Hasibuan, Hasrul Abdi
Pusat Penelitian Kelapa Sawit

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PELUANG LIMBAH KELAPA SAWIT UNTUK PRODUKSI POLIHIDROKSIALKANOAT SEBAGAI BIOPLASTIK / The Opportunities of Oil Palm Waste for Production of Polyhydroxyalkanoate as Bioplastic Hasibuan, Hasrul Abdi
Perspektif Vol 19, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Puslitbang Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/psp.v19n2.2020.79-94

Abstract

ABSTRAK Plastik konvensional merupakan plastik berbasis minyak bumi (petrokimia), yang memiliki permasalahan meliputi ketersediaan bahan baku semakin sedikit dan sampah plastik ini menyebabkan polusi lingkungan karena sulit mengalami degradasi secara alami. Oleh karena itu, plastik yang dibuat dari bahan baku yang biodegradable dan berkelanjutan perlu untuk terus dikembangkan. Bioplastik adalah plastik yang dibuat dari bahan alami dan salah satu bahan bakunya adalah polihidroksialkanoat (PHA), yang memiliki sifat biodegradable, fleksibel dan termoplastik. Polihidroksialkanoat dihasilkan oleh bakteri sebagai cadangan karbon dan energi intraseluler menggunakan substrat seperti gula dan asam lemak. Bioplastik berbahan PHA telah dibuat menjadi barang dagangan sebagai bahan kemasan. Peningkatan sifat fisik dari PHA sebagai bahan kemasan dilakukan melalui pencampuran dengan bahan polimer yang biodegradable, plastisiser, dan antimokroba. Kelemahan produksi PHA adalah biaya produksinya tinggi namun dapat diminimalisasi dengan menggunakan bahan baku yang tepat. Limbah cair dan padat dari industri kelapa sawit merupakan bahan yang berpotensi untuk produksi PHA karena dengan pemanfaatannya dapat meminimalkan limbah, meningkatkan nilai tambah dan mendukung industri kelapa sawit yang berkelanjutan. Jenis-jenis PHA yang dihasilkan dari limbah cair dan padat dari industri kelapa sawit sangat tergantung dari substrat dan bakteri yang digunakan. Strategi yang dapat dilakukan untuk mempercepat hilirisasi bioplastik berbasis PHA dari industri kelapa sawit meliputi: (1) penggunaan teknologi pengolahan limbah cair dan padat dari pabrik kelapa sawit secara terintegrasi, (2) penggunaan bakteri yang tepat untuk mengakumulasi PHA dari limbah cair (seperti Rhodobacter sphaeroides, Delftia tsuruhatensis Bet002, Betaproteobacteria, Alphaproteobacteria, Gammaproteo-bacteria), dan limbah padat (seperti B. megaterium, Bacillus cereus suaeda B-001), dan (3) pemanfaatan PHA pada produk yang memiliki nilai tambah tinggi seperti produk biomedis dan farmasi.  ABSTRACT Conventional plastic is petroleum-based plastic, which has problems including the availability of fewer raw materials, and this plastic waste causes environmental pollution because it is difficult to natural degradation. Therefore, plastics made from biodegradable and sustainable raw materials need to develop. Bioplastics are plastics made from natural materials and one of the raw materials is polyhydroxyalkanoate (PHA), which has biodegradable, flexible, and thermoplastic properties. Polyhydroxyalkanoate is produced by bacteria as carbon reserves and intracellular energy using substrates such as sugar and fatty acids. Bioplastics made from PHA have been commercialized as packaging materials. Improvement of the physical properties of PHA as a packaging material is conducted by mixing it with biodegradable polymerizers, plasticizers, and antimicrobials.  The disadvantage of PHA production is that its production costs are high but can be minimized by using appropriate raw materials. Liquid and solid waste from the oil palm industry are materials that have the potential for the production of PHA because its utilization can minimize waste, increase added value, and support the sustainable oil palm industry. The types of PHA that are produced from liquid and solid wastes from the palm oil industry are highly dependent on the substrate and bacteria used. Strategies that can be taken to accelerate the downstream of PHA-based bioplastics from the oil palm industry include: (1) the use of liquid and solid waste from the oil palm industry with integrated processing technology, (2) the use of appropriate bacteria to accumulate PHA from liquid waste (such as Rhodobacter sphaeroides, Delftia tsuruhatensis Bet002, Betaproteobacteria, Alphaproteobacteria, Gammapro-teobacteria), and solid waste (for example B. megaterium, Bacillus cereus suaeda B-001), and (3) utilization of PHA on products that have a high added value such as biomedical and pharmaceuticals products. 
PENGOLAHAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN PRODUK PANGAN BERBASIS MINYAK SAWIT DI INDONESIA / Processing and Palm Oil-Based Food Product Development Opportunities In Indonesia Hasibuan, Hasrul Abdi
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol 40, No 2 (2021): December 2021
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jp3.v40n2.2021.p111-124

Abstract

Palm oil is produced from the mesocarp part of the oil palm fruit (Elaeis guineensis Jacq.), contains balanced saturated fatty acids (47.8-55.2%) and unsaturated fatty acids (43.1-53.8%), and is semi-solid at room temperature with a melting point of 33.0-39.0 °C. About 80%, palm oil is applied to food products. In food products, palm oil needs to be purified through a refining process to remove free fatty acids, water, and impurities. Palm oil can be fractionated based on differences in melting points to produce palm olein fraction and palm stearin fraction with yields of about 70- 80% and 20-30%, respectively. Food products produced from palm oil and its fractions include cooking oil, vanaspati, shortening, margarine, cocoa butter equivalent, and human milk fat substitute. These food products are produced by modifying the physicochemical characteristics of palm oil and its fractions through blending, hydrogenation, and interesterification processes. The challenge for the palm oil industry in the future is to produce products that are low in contaminants such as 3- monochloropropane-1,2-diol and glycidyl esters, trans-fat free, and products that have high functional and nutritional value, such as structured lipids. Improving the quality and developing diversification of palm oil-based food products will encourage the sustainability of the palm oil industry in Indonesia.Keywords: Palm oil, processing, palm oil, food product AbstrakMinyak sawit dihasilkan dari bagian mesokarp buah tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.), mengandung asam lemak jenuh (47,8-55,2%) dan asam lemak tak jenuh (43.1-53,8%) seimbang, dan berbentuk semi padat pada suhu ruang dengan titik leleh sebesar 33,0-39,0°C. Sekitar 80%, minyak sawit diaplikasikan untuk produk pangan. Pada produk pangan, minyak sawit perlu dimurnikan melalui proses rafinasi untuk menghilangkan asam lemak bebas, air dan kotoran. Minyak sawit dapat difraksinasi berdasarkan perbedaan titik leleh untuk menghasilkan fraksi olein sawit dan fraksi stearin sawit dengan rendemen masing-masing sekitar 70- 80% dan 20-30%. Produk pangan yang dapat dihasilkan dari minyak sawit dan fraksi-fraksinya meliputi minyak goreng, vanaspati, shortening, margarin, cocoa butter equivalent dan human milk fat substitute. Produk-produk pangan tersebut dihasilkan dengan memodifikasi karakteristik sifat fisikokimia minyak sawit dan fraksi-fraksinya melalui proses pencampuran (blending), hidrogenasi, dan interesterifikasi. Tantangan industri minyak sawit ke depan adalah menghasilkan produk rendah kontaminan seperti 3-monokloropropana-1,2-diol dan glisidil ester, bebas lemak trans, dan produk yang memiliki nilai fungsional dan nutrisi tinggi seperti lipida terstruktur. Dengan dilakukannya peningkatan kualitas dan pengembangan diversifikasi produk pangan berbasis minyak sawit akan mendorong keberlanjutan industri kelapa sawit di Indonesia.Kata kunci: Kelapa sawit, pengolahan, minyak sawit, produk pangan