Paramita, Riezka Prilly
Staff Ruang Baca Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT BAMBU TERHADAP KUDA-KUDA BETON KOMPOSIT TULANGAN BAMBU AGEGAT BATU BATA Paramita, Riezka Prilly; Dewi, Sri Murni; Setyowulan, Desy
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 3 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (530.932 KB)

Abstract

Kuda-kuda merupakan struktur rangka batang yang terdiri dari batang tekan dan tarik. Umumnya material yang digunakan sebagai bahan penyusun kuda-kuda berupa baja, kayu, dan beton bertulang. Namun, beton bertulang sebagai bahan penyusun kuda-kuda belum banyak dikembangkan serta dimanfaatkan secara maksimal dikarenakan kekurangan beton bertulang yaitu berat sendiri yang menyulitkan pada saat pemasangan di lapangan. Pada penelitian ini percobaan dilakukan pada kuda-kuda dengan agregat kasar batu bata serta mengganti tulangan dengan tulangan bambu untuk membuat kuda-kuda lebih ringan dengan kekuatan yang relatif sama. Adapun variasi dalam percobaan ini adalah kuda-kuda beton komposit tulangan bambu dengan serat (tipe BS)  dan tanpa serat (tipe B). Penambahan serat sebanyak 1,5% berat semen dilakukan untuk memperkuat kuda-kuda yang dilihat dari pola retak sebagai respon terhadap beban vertikal yang diberikan. Benda uji berbentuk setengah kuda-kuda dengan bentang 150 cm, tumpuan sendi-rol, dan sudut 35o sebanyak 3 buah masing-masing variasi dan sebuah kuda-kuda agregat batu kerikil normal (tipe N) sebagai benda uji kontrol. Hasil pengujian didapatkan kuda-kuda tipe BS memiliki rata-rata berat sendiri sebesar 84,15 kg dengan rata-rata beban maksimum 3766,67 kg.  Kuda-kuda tipe B memiliki rata-rata berat sendiri 84,78 kg dengan rata-rata beban maksimum 3016,67 kg. Sementara kuda-kuda tipe N memliki berat sendiri 97,8 kg dengan beban maksimum 3700 kg. Pola retak yang terjadi pada tipe BS terjadi secara bertahap dan banyak, sementara pada tipe B retak terjadi secara tiba-tiba dan sedikit sehingga keruntuhan terjadi lebih cepat dibanding tipe BS. Hal ini menunjukkan bahwa agregat batu bata dan tulangan bambu  dengan serat dapat menjadi agregat kasar dan tulangan pengganti dengan kekuatan yang hampir sama dengan beton normal walaupun tidak memiliki perbedaan berat sendiri yang signifikan dengan beton normal.