field of housing and settlement. The high price of land and some other supporting facilities also increase. So what happens in the community is the difficulty of having a decent home. Thus the need for simple apartment rental (rusunawa)Rusunawa is one type of dwelling that is very feasible in applied in Bali, Denpasar City in particular. The most basic reason for this is that apartment buildings can accommodate quite a lot of occupants, fewer land uses, the construction can be done vertically and maximally, can support a better urban environmental arrangement and can be owned by rental system without having to be in charge of building maintenance.Keywords: rusunawa, denpasar city
KANTOR SEWA DI DENPASAR Suardana, I Nyoman Gde
Jurnal Anala Vol 5 No 2 (2017): ANALA
Publisher : Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (634.829 KB) | DOI: 10.46650/anala.5.2.489.%p

Abstract

Perkembangan dan tingkat kompetisi bisnis yang terjadi di Denpasar mendorong para pebisnis untuk selalu berinovasi. Kebutuhan mereka terhadap perkantoran dalam arti ruang untuk bekerja menjadi salah satu faktor terpenting, bukan hanya masalah menyangkut prestise, namun juga untuk mendapatkan waktu dan hasil yang berkualitas.Didukung dengan pertumbuhan ekonomi di Denpasar yang sangat menjanjikan sehingga menjadi tujuan investasi utama para pemodal, baik domestik maupun internasional. Hal ini bisa dilihat dari tingkat okupansi gedung-gedung perkantoran di kota Denpasar ini yang bergerak membaik. Hal ini menunjukkan potensi segmen pasar perkantoran di Denpasar yang cukup tinggi. Maka dari itu, Kantor Sewa di Kota Denpasar sangat diperlukan untuk memberi peluang perusahaan baru untuk menjalankan bisnisnya dan memberikan lapangan pekerjaan untuk SDM di Kota Denpasar.  Kata Kunci: kantor sewa, kota denpasar.
NILAI FILOSOFIS DAN TATA CARA PEMBANGUNAN "PELINGGIH GEDONG SAREN" Suardana, I Nyoman Gde; Aryawan, I Wayan; Widiyani, Desak Made Sukma
Jurnal Anala Vol 6 No 1 (2018): ANALA
Publisher : Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (531.054 KB) | DOI: 10.46650/anala.6.1.585.53-72

Abstract

The concept of Bali Building is still a tourist attraction not only for tourists but also various researchers who want to explore the meaning and function of the building. It can not be denied that the beauty of Balinese buildings is one of the factors that make up the natural beauty of Bali including the religious atmosphere in it. The house as the most dominant building in a residential area, also has its own characteristics in Bali. Rumah Bali can certainly have a place / means of worship commonly called Sanggah / Merajan. Even according to the Hindu concept, Sanggah / Merajan is the most important building in a house / residence. Pelinggih Gedong Saren is one part of Sanggah / Merajan. This building is an ancestral heritage that needs to be developed and preserved. Until now, the manuscripts that talk about Pelinggih Gedong Saren in particular are quite rare. So it is very necessary to conduct a special study on Pelinggih Gedong Saren so that later can be used as a consideration in the planning or making Pelinggih Gedong Saren in a Merajan or Sanggah. There are still many secrets and uniqueness in Pelinggih Gedong Saren, which notabena is an important building in the holy place of Hindu family. This research is a descriptive reasearch, which is intended for exploration and clarification of a phenomenon or social reality, by describing a number of variables concerning the problem and the unit under investigation. This type of research is not intended to attract a generation that causes a symptom or a social reality. Therefore, this study does not use and do not perform hypothesis testing because it is not intended to build and develop theory treasury. This study uses two types of data, namely primary and secondary. Primary data obtained from the results of research into the object (field) obtained directly through interview / interview and also observation. While the secondary data obtained from the study of literature, literature and lontar associated with this research. Furthermore, the analysis is done by descriptive analysis method that is a technique that try to describe and describe a problem (research variable) to be an analysis that able to explain each problem (research variable) is clear. In the future, the development of tourism will depend on the Spirit of Tourism itself. For Bali, known as the world's best destination, culture, customs, as well as the uniqueness of Bali that breathes Hinduism is the spirit of tourism itself. Understanding the meaning of each building that is a supporter of beauty and has an important function in the religious life of society is the long-term goal of this research. Keywords: philosophical values, development, gedong saren.
MEMBACA CITRA KOTA SINGARAJA Suardana, I Nyoman Gde
Jurnal Anala Vol 4 No 1 (2016): ANALA
Publisher : Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46650/anala.4.1.588.%p

Abstract

Singaraja town with its territory of 27,89 Km2 is a part of an administrative territory at Buleleng regency. Itâ??s predicted that Singaraja town is the only one having an â??urban designâ?. A territory has a meaning as a place of a city architecturally, and also itâ??s set up by a space. Beside the existence of a Puri (castle), a traditional market, a harbor, China-town and the others, at Singaraja town is also available a lot of the Dutchâ??s architectural heritage.A town image is a mental description of a city according to its societyâ??s viewpoint approximate. Related to be an effort of keeping Singaraja town image that has an unique characteristic, so it needs taking care and preserving by conducting a conservation.Key word : the image-Singaraja town-conservation Â