Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Feminisasi Kemiskinan: Studi Tentang Pengemis Perempuan pada Masyarakat Matrilineal Minangkabau di Sumatera Barat, Indonesia Azwar, Welhendri; Muliono, Muliono; Permatasari, Yuli
Musawa Jurnal Studi Gender dan Islam Vol. 17 No. 2 (2018)
Publisher : Sunan Kalijaga State Islamic University & The Asia Foundation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/musawa.2018.172.165-182

Abstract

Tulisan ini mencoba menjelaskan fenomena keterpinggiran kaum perempuan Minangkabu di Sumatera Barat. Beberapa konsep teoritik feminis digunakan untuk menganalisis bagaimana konstruksi sistem sosial masyarakat memposisikan perempuan dalam realitas kehidupannya. Lalu, membaca posisi ketertindasan perempuan dalam kemiskinannya atau kemiskinan perempuan dalam ketertindasannya. Pembahasan ini menjadi penting disebabkan fakta menunjukkan betapa banyak kaum perempuan Minang berjuang melawan kemiskinan yang sering terlihat melawan kodratnya. Pada posisi ini, pembahasan ini diharapkan dapat membuka pemahman atas dominasi perempuan dalam kultur Minangkabau, Sumatera Barat. Kajian ini menggunakan pendekatan deskriptif­fenomenologis, sebagai usaha ekplorasi dan klarifikasi yang kemudian menjelaskan fenomana pemiskinan kaum perempuan sebagai realitas sosial. Belenggu kemiskinan perempuan dalam studi ini dilatari oleh dua hal yaitu ketidakberdayaannya dalam melawan kultur yang bersifat paternalistik dan hambatannya dalam menemukan akses ekonomi yang lebih baik untuk kehidupan yang lebih bermartabat.[This article explains the phenomenon of marginalization on Minangkabau women in West Sumatra. The author uses some feminist theoretical concepts to analyze how social construction puts women in their reality of life. Then, to read the position of women oppression in their poverty, or women’s poverty in their oppression. This research is important because the facts show that many Minangkabau women struggle against poverty which often seems to be against their nature. In this position, this research is expected to reveal the understanding of women’s dominance in Minangkabau culture, West Sumatra. This research uses a descriptive-phenomenological approach as an exploration and clarification effort, then explains the phenomenon of women’s impoverishment as a social reality. The poverty shackles of women in this research are based on two things, namely their inadequacy against the paternalistic culture and its obstacles to find better economic access for a more dignified life.]
Resiliensi Anak Asuh di Sekolah : Studi Terhadap Peserta Didik Yang Tinggal Dirumah Asuh “Yayasan Bening Nurani” (YABNI) Padang Wati, Melinda; Azwar, Welhendri; Anidar, Jum; Permatasari, Yuli
Jurnal Al-Taujih : Bingkai Bimbingan dan Konseling Islami Vol 5, No 2 (2019): Juli-Desember 2019
Publisher : Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15548/atj.v5i2.1140

Abstract

Tinggal di Yayasan Bening Nurani (YABNI) memberikan kecendrungan anak menjadi jenuh, sepi, minder dan tidak memiliki harapan yang baik untuk masa depan karena tidak adanya kehadiran dan keterlibatan orang tua dalam perkembangan anak. Namun, peserta didik yang tinggal di YABNI mampu resilien dengan kondisi yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa faktor pembentuk resiliensi peserta didik yang berasal dari rumah asuh YABNI Padang. Pendekatan penelitian menggunakan pendekatan kualitatif. Pemilihan subyek penelitian menggunakan purposive sampling yaitu peserta didik yang masih sekolah pada tingkat SMP dan SMA yang memiliki resiliensi disekolah. Metode pengumpulan data menggunakan wawancara dan observasi. Penelitian menemukan bahwa faktor dominan dari lahirnya resiliensi adalah faktor I AM, yang mengendalikan (drive) faktor yang lain (I HAVE dan I CAN). Artinya kekuatan personal (I AM) mampu menjadikan peserta didik beradaptasi secara positif dalam situasi sulit apapun yang mereka hadapi.
Motif Rasa Aman Peserta Didik Melakukan Perilaku Bullying Di SMP N 1 Painan Mardison, Safri; Permatasari, Yuli
Jurnal Al-Taujih : Bingkai Bimbingan dan Konseling Islami Vol 3, No 2 (2017): Juli-Desember 2017
Publisher : Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15548/atj.v3i2.534

Abstract

 Penelitian ini dilatarbelakangi oleh maraknya perilaku bullying yang sering terjadi di lingkungan sekolah. Dampak dari bullying tidak hanya dirasakan oleh target atau seseorang yang dibully, tetapi juga orang-orang yang melihat aksi bullying, dan bahkan para pelaku bullying itu sendiri. Banyak faktor yang menyebabkan peserta didik melakukan bully di sekolah, sehingga menyebabkan angka bullying di sekolah cukup tinggi. Hasil penelitian di lapangan menunjukan fakta bahwa: pertama, perilaku bullying yang terjadi di sekolah sangat banyak, namun perilaku bullying di sekolah tidak menjadi fokus kajian para majelis guru dalam membentuk karakter siswa, sikap seperti ini yang menyebabkan angka bullying semakin tinggi di lingkungan sekolah. Kedua, keseluruhan pelaku bullying pernah menjadi korban dari bullying, sehingga korban berubah menjadi seorang pelaku bullying. Ketiga, tujuan korban menjadi pelaku bullying adalah untuk melindungi diri dari situasi yang tidak menguntungkan bagi pelaku, sehingga perilaku tersebut dimunculkan untuk memenuhi kebutuhan akan rasa aman peserta didik. Selain itu pelaku juga melakukan bully karena untuk membalaskan dendamnya, hal ini karena pelaku pernah menjadi korban. Balas dendam tersebut berupa peniruan dari perilaku yang diterima.
Insecurisme Politik Rakyat Indonesia pada Pemilihan Kepala Daerah 2020 Siagian, Al Mukhollis; Permatasari, Yuli
POPULIKA Vol 10, No 1 (2022): Populika
Publisher : Universitas Widya Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37631/populika.v10i1.380

Abstract

Salah satu masalah penting dari demokrasi daerah adalah politik kekerabatan. 124 calon kepala daerah pada pemilihan umum kepala daerah 2020 di Indonesia terpapar politik kekerabatan. Demokrasi sebagai sistem yang memposisikan rakyat pemegang kedaulatan telah kehilangan ruhnya. Ditemukan sepuluh faktor dominan penyebab terjadinya insecurisme politik rakyat; rendahnya kesadaran politik rakyat, minimnya edukasi politik kepada rakyat, partisipasi politik rakyat bersifat passif, pragmatisme partai politik pada kandidasi calon kepala daerah, ketidakpercayaan rakyat terhadap calon kepala daerah, lemahnya sosialisasi KPU terhadap rakyat tentang pentingnya penggunaan suara dalam menentukan kondisi daerah,  pemutakhiran data pemilih, tingginya modus transaksi calon kepala daerah kepada rakyat, formalitas ketentuan calon kepala daerah, dan kran politik kekerabatan dibuka secara leluasa melalui Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2020 tentang tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota. Kemudian sepuluh faktor tersebut membentuk insecurisme politik rakyat Indonesia. Rakyat memposisikan dirinya tidak berdaya dan beranggapan tidak memiliki pengaruh dalam demokrasi sehingga melakukan pembiaran atas maraknya politik kekerabatan.