Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pelatihan Strength And Conditioning Atlet Bulu Tangkis Di Metland Jakarta Timur Pasaribu, Ahmad Muchlisin Natas; Yudhaprawira, Asrori
Jurnal Abdimas UBJ (Pengabdian Kepada Masyarakat) Vol. 3 No. 2 (2020): Juni 2020
Publisher : Lembaga Penelitian Pengabdian kepada Masyarakat dan Publikasi Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (473.303 KB) | DOI: 10.31599/jabdimas.v3i2.204

Abstract

This training needs to be done because there are exercises that are not too maximal, planning, and maturity in conducting training activities both in terms of training material and from the integration and recovery provided. Higher Education as an institution that produces training and educators, while institutions that conduct community service activities have more tasks to conduct coaching. For this reason, the FIP Ubhara Jaya Sports Coaching Education Program has a community service program to provide athlete training to overcome these problems. The target of this activity is the final result of an athlete's achievement. The stage that participants go through is to take part in the training provided by the devotee starting from basic training to training in accordance with the athlete's physical excellence. Keywords: Training, Strength Conditioner, Badminton Abstrak Pelatihan ini perlu dilakukan karena adanya latihan yang belum begitu maksimal, perencanaan dan kematangan dalam melakukan kegiatan latihan baik dari segi materi latihan maupun dari intensitas serta recovery yang diberikan. Perguruan Tinggi sebagai lembaga penghasil pelatih maupun pendidik, sekaligus lembaga yang secara terorganisisir melaksanakan kegiatan pengabdian memiliki kewajiban moril untuk melakukan pembinaan. Untuk itu Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIP Ubhara Jaya memiliki program abdimas untuk memberikan pelatihan atlet agar cara yang ditempuh untuk mengatasi masalah tersebut dapat teratasi. Target dari kegiatan ini adalah secara bertahap menghasilkan prestasi atlet. Tahap yang dilalui oleh peserta yaitu untuk mengikuti latihan yang diberikan pengabdi mulai dari latihan dasar hingga latihan yang sesuai dengan keunggulan fisik atlet sendiri. Kata kunci: Pelatihan, Strength Conditioning, Bulu Tangkis
PENGARUH UMPAN BALIK DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN PUKULAN DROPSHOOT PERMAINAN BULUTANGKIS Yudhaprawira, Asrori
Jurnal Ilmiah Sport Coaching and Education Vol 2 No 2 (2018): JSCE - Jurnal Ilmiah Sport Coaching and Education
Publisher : Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/JSCE.02203

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan metode umpan balik yang tertunda dan metode umpan balik langsung, permainan keterampilan tembakan drop bulutangkis di Fakultas Ilmu Olahraga, Universitas Negeri Jakarta. Penelitian ini dilakukan di Badminton Club FIK-UNJ, pada tanggal 4 Juni hingga 29 Juni 2013, dengan menggunakan metode eksperimen dengan desain faktorial 2X2. Anggota mahasiswa dari sampel penelitian adalah klub bulutangkis FIK-UNJ, yang berjumlah 74 orang, yang terdiri dari 20 siswa memiliki koordinasi tangan-mata yang tinggi, dan 20 siswa dengan seorang siswa memiliki koordinasi tangan-mata yang rendah. Dengan sampel acak sederhana diambil, setelah uji koordinasi mata-tangan. Analisis Two-way of Variance (ANOVA) dan tes Tukey digunakan untuk menguji hipotesis pada tingkat signifikansi a = 0,05. Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) setiap kelompok data dalam setiap sel terdistribusi normal, dan (2) setiap kelompok data memiliki varian yang homogen. Berdasarkan hasil ini, dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) ada perbedaan dalam keterampilan keseluruhan permainan drop tembakan bulutangkis antara kelompok menggunakan metode umpan balik tertunda, metode umpan balik langsung (Fo = 0,005 <Ft = 4,085), ( 2) kelompok belajar yang memiliki koordinasi tangan-mata tinggi, dengan metode umpan balik langsung, memiliki efek yang lebih baik pada keterampilan tembakan drop bulutangkis, dibandingkan dengan metode umpan balik yang tertunda (qo = 0,289> qt = 2,262), (3) kelompok latihan memiliki koordinasi mata-tangan yang rendah, dengan metode pelatihan umpan balik yang tertunda memiliki efek yang sama pada drop shot permainan keterampilan bulutangkis, dibandingkan dengan metode umpan balik langsung (qo = 0,433 <qt = 2,262), dan (4) ada interaksi antara metode pelatihan koordinasi keterampilan tangan-mata terhadap tembakan drop badminton (Fo = 0,130 <Ft = 4,085).
Influence Of Shadow And Shuttle Run Exercises On Badminton Sports Footwork Aged 13 - 15 Years At Pb Jaya Raya Jakarta Wibowo, Febri Prasetyo Ari; Novita, Novita; Yudhaprawira, Asrori; Denatara, Eskar Tri; Candra, Juli
Journal Coaching Education Sports Vol. 3 No. 1 (2022)
Publisher : Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31599/01xy4t10

Abstract

This study was conducted to determine the effect of shadow and shuttle run training on badminton footwork aged 13–15 years at PB Jaya Raya Jakarta. This study uses an experimental method that utilizes a two-group pretest-posttest design. The population studied in this study were PB athletes. Jaya Raya Jakarta has a population of 30 people. A purposive sampling method was used in the study, with the following criteria: At least 75% of players were on the attendance list during the last two months of training (actively involved in training); (2) Participants are PB athletes. (3) Age 13–15 years, (4) Male gender. The sampling test in the form of a foot movement agility instrument is a circuit-based leg exercise tester. The t-test was used in the analysis of the data. The results of the research are: (1) There is an effect of shadow training on the sports footwork of children aged 13–15 years in PB. Jaya Raya Jakarta, with t count 3,289 > t table 2.26 and a significance value of 0.009 0.05, resulting in an effect of 9.55%. (2) There is an effect of the shuttle run exercise on the badminton footwork of children aged 13–15 years in PB. Jaya Raya Jakarta, with a count of 4.155 > table 2.26 and a significance value of 0.002 0.05, resulting in an effect of 10.69%. (3) The shuttle run method is more effective for badminton footwork aged 13–15 years in PB Jaya Raya Jakarta than the shadow method.