Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PERTENGKARAN DALAM HARTA WARISAN: FENOMENA MASYARAKAT PINGGIRAN KOTA MEDAN Ramadi, Bagus; Zein, Achyar; Irham, M. Iqbal
JURNAL DARMA AGUNG Vol 32 No 4 (2024): AGUSTUS
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Darma Agung (LPPM_UDA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46930/ojsuda.v32i4.4642

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap fenomena pertengkaran yang terjadi disebabkan pembagian harta waris. Pertengkaran dipicu karena penundaan pembagian waris dan pembagian yang dinilai tidak sesuai dengan porsi masing-masing. Nash Al-Qur’an dan hadis serta fiqh tidak memberikan kepastian waktu pembagian waris, sehingga harta waris berlarut-larut dan memicu pertengkaran. Penelitian ini mencari alternatif solusi mencegah pertengkaran harta waris sebagaimana fenomena yang terjadi pada masyarakat pinggiran Kota Medan. Metode penelitian kualitatif ini bersifat empiris untuk mengungkap berbagai fenomena, gejala pertengkaran yang terjadi dalam masyarakat terkait pembagian harta waris dan mengungkapkan formulasi pembagian harta waris yang lebih ideal dan damai. Hasil penelitian mengungkapkan fenomena pertengkaran harta waris pada Masyarakat Pinggiran Kota Medan disebabkan beberapa hal. Pertama, penundaan pembagian waris. Alasan penundaan pembagian waris karena masih ada orang tua yang hidup, harta waris dianggap aset keluarga dan kesepakatan untuk tidak membagi warisan. Kedua, pembagian yang dinilai tidak adil karena peran dan kontribusi anak perempuan yang lebih dominan. Ketiga, harta waris sulit dibagi karena benda tidak bergerak. Sedangkan harta waris dibagi secara damai dipengaruhi faktor pemahaman bahwa harta waris sebagai harta keluarga yang dijaga bukan diperebutkan; Ajaran atau didikan keluarga; Menyadari harta waris milik bersama para ahli waris; dan faktor pendidikan.
TINJAUAN YURIDIS HUKUM MEMBERI UANG KEPADA MANUSIA SILVER MENURUT FATWA MUI DAN HUKUM POSITIF ramadi, bagus
Al-Usrah : Jurnal Al Ahwal As Syakhsiyah Vol 11, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30821/al-usrah.v11i2.18035

Abstract

Abstract: Silver humans or what are often called "Silver Man Buskers" are the latest phenomenon that we often see at various traffic lights in big cities in recent years. The city of Medan is no exception, currently silver people can still be seen at several corners at red lights. In simple terms, a silver man is a person who entertains road users when a red light is in progress by demonstrating certain movements, such as miming imitating robot movements with the appearance of a body painted silver to attract the attention of those who see it. Not a few of them were bare-chested and only wore shorts, even with their thin bodies. Apart from being located at red light corner points (traffic lights), there are also those located at tourist attractions. Usually they wear certain costumes that look unique to visitors to tourist attractions. This profession is mostly carried out by those who are already middle-aged, starting from 40 years and above. However, it is not uncommon to see children doing this profession with the aim of making road users concerned and willing to give them money. It turns out that Silver Man's action has been around for a long time. It started with the emergence of the phenomenon of babies painted silver in 2012 in the Bandung area, West Java. This was then continued with the formation of a community called "Silver Caring Community" which was camouflaged as a donation movement for orphans. However, as time went by, they made this a profession and busked for themselves. The Bandung City Social Service has banned the activities of silver humans who claim to be asking for donations for orphans, because they violate Law No. 9 of 1061 concerning the Collection of Money or GoodsKeywords : Silver Humans, Buskers, Donation, The Law Gives Mone
MEDIASI DI LUAR PENGADILAN: UPAYA BKPAKSI SUMUT DALAM MENYELESAIKAN KONFLIK RUMAH TANGGA Ramadi, Bagus; Wanto, Sugeng; Marpaung, Nurul Hasanah
Jurnal Al-Wasith : Jurnal Studi Hukum Islam Vol. 9 No. 1 (2024): Jurnal Al-Wasith: Jurnal Studi Hukum Islam
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Al Ghazali Cilacap

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk melihat upaya mediasi di luar pengadilan oleh BKPAKSI Sumut. Penelitian hukum empiris ini memakai pendekatan kasus (case approach). Hasil penelitian didapat bahwa keduduakan BKPAKSI Sumut sebagai mediator hukum tercantum di dalam AD/ART BKPAKSI. BKPAKSI berupaya menjadi penengah antara pihak-pihak yang berkonflik untuk mencari solusi yang adil dan tepat. BKPAKSI memberikan bimbingan dan nasihat kepada pihak-pihak yang terlibat agar dapat menyelesaikan konflik dengan baik. Selanjutnya upaya yang dilakukan BKPAKSI dalam mediator hukum konflik rumah tangga menerima setiap masyarakat yang mengadukan persoalan rumah tangganya. Kemudian menganalisis konflik yang terjadi dan menelusuri setiap persoalan yang terjadi pada keluarga yang bermasalah. Setelah itu penyebab di dalam rumah tangga tersebut yaitu terjadinya pertengkaran, masalah keuangan, perselingkuhan dan masih lain-lain. Kemudian BKPAKSI memediasi kedua pihak yang bersengketa dan berkonflik di dalam rumah tangga. Dalam melihat konflik itu BKPAKSI tidak mendukung atau memihak pada salah satu pasangan.
Analisis Hukum Isbat Nikah dalam Perkawinan di Bawah Umur Tidak Tercatat Menurut Undang-Undang No. 16 Tahun 2019 Ramadi, Bagus; Yuslem, Nawir; Hamdani, Faisal
ARBITER: Jurnal Ilmiah Magister Hukum Vol 5, No 2 (2023): ARBITER: Jurnal Ilmiah Magister Hukum November
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/arbiter.v5i2.2830

Abstract

This research explores the challenges faced by society following the increase in the legal age of marriage from 16 to 19 years. Certain groups, particularly those adhering to the tradition of early marriages, encounter obstacles. Due to the perceived difficulties in obtaining marriage dispensations, some individuals opt for underage marriages without formal registration, relying on the subsequent process of marriage confirmation (isbat nikah). This qualitative study employs a juridical-normative method with a statue approach, analyzing the Marriage Law and Compilation of Islamic Law (KHI) concerning marriage confirmation in underage unions. The findings indicate that while the Marriage Law does not specifically regulate marriage confirmation, the provisions are found in the KHI. Marriage confirmation can be sought based on the absence of marriage impediments according to Law No. 1 of 1974, including marriages conducted below the stipulated age. Thus, from a juridical perspective, individuals marrying underage may potentially file for marriage confirmation in the Religious Court if there are no impediments, as specified in the KHI.