Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Perancangan Interior Politeknik STTT Bandung Program Studi Produksi Garmen Desty Istiqomalia; Ratri Wulandari; Agustinus Nur Arief Hapsoro
Jurnal Desain Interior Vol 5, No 2 (2020)
Publisher : Pusat Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j12345678.v5i2.7145

Abstract

Dalam rangka menyongsong perkembangan Industri 4.0, fasilitas pembelajaran sekolah ataupun perguruan tinggi memerlukan sebuah perubahan. Fasilitas sebagai sarana dan prasarana pembelajaran berperan penting dalam menciptakan perubahan dalam aspek cara hidup, bekerja, hingga konektivitas dan komunikasi yang diperlukan pada era revolusi 4.0. Seperti yang dikatakan Adedeji dalam Robert (2007) bahwa ‘facilities have to be adequate and should be in good condition for schools to function properly.’  Namun saat ini masih banyak fasilitas sekolah Indonesia masih belum di perhatikan dengan baik. System pendidikan Indonesia seperti abad 19, pengajar/dosen seperti abad 20, serta peserta didik abad 21” (MENDIKBUD, 2014-2015). Untuk itu di perlukannya pembaharuan guna mengimbangi kemajuan teknologi pada era sekarang ini, dimana segala aktivitas manusia melibatkan kecanggihan teknologi digital berbasis Cyber Phisical System (berbasis data dan cloud computing).Tujuan perancangan yang akan dilakukan adalah mendesain ruang belajar dengan pendekatan teknologi untuk menciptakan ruang belajar yang terintegritas berbasis muatan teknologi Industri 4.0. Serta Politeknik STTT Bandung, sebagai satu-satunya perguruan tinggi milik pemerintah di bidang tekstil dibawah kementrian perindustrian, dijadikan sebagai objek perancangan.Kata kunci: Industri 4.0; Teknologi; Politeknik STTT Bandung ABSTRACT In order to facing the development of industry 4.0, learning facilities in school or college is require a change. Facilities as infrastucture in school has a big role in creating way of life, work, until innovation of connectivity and creativity that is necessary in Industry 4.0 era. As said Aeji in Robert (2007) that ‘facilities have to be adequate and should be in good condition for schools to function properly’. But in fact, until now learning facilities in Indonesia hasn’t been concerns properly. Indonesian education system is like 19th century, Teachers are like 20th century, and student are like 21th century’. (MENDIKBUD, 2014-2015). Therefor, require is needed to compensating technological advances in this era, where all human activity involves digital technology based Cyber Phisical System (data dan cloud computing).The purpose of design is to design learning facilities with technological approach to create integrity study space based on technology industry 4.0. As well as Polytechnic STTT Bandung, the only collage goverenment’s under ministry of industry, become objects of design. Keyword: Industry 4.0; Technology; Polytechnic STTT Bandung
Evolusi Ilmu Arsitektur Nur Arief Hapsoro
Lakar: Jurnal Arsitektur Vol 3, No 01 (2020): Lakar : Jurnal Arsitektur
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.643 KB) | DOI: 10.30998/lja.v3i01.5878

Abstract

Bidang arsitektur terus berkembang untuk kesejahteraan semua mahluk hidup. Bersamaan dengan meningkatnya kompleksitas kebutuhan manusia akan situasi yang kondusif, aman dan nyaman, arsitektur menjadi lebih multi-disiplin daripada sebelumnya. Isu-isu yang berkaitan dengan teknologi, ekologi, energi, mitigasi, dan keterbatasan lahan berpeluang menjadi katalisator perkembangan arsitektur di masa mendatang. Studi ini membahas kemajuan di bidang arsitektur yang kelak berpeluang terus berkembang di masa depan.
PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DILIHAT DARI ASPEK EKONOMI DI INDONESIA Nur Arief Hapsoro; Kresensia Bangun
Lakar: Jurnal Arsitektur Vol 3, No 2 (2020): Lakar: Jurnal Arsitektur
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (240.247 KB) | DOI: 10.30998/lja.v3i2.7046

Abstract

Pembangunan berkelanjutan mensyaratkan masyarakat terpenuhi kebutuahan dengan cara meningkatkan potensi produksi mereka dan sekaligus menjamin kesempatan yang sama semua orang. Dengan kata lain, pembangunan ekonomi yang tidak memerhatikan kapasitas sumber daya alam dan lingkungan akan menyebabkan permasalahan pembangunan di kemudian hari. Tiga elemen utama yang mendukung keberlanjutan ekonomi adalah kesejahteraan ekonomi yang berkesinambungan, pemerataan dan distribusi kemakmuran.Salah satu isu penting yang dibahas dalam KTT Pembangunan Berkelanjutan di Rio de Jeneiro pada tahun 2012 (Rio+20) adalah pemberantasan kemiskinan sebagai tantangan terbesar yang dihadapi dunia saat ini dan syarat mutlak bagi pembangunan berkelanjutan. Data BPS menunjukkan terjadinya peningkatan angka kemiskinan sebesar 3,95 juta orang sepanjang tahun 2005 sampai 2006.Pemberdayaan muncul sebagai solusi alternatif dalam penanggulangan kemiskinan.  Salah satunya adalah pemberdayaan pendidikan. , secara garis besar proses pelaksanaan pembangunan berkelanjutan di Indonesia meliputi tindakan-tindakan di bidang kebijakan public. Yang paling terlihat jelas adalah kondisi jutaan penduduk yang tinggal di permukiman kumuh dan liar.Kondisi kekumuhan ini menunjukkan seriusnya permasalahan sosial ekonomi, politik, dan lingkungan yang bermuara pada kondisi kemiskinan.Dari sektor pertanian, mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian nasional. Kontribusi dominan sektor pertanian khususnya dalam pemantapan ketahanan pangan, pengentasan kemiskinan, penciptaan lapangan kerja, dan pemerataan pendapatan. Indonesia merupakan negara yang memiliki keunggulan komperatif (comparative adventage) untuk sektor pertanian yang menjadi modal fundamental bagi pertumbuhan ekonomi yang perlu didorong dan dikelola dengan baik.
PERANCANGAN INTERIOR POLITEKNIK STTT BANDUNG PROGRAM STUDI PRODUKSI GARMEN Desty Istiqomalia; Ratri Wulandari; Arief Hapsoro
Narada : Jurnal Desain dan Seni Vol 7, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/narada.2020.v7.i2.007

Abstract

To face the development of industry 4.0, learning facilities in school or college require a change. Facilities as infrastructure in school have a significant role in creating a way of life and work until the innovation of connectivity and creativity necessary for the Industry 4.0 era. As said by Aeji in Robert (2007) that 'facilities have to be adequate and should be in good condition for schools to function properly.' However, in fact, until now, learning facilities in Indonesia has not been concerns properly. The Indonesian education system is like the 19th century, Teachers are like the 20th century, and students are like 21st century'. (MENDIKBUD, 2014-2015). Therefore, require is needed to compensating technological advances in this era, where all human activity involves digital technology-based Cyber-Physical System (data dan cloud computing). The purpose of design is to design learning facilities with a technological approach to create integrity study space-based on technology industry 4.0. As well as Polytechnic STTT Bandung, the only collage government is under the ministry of industry, become objects of design.
PENERAPAN IDENTITAS PERUSAHAAN DALAM PERANCANGAN INTERIOR: STUDI KASUS LEMBAGA BAHASA LIA PENGADEGAN Nur Arief Hapsoro; Zetta Andalusia Zahra
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 6, No 1 (2022): Jurnal Arsitektur ARCADE Maret 2022
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31848/arcade.v6i1.957

Abstract

Abstract: Corporate identity is totally important to make the public identify its existence easily. Corporate identity must be applied in its interior design to directly present the visual form of the spaces to its users. The case study in this research is the interior design of Lembaga Bahasa LIA Pengadegan building. Researchers found that LIA identity is not fully applied in the space forming elements—floor, wall and ceiling. Therefore, the aim of this research is to get the public insights about the application of LIA identity on its interior design by means of questionnaire and then match the results with the respondents’ answers and the researcher’s opinion about the identity being applied. This research uses a qualitative method where data is gained by filling in questionnaire, source, and pictures. Data analysis results in a descriptive conclusion: researchers, the public and source have the same opinion about the color of LIA identity, but they have different opinion about other elements of LIA identity.   Abstrak: Identitas perusahaan sangatlah penting agar perusahaan tersebut dikenal masyarakat. Identitas perusahaan harus diterapkan dalam perancangan interiornya sehingga bentuk visualnya dapat dihadirkan secara langsung untuk pengguna ruang. Studi kasus yang diangkat dalam penelitian ini adalah interior gedung Lembaga Bahasa LIA Pengadegan yang merupakan Kantor pusat sekaligus tempat kursus bahasa Inggris. Peneliti bahwa identitas LIA kurang diterapkan pada elemen pembentuk ruang-lantai, dinding dan plafon. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh pandangan masyarakat terhadap penerapan identitas LIA pada perancangannya melalui pengisian kuesioner, serta mencocokkannya dengan jawaban narasumber pada saat wawancara dan pandangan peneliti mengenai identitas yang diterapkan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pengumpulan datanya berupa pengisian kuesioner, wawancara dan foto.  Data dianalisis menghasilkan kesimpulan yang berbentuk deskripsi berupa: peneliti, masyarakat, dan narasumber memiliki pandangan yang serupa terhadap warna identitas LIA, namun ketiga pihak tersebut memiliki pandangan yang berbeda terhadap elemen identitas lainnya.
PENERAPAN IDENTITAS PERUSAHAAN DALAM PERANCANGAN INTERIOR: STUDI KASUS LEMBAGA BAHASA LIA PENGADEGAN Nur Arief Hapsoro; Zetta Andalusia Zahra
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 6, No 1 (2022): Jurnal Arsitektur ARCADE Maret 2022
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31848/arcade.v6i1.957

Abstract

Abstract: Corporate identity is totally important to make the public identify its existence easily. Corporate identity must be applied in its interior design to directly present the visual form of the spaces to its users. The case study in this research is the interior design of Lembaga Bahasa LIA Pengadegan building. Researchers found that LIA identity is not fully applied in the space forming elements—floor, wall and ceiling. Therefore, the aim of this research is to get the public insights about the application of LIA identity on its interior design by means of questionnaire and then match the results with the respondents’ answers and the researcher’s opinion about the identity being applied. This research uses a qualitative method where data is gained by filling in questionnaire, source, and pictures. Data analysis results in a descriptive conclusion: researchers, the public and source have the same opinion about the color of LIA identity, but they have different opinion about other elements of LIA identity.   Abstrak: Identitas perusahaan sangatlah penting agar perusahaan tersebut dikenal masyarakat. Identitas perusahaan harus diterapkan dalam perancangan interiornya sehingga bentuk visualnya dapat dihadirkan secara langsung untuk pengguna ruang. Studi kasus yang diangkat dalam penelitian ini adalah interior gedung Lembaga Bahasa LIA Pengadegan yang merupakan Kantor pusat sekaligus tempat kursus bahasa Inggris. Peneliti bahwa identitas LIA kurang diterapkan pada elemen pembentuk ruang-lantai, dinding dan plafon. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh pandangan masyarakat terhadap penerapan identitas LIA pada perancangannya melalui pengisian kuesioner, serta mencocokkannya dengan jawaban narasumber pada saat wawancara dan pandangan peneliti mengenai identitas yang diterapkan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pengumpulan datanya berupa pengisian kuesioner, wawancara dan foto.  Data dianalisis menghasilkan kesimpulan yang berbentuk deskripsi berupa: peneliti, masyarakat, dan narasumber memiliki pandangan yang serupa terhadap warna identitas LIA, namun ketiga pihak tersebut memiliki pandangan yang berbeda terhadap elemen identitas lainnya.
Analisis Korespondensi Faktor Penting dan Fasilitas yang Diperlukan pada Jembatan Penyeberangan Orang Nada Elfira Dwi Kania; Nur Arief Hapsoro; Divania Jesslyn; Syinni Chintiana Annur; Shofie Atika
TERAS JURNAL Vol 13, No 1 (2023): Volume 13 No 1, Maret 2023
Publisher : UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/tj.v13i1.814

Abstract

Abstrak Salah satu fasilitas yang disediakan pemerintah untuk memudahkan pejalan kaki adalah Jembatan Penyeberangan Orang (JPO). Fasilitas ini dibuat untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan pejalan kaki dalam seberang jalan raya. Banyak hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menunjang keamanan dan kenyamanan tersebut salah satunya peningkatan pada fasilitas yang diberikan di JPO. Penelitian ini dibuat menggunakan metode kuantitatif dengan menyebar kuisioner dan mendapatkan data dari responden. Kemudian melakukan analisis koresional terhadap factor yang perlu diperhatikan dan fasilitas yang ada di JPO. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah fasilitas yang diperlukan dalam JPO diantaranya lampu penerangan dengan jumlah 18%, CCTV dengan jumlah 16%, vending machine dengan jumlah 2%, eskalator/lift dengan jumlah 35%, musik dengan jumlah 2%, dan ramp dengan jumlah 29%. Selain itu, hasil analisis pada faktor yang diperlukan dalam JPO yaitu keamanan dengan jumlah 46%, akses dengan jumlah 18%, penerangan 6%, desain dengan jumlah 24%, kenyamanan dengan jumlah 6%. Maka terdapat beberapa faktor yang dominan dan perlu diperhatikan seperti keamanan, akses, dan desain. Sedangkan fasilitas yang dominan dan perlu dipehatikan dalam JPO adalah ramp, eskalator/lift, dan penerangan. Kata kunci: JPO (Jembatan Penyeberangan Orang), Pejalan kaki, Fasilitas, Faktor kenyamanan.   Abstract One of the facilities provided by the government to make it easier for pedestrians is the Pedestrians Bridge (JPO). This facility is made to increase the safety and convenience of pedestrians in crossing the highway. There are many things that need to be considered to support that, which one is an increase in the facilities provided at the JPO. This research was made using quantitative methods by distributing questionnaires and obtaining data from respondents. Then do a correctional analysis of the factors that need to be considered and the existing facilities at the JPO. The results obtained from this study are the facilities needed in the JPO including lighting with a total of 20%, CCTV with a total of 17.7%, vending machines with a total of 2.2%, escalators/lifts with a total of 35.5%, music with a total of 2.2%, and a ramp of 31%. In addition, the results of the analysis on the factors needed in the JPO are security with a total of 51%, access with a total of 20%, lighting 6.6%, design with a total of 26.6%, convenience with a total of 6.6%. So that several factors are dominant and need to be considered such as security, access, and design. While the dominant facilities that need attention in the JPO are ramps, escalators/lifts, and lighting. Keywords: JPO (Pedestrians Bridge), Pedestrians, Facility, The Convenience Factor.