Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

الطلاق في ضوء الفقه الإسلامي وقانون الأحوال الشخصية الأردني Hijrian Angga Prihantoro
Muslim Heritage Vol 2, No 1 (2017): Muslim Heritage
Publisher : IAIN Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (460.485 KB) | DOI: 10.21154/muslimheritage.v2i1.1052

Abstract

الملخص:فإن الشريعة الغراء قد أولت موضوع الأسرة عناية فائقة وظهر ذلك في الأحكام المنظمة لإنشائها وتكوينها واستمراريتها، قد اعتنت جميع الدول بقانون الأحوال الشخصية المنظم لهذه العلاقة. وشرع الطلاق باعتباره أبغض الحلال إلا في حالة الضرورة وعند العجز على المصالحة بين الزوجين لتباين الأخلاق وتنافر الطباع, كما أن الطلاق أيضا يمكن أن يكون وسيلة لتأديب الزوجة وهو آخر وسيلة يلجأ إليها الزوج بعد استكمال كل الوسائل الممكنة لحل النزاع بين الزوجين. لقد تحدث الباب الرابع من قانون الأحوال الشخصية الأردني عن انحلال عقد الزواج, وذكر الفصل الأول منه موضوع الطلاق. فهذا البحث يتحدث عن الطلاق من المادة (80) إلى المادة (90) في هذا القانون وهو قانون الأحوال الشخصية الأردني رقم 36 لسنة 2010. فيتطرق هذا البحث على دراسة تحليلية في عملية تطبيقبة معاصرة عن الطلاق في ضوء الفقه الإسلامي وقانون الأحوال الشخصية الأردني. Abstrak: Keluarga dalam syariat Islam merupakan salah satu objek kajian yang penting. Hal itu terbukti dalam berbagai macam hukum yang mengatur tentang keluarga mulai dari pembentukan, pertumbuhan hingga kelanggengannya. Semua negara pun memiliki perhatian yang sama dalam hal ini. Adapun mengenai masalah Talak, meskipun ia merupakan perkara yang sebaiknya dihindari, namun dalam keadaan tertentu ia dapat dijadikan sebagai solusi alternatif. Misalnya ketika kedua pasangan (suami-istri) tidak lagi bisa saling memberi manfaat, atau mungkin juga sebagai bentuk pelajaran kepada sang istri agar berubah menjadi lebih baik. Talak di sini merupakan solusi terakhir yang dapat dijatuhkan oleh sang suami kepada istrinya. Ini berarti bahwa Talak adalah keputusan final setelah mereka benar-benar mencoba berbagai macam cara untuk menyelesaikan konflik rumah tangga, namun masih tetap tidak berhasil juga. Talak sendiri dalam Undang-Undang Ahwal Al-Syakhsiyyah Yordania dibahas secara khusus dalam Bagian Pertama pada Bab Empat mengenai Putusnya Akad Perkawinan mulai dari pasal 80 hingga pasal 90. Undang-Undang yang dimaksud di sini adalah Undang-Undang Ahwal Syakhsiyyah Yordania Nomor 36 tahun 2010. Dengan demikian, kajian ini bertujuan untuk meneliti berbagai hal mengenai Talak dalam perspektif Hukum Islam dan penerapannya dalam Undang-Undang Ahwal Al-Syakhsiyyah Yordania.
Rekonstruksi Onto-Epistemologi Filsafat Islam; Dialektika At-Turāts dan Al-Hadātsah Perspektif Al-Mestiry Hijrian A Prihantoro
Religia Vol 22 No 1: April 2019
Publisher : UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28918/religia.v22i1.1356

Abstract

The core of the paradigmatic disability of the world of Islamic thought, for Al-Mestiry, is the separation of the history of civilization from science. The challenge of modernity (tahaddiyât al-hadâtsah) of Muslims today is not only about the authentication (at-ta'shîl) of thought but at the same time about the revitalization of knowledge. The reading pattern of the structural dichotomy will never be able to accommodate knowledge in its entirety. For Al-Mestiry, the revolution of thought is an absolute requirement for generating civilization. Therefore, it is necessary to read integrally-dialectically through intra-epistema (at-tadâkhul al-ma'rifî) in the framework of total vision (ar-ru'yah al-kulliyyah) who heed the dialogical process of two points of view in it: ar-ru 'yah at-turâsiyyah and ar-ru'yah al-hadâtsiyyah. Thus, the momentum awareness (wa’yu al-mu'asharah) of change and renewal will teach humans about the openness of interpretation of the culture of religious thought (at-turâts).