Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

ANALISA PERBANDINGAN SISTEM MILKRUN DAN SISTEM CROSS DOCKING UNTUK MENGURANGI INVENTORY TYPE DI PT. XYZ Indra Gumelar; Amir; Muhammad Chusnan Apriyanto; Murtalim
Jurnal Teknik Mesin Mechanical Xplore Vol 2 No 1 (2021): Jurnal Teknik Mesin Mechanical Xplore
Publisher : Mechanical Engineering Department Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (692.403 KB) | DOI: 10.36805/jtmmx.v2i1.1935

Abstract

Sistem inventory merupakan suatu hal yang penting dalam proses operasional perusahaan, agar mendapatkan sistem inventory yang baik dan efisien tentunya mesti didukung dengan sistem distribusi yang relevan untuk mendukung berjalannya proses operasional di perusahaan, begitu pun di PT. XYZ saat ini menggunakan sistem distribusi secara direct delivery dan mengakibatkan seringnya terjadinya delay delivery dari supplier ke PT. XYZ yang dampaknya dalam beberapa bulan yang di teliti terjadi 40 cycle pengiriman delay dengan waktu kedatangan yang bersamaan, yang mengakibatkan penumpukan tyre di area inventory. hal tersebut yang menjadikan peneliti membuat analisa perbandingan dengan menggunakan sistem distribusi yang lain dari sistem direct delivery yaitu menggunakan sistem milkrun dan sistem cross docking yang dihipotesiskan akan bisa relevan dan akan lebih efektif dan efisien mengurangi permasalahan yang ada. Sistem milkrun tidak dapat mengurangi inventory tyre karena sistem milkrun hanya merubah alur transportasi tidak dengan alur distribusi sedangkan Sistem crossdocking dapat mengurangi area inventory tyre yaitu sebanyak 68 % dari kondisi sebelumnya dikarenakan sistem cross docking dalam penerapannya dapat merubah alur distribusi dan alur operasional di PT. XYZ, artinya sistem cross docking lebih efisien dibandingkan sistem milkrun untukmengurangi inventory tyre di PT. XYZ.Kata kunci: Cross docking, Milkrun, Sistem Distribusi, Inventory tyreInventory system is an important thing in the company's operational process, in order to obtain a good and efficient inventory system must certainly be supported by the relevant distribution system to support the running of the operational process in the company, as well as in PT.XYZ currently uses direct delivery distribution system and resulted in frequent delay delivery from supplier to PT.XYZ whose impact in the following few months occurred 40 cycle delivery delays with the same arrival time, resulting in tyre buildup in the inventory area.this makes the researchers make comparison analysis using another distribution system of direct delivery system that uses milkrun system and hypothesized cross docking system will be able to be relevant and will more effectively and efficiently reduce existing problems.Milkrun system can not reduce tyre inventory because milkrun system only changes the flow of transportation not with distribution flow while crossdocking system can reduce the inventory tyre area by as much as 68% from the previous condition because the cross docking system in its application can change the distribution flow and operational flow in PT.XYZ, means cross docking system is more efficient than milkrun system to reduce inventory tyre in PT.XYZ.Keywords: Cross docking, Milkrun, Distribution System, Inventory tyre
PELATIHAN PEMBUATAN PAGAR MOTIF BATIK DENGAN MENGGUNAKAN LASER CUTTING BAGI SISWA SMK PLUS LABORATORIUM KARAWANG DI PT RAIKA TRINITI INDONESIA GUNA MENINGKATKAN KETERAMPILAN SISWA Amir; Agus Supriyanto; Dwi Darmawan Hidayat; Indra Gumelar
JURNAL BUANA PENGABDIAN Vol 5 No 2 (2023): JURNAL BUANA PENGABDIAN
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/jurnalbuanapengabdian.v5i2.5657

Abstract

Keterampilan siswa SMK sangat dibutuhkan dalam dunia tenaga kerja dari tamatan SMK sangat dibutuhkan untuk pabrik produksi yang terus berkembang. Kebutuhan untuk ahli dari tamatan SMK juga harus ditingkatkan skill dan keahlian, Proses laser cutting merupakan proses pemotongan menggunakan sinar laser yang tinggi yang di fokuskan melalui jalur optic di arahkan pada permukaan plat dengan tekanan panas yang terkompresi sehingga material mencapai titik leleh dan lebur menciptakan potongan garis tepi, berfungsi untuk memotong material logam. Laser cutting bergerak mengikuti pola gambar yang ada di layar monitor CNC mengitari area lokal material. Laser komersial yang memiliki motion control system mengikuti g-code dan menciptakan pemotongan sehingga material tersebut meleleh, terbakar, dan menguap. Salah satu untuk permesinan industry yang sudah berkembang dan banyak dibutuhkan yaitu CNC Laser Cutting. Permesinan laser cutting dibutuhkan untuk memotong dan menghasilkan bentuk potongan sesuai dengan desain 2D yang berasal dari CAD. Proses laser cutting merupakan proses pemotongan menggunakan sinar laser yang tinggi yang di fokuskan melalui jalur optic di arahkan pada permukaan plat dengan tekanan panas yang terkompresi sehingga material mencapai titik leleh dan lebur menciptakan potongan garis tepi, berfungsi untuk memotong material logam. Laser cutting bergerak mengikuti pola gambar yang ada di layar monitor CNC mengitari area lokal material. Laser komersial yang memiliki motion control system mengikuti g-code dan menciptakan pemotongan sehingga material tersebut meleleh, terbakar, dan menguap. Dengan kebutuhan industry dan jumlah siswa SMK yang meningkat pertahunnya maka tujuan dari pengabdian ini adalah membuat pelatihan kepada siswa SMK untuk melatih keterampilan dalam mengoperasikan Mesin CNC Laser Cutting, dengan adanya pengabdian tersebut memberikan hasil kepada siswa SMKS dapat meningkatkan Skill dalam pengoperasian mesin CNC Laser Cutting yang digunakan oleh industry produksi.
PERENCANAAN PENJADWALAN KAPASITAS PRODUKSI SELULOSA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ROUGHT CUT CAPACITY PLANNING Gumelar, Indra; Wardhana, Rhanu; Throriq, Iman; Muchtar, Diki
Journal of Management and Industrial Engineering (JMIE) Vol. 2 No. 2 (2023): Journal of Management and Industrial Engineering (JMIE)
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Teknologi Nusantara Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan mode dari waktu ke waktu membuat kebutuhan sandang terus mengalami peningkatan, perusahaan kurang mampu mengelola sumber daya yang digunakan tidak dapat memenuhi kebutuhan konsumen dengan tepat dan cepat, masalah ini sering kali terjadi di PT MNO banyaknya kelebihan produk di Department Viscose (selulosa), sehingga jumlah produksi melebihi permintaan, mengakibatkan sistem perencanaan kapasitas produksi di perusahaan belum optimal, tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbaikan apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki perencanaan kapasitas produksi di PT MNO. Berdasarkan analisa menggunakan metode Rough Cut Capacity Planning (RCCP), maka perusahaan memerlukan adanya penambahan tenaga kerja. Karena pada PT MNO proses produksinya kontinyu dan perusahaan menggunakan 5 hari kerja dengan 2 shift per hari, sehingga pada proses produk perlu dilakukan jam lembur lagi dan penambahan tenaga kerja.
SIMULASI PROSES PRODUKSI KERUPUK KULIT DOROKDOK PD.ABC SUKAREGANG – GARUT Muchtar, Diki; Herdiansyah, Ferry; gumelar, indra
Jurnal Teknologika Vol 14 No 1 (2024): Jurnal Teknologika
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Wastukancana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51132/teknologika.v14i1.364

Abstract

PD.ABC experienced problems with an inefficient production system. This is indicated by the minimum amount of output that can be sent. This becomes a source of problems when there is a large order of dorokdok skin crackers, which cannot be completely filled. Therefore, this research will analyze the factors that become obstacles in the dorokdok skin cracker production system using a system modeling and simulation approach. The conclusion was that in the PD dorokdok skin cracker production system. ABC still lacks workers for the production process. This causes the failure rate in sending dorokdok skin crackers to still exist and losses occur. With 2 operators, the maximum output produced is only 63 pcs/day with costs incurred of Rp. 2,950,000 and the profit obtained is only Rp. 1,260,000 or it could be interpreted that PD.ABC suffered a loss of Rp. 1,690,000. After improvements were made, by adding 3 operators it was seen that the simulation results did not show any failures in the production process flow of dorokdok skin crackers with the maximum output produced being 500 pcs/day, the total costs incurred amounting to IDR 6,850,000 and the profit obtained amounting to IDR 10,000,000 or it could be interpreted as PD.ABC experiencing a profit of IDR 3,150,000. So it can be concluded that the improvements made have been effective by increasing human power thereby increasing PD dorokdok skin cracker production capacity. A B C