Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)

Keanekaragaman dan Kelimpahan Ektoparasit pada Ikan Betutu (Oxyeleotris marmorata Bleeker, 1852) di Waduk Panglima Besar Soedirman Nur Rohayah; Endang Ariyani Setyowati; Siti Rukayah
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2021: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (372.469 KB)

Abstract

Ikan betutu (Oxyeleotris marmorata Bleeker, 1852) merupakan jenis ikan air tawar yang dapat ditemukan salah satunya di Waduk Panglima Besar Soedirman. Penyakit pada ikan dapat disebabkan oleh parasit, salah satunya dari golongan ektoparasit. Serangan ektoparasit dapat mengakibatkan penurunan kualitas ikan, seperti kerusakan pada bagian tubuh ikan (sirip gripis, timbul luka), pertumbuhan lambat dan penurunan berat badan. Penelitian ini tentang keanekaragaman dan kelimpahan ektoparasit pada ikan betutu (O. marmorata Bleeker, 1852) di Waduk PB. Soedirman. Tujuan penelitian ini yakni untuk mengetahui keanekaragaman dan kelimpahan ektoparasit serta mengetahui organ yang paling tinggi tingkat serangan ektoparasitnya pada ikan betutu (O. marmorata Bleeker, 1852) di Waduk PB. Soedirman. Penelitian ini menggunakan metode survey, pengambilan sampel secara purposive random sampling yang dilakukan selama bulan Agustus 2020 sampai September 2020 dalam dua kali pengambilan sampel di Waduk PB. Soedirman dengan tiga titik lokasi (Karang Kemiri, Wanadadi dan Karang Jambe). Jumlah sampel yang didapat yakni 60 ekor dan jenis ektoparasit yang ditemukan adalah Oodinium sp., Dactylogyrus sp. dan Glochidium. Kesimpulan pada penelitian ini, keragaman ektoparasit pada ikan betutu adalah kategori sedang, sebesar 1.06. Kelimpahan ektoparasit tertinggi didapatkan pada Oodinium sp. 45%, kemudian Dactylogyrus sp. 32.2% dan terendah Glochidium sebesar 22.8%. Organ yang paling banyak terinfeksi ektoparasit adalah organ insang yaitu Oodinium sp. sebesar 62.7%, Dactylogyrus sp. 99% dan Glochidium 91.8%.
Status Reproduksi Ikan Senggaringan (Mystus nigriceps valenciennes, 1840) di Waduk P.B. Soedirman Banjarnegara, Jawa Tengah Puke Rizkiana Novika; Isdy Sulistyo; Siti Rukayah
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2021: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (567.98 KB)

Abstract

Penelitian ini berjudul "Status Reproduksi Ikan Senggaringan (Mystus nigriceps Valenciennes, 1840) di Waduk P.B. Soedirman Banjarnegara, Jawa Tengah" yang telah dilaksanakan pada bulan Maret dan Agustus 2020. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui rasio jantan dan betina, TKG, IGS, fekunditas, diameter telur, dan ukuran pertama kali matang kelamin ikan senggaringan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu survei dengan teknik purposive random sampling dan dianalisis secara deskriptif kuantitatif dengan bantuan Microsoft Excel. Ikan yang ditangkap 62 ekor ikan senggaringan yang terdiri dari 31 ekor ikan jantan dan 31 ekor ikan betina. Hasil penelitian ini menunujukan rasio kelamin ikan senggaringan tergolong seimbang. Ikan senggaringan jantan pada TKG III berjumlah 14 ekor dan betina berjumlah 15 ekor, selama penelitian TKG yang didapatkan hanya pada kisaran I – III. IGS ikan senggaringan jantan berkisar 0,03 % – 1,29 % dan betina berkisar 0,10 % - 15,65 %. Ukuran pertama kali matang kelamin ikan senggaringan jantan dengan panjang 20,32 cm dan betina dengan panjang 18,97 cm. Diamter telur pada bulan Maret berkisar 0,3842 mm – 0,7042 mm dan bulan Agustus berkisar 0,4071 mm – 0,5611 mm. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa ikan senggaringan di Waduk Panglima Besar Soedirman tergolong stabil.
Upaya Konservasi Species Asli melalui Kajian Reproduksi dan Lingkungan Ikan Wader Pari (Rasbora argyrotaenia Blker, 1854) di Waduk P.B. Soedirman Banjarnegara Siti Rukayah; Windiariani Lestari
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2021: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (510.514 KB)

Abstract

Wader pari (Rasbora lateristriata, Bleker, 1854) merupakan jenis ikan species asli yang dieksploitasi secara berlebihan di alam karena rasanya yang enak dan harganya mahal. Aspek reproduksi merupakan hal yang penting diketahui untuk upaya konservasi. Penelitian berjudul Upaya Konservasi Species Asli Melalui Kajian Reproduksi dan Lingkungan Ikan Wader Pari (Rasbora argyrotaenia, Bleker, 1854) di Waduk PB. Soedirman Banjarnegara. Tujuan penelitian untuk mengetahui aspek reproduksi (rasio kelamin, TKG, IGS, fekunditas, ukuran pertama matang kelamin) dan aspek lingkungan (kualitas fisika dan kimia air). Pengambilan sampel dilakukan empat kali (Oktober – Maret 2021). Metode penelitian yang digunakan yaitu survei dengan teknik purposive random sampling dan dianalisis secara deskriptif. Wader pari yang diperoleh sebanyak 784 ekor, yang terdiri atas ikan jantan 279 ekor betina 505 ekor. Ukuran tubuh kisaran panjang 2,7 – 12,5 cm, berat tubuh 0,5 – 39,2 g. Rasio kelamin menunjukan 1:2, dengan TKG 1-IV, IGS wader pari jantan berkisar 0,01-1,50% dan wader betina berkisar 0,85% – 17,97 %. menunjukkan bahwa wader pari pada bulan Oktober – November 2020 menjelang memijah. Fekunditas total berkisar 60-12.941 butir. Ukuran pertama kali matang kelamin untuk jantan 7,32 cm dan 5,38 cm untuk betina. Lingkungan wader pari di Waduk PB. Soedirman menunjukan kondisi yang layak untuk kehidupan (temperatur 26 – 320C; kecerahan 0,75 – 2,34 m; kecepatan arus 0,035 – 0,93 m/dt; kedalaman 2,6 -10,9 m; pH 7-8,1; O2 terlarut 3,4 - 8,8 ppm; CO2 bebas 0,12-3,5 ppm). Upaya konservasi yang perlu dipertimbangkan khususnya selama bulan Oktober – Novenber diberlakukan pembatasan penangkapan karena wader pari pada kondisi menjelang memijah, sehingga populasi wader pari terjaga eksistensi.
Karakteristik Dimorfisme dan Gambaran Histologis Gonad pada Benih Ikan Nila Hasil Alih Kelamin Dian Bhagawati; Farida Nur Rachmawati; Siti Rukayah
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2017: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (537.863 KB)

Abstract

Kegiatan alih kelamin pada ikan sangat mungkin dilakukan mengingat proses deferensiasi gonad saat embriodapat dimanipulasi. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengamati morfologi organ seks sekunder dangambaran histologis gonad benih ikan nila hasil alih kelamin. Proses pengalihan kelamin dilakukan denganteknik perendaman menggunakan hormon 17α- Metiltestosteron (MT). Pembuatan stok larutan berhormonmengacu pada Zairin (2002), yaitu dengan melarutkan 112,5 mg hormon 17-α metiltestosteron dalam 250 mlalkohol 96%. Penelitian kualitatif ini dilakukan dengan cara merendam benih ikan nila berumur tujuh hari,sebanyak 1000 ekor dalam 5 ml stok larutan berhormon yang dicampur dengan 15 liter air yang diaerasi, danperendaman dilakukan selama 24 jam. Benih yang telah diperlakukan kemudian dipelihara dalam 4 drum plastik,dengan kepadatan 250 ekor dalam 200 liter air. Identifikasi jenis kelamin dilakukan berdasarkan pengamatankarakter morfologi dan jumlah lubang urogenital serta pewarnaan gonad menggunakan larutan asetokarmin.Pengamatan dilakukan setelah satu, dua dan tiga bulan pasca perendaman, terhadap 10 ekor benih dari tiapdrum. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa secaramorfologis perbedaan jenis kelamin benih ikan nila mulai dapat dikenali dengan mudah setelah berumur duabulan. Benih ikan nila jantan memiliki satu lubang dan betina dua lubang. Pengamatan hitologis gonad jugalebih mudah dilakukan setelah benih berumur dua bulan. Gonad yang diwarnai asetokarmin mampumenggambarkan sel bakal sperma, yaitu berupa titik-titik kecil berjumlah banyak, sedangkan sel bakal telurberupa bulatan besar dan inti terdapat di tengah dengan warna lebih pucat.
Keragaman Tumbuhan Sebagai Sumber Pakan Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis Raffles) di Kawasan Wisata Cikakak Wangon Erie Kolya Nasution; Siti Rukayah
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2020: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (154.257 KB)

Abstract

Monyet ekor panjang merupakan salah satu jenis primata yang sifatnya omnivora yaitu pemakan segala yang dapat ditemukan di hutan dan menyukai buah-buahan , pucuk daun, kulit batang dan insect. Penelitian ini dilaksanakan bulan Oktober sampai Desember 2018.dengan metode survei. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragamaman tumbuhan sebagai sumber pakan dan aktivitas harian monyet ekor panjang di kawasan Wisata Cikakak Wangon.Pengamatan jenis tumbuhan digunakan metode jalur yaitu penjelajahan kawasan hutan kemudian dicatat jenis tumbuhan sebagai sumber pakan, bagian yang dimakan dan aktivitas harian monyet ekor panjang.Dari hasil penelitian diperoleh 45 jenis tumbuhan yang termasuk pohon,perdu, dan herba yang dapat dimanfaatkan monyet ekor panjang sebagai sumber pakan dan aktivitas harian monyet ekor panjangJenis tumbuhan yang dominan adalah Syzigium polyanthum dan Ficus sp. Ficus benjamina , Syzigium polyanthum, Barringtonia spicata dan Schima wallichii, jenis ini dijadikan sebagai tempat tidur dan berlindung karena mempunyai tajuk cukup tebal, cabang banyak dan tumbuhan ini sering digunakan sebagai sumber pakan.