Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search
Journal : IMAJI

PASAR KLIWON KUDUS DENGAN PENEKANAN DESAIN THOMAS KARSTEN Alin Pradita Agustin; Gagoek Hardiman; Siti Rukayah
IMAJI Vol 1, No 2 (2012): IMAJI
Publisher : Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

 Potensi pasar tradisional di Indonesia sangat besar sebab retribusi dari pasar tradisional cukup besarkontribusinya bagi pendapatan daerah. Akan tetapi perkembangan pasar tradisional tidak mendapat perhatianyang lebih dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Kudus merupakan daerah yang memilikipertumbuhan ekonomi yang sangat pesat. Dalam survei pendataan pasar di Kudus tahun 2010, terdapat 23pasar di Kabupaten Kudus. Peran pasar tradisional di Kabupaten Kudus cukup besar, tidak hanya dalammeningkatkan pendapatan daerah, tetapi berperan langsung terhadap pendapatan pekerja maupun pedagang.Keamanan dan kenyamanan menjadi faktor mutlak yang harus dipertimbangkan dalam merencanakan suatubangunan yang bersifat publik. Thomas Karsten merupakan sosok arsitek pada zaman kolonial Belanda yangdianggap paling unggul karena mampu membangun pasar yang mempertimbangkan kenyamanan pedagangdengan menggunakan pencahayaan dan penghawaan alami. Kajian ini diawali dengan mempelajari pengertian dan hal-hal mendasar mengenai pasar, pasartradisional, standar-standar mengenai pasar, persyaratan khusus pasar sehat, dan studi banding beberapapasar tradisional karya Thomas Karsen. Dilakukan juga tinjauan mengenai lokasi Pasar Kliwon Kudus danpembahasan konsep perancangan dengan penekanan desain Thomas Karsten. Tapak yang digunakan adalahtapak asli dari Pasar Kliwon Kudus, yang kemudian diperluas sesuai kebutuhan ruang yang ada. Selain itu jugadibahas mengenai penataan massa dan ruang dalam bangunan, penampilan bangunan, struktur, serta utilitasyang dipakai dalam perancangan “Pasar Kliwon Kudus dengan Penekanan Desain Thomas Karsten”. Konsep perancangan ditekankan pada prinsip Thomas Karsten, dimana prinsip desain ditemukanmelalui penelitian arsitektur kecil yang dilakukan pada pasar-pasar karya Karsten. Konsep desain Karstendiaplikasikan secara eksplisit maupun konseptual dalam perancangan bangunan Pasar Kliwon Kudus.
SHOPPING MALL DENGAN KONSEP CITY WALK DI SEMARANG deni wibawanto; gagoek hardiman; siti rukayah
IMAJI Vol 3, No 4 (2014): jurnal IMAJI - Oktober 2014
Publisher : Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8011.02 KB)

Abstract

Kota Semarang saat ini adalah kota bisnis yang sedang berkembang menuju kota metropolitan. Kota Semarang sebagai pusat pengembangan wilayah menunjang peranan penting baik dalam kegiatan sosial ekonomi maupun pusat distribusi jasa yang melayani kegiatan lokal maupun regional. Karena peran tersebut maka kota Semarang menjadi kawasan komersial kota.. Seiring berkembangnya kegiatan perdagangan dan jasa di kota Semarang maka meningkat pula pembangunan fasilitas dan infrastruktur yang menunjang kegiatan tersebut, yakni berkembangnya pusat-pusat perbelanjaan / mall di kota Semarang. Pada awal tahun 90-an mulai marak dibangun pusat-pusat perbelanjaan (shopping center) yang kemudian seiring perkembangannya dipadukan dengan konsep hiburan (entertaintment), Saat ini di kota Semarang tercatat ada lima mall terbesar untuk skala perkotaan yaitu Citraland mall, Matahari Dept. Store, Dp Mall, Paragon City, dan Java Mall. Dari semua pusat perbelanjaan tersebut konKota Semarang saat ini adalah kota bisnis yang sedang berkembang menuju kota metropolitan. Kota Semarang sebagai pusat pengembangan wilayah menunjang peranan penting baik dalam kegiatan sosial ekonomi maupun pusat distribusi jasa yang melayani kegiatan lokal maupun regional. Karena peran tersebut maka kota Semarang menjadi kawasan komersial kota.. Seiring berkembangnya kegiatan perdagangan dan jasa di kota Semarang maka meningkat pula pembangunan fasilitas dan infrastruktur yang menunjang kegiatan tersebut, yakni berkembangnya pusat-pusat perbelanjaan / mall di kota Semarang. Pada awal tahun 90-an mulai marak dibangun pusat-pusat perbelanjaan (shopping center) yang kemudian seiring perkembangannya dipadukan dengan konsep hiburan (entertaintment), Saat ini di kota Semarang tercatat ada lima mall terbesar untuk skala perkotaan yaitu Citraland mall, Matahari Dept. Store, Dp Mall, Paragon City, dan Java Mall. Dari semua pusat perbelanjaan tersebut konsep – konsep mall yang ditawarkan hampir semuanya mirip, yaitu sangat di dominasi oleh unsur-unsur bangunan mall-nya, walaupun mempunyai fasilitas-fasilitas yang berbeda beda.sep – konsep mall yang ditawarkan hampir semuanya mirip, yaitu sangat di dominasi oleh unsur-unsur bangunan mall-nya, walaupun mempunyai fasilitas-fasilitas yang berbeda beda.
PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI WIDURI PEMALANG disa ceria; siti rukayah; titien murtini
IMAJI Vol 3, No 4 (2014): jurnal IMAJI - Oktober 2014
Publisher : Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (422.282 KB)

Abstract

Pantai Widuri Pemalang merupaka salah satu potensi wisata yang menjadi prioritas pengembangan wisata di Kabupaten Pemalang(perda no.2 th. 2007). Objek Wisata Pantai Widuri Pemalang menyajikan pemandangan pantai yang masih alami yang merupakan salah satu daya tarik untuk para wisatawan selain fasilitas yang sudah disediakan. Namun kealamian pantai yang seharusnya dirawat dengan baik rusak akibat pengembangan yang diluar kendali yang berasal dari aktivitas wisata. Obyek wisata sebagai tujuan wisatawan harus tetap dipertahankan kualitasnya. Penataan dan pengembangan kawasan wisata dengan pendekatan ekologi diharapkan akan mampu meningkatkan kualitas obyek wisata dengan memberikan nilai tambah terhadap obyek wisata tersebut dengan tetap memperhatikan kualitas lingkungan, sehingga mampu menarik lebih banyak lagi wisatawan yang datang.
PEREMAJAAN RUMAH SUSUN PEKUNDEN SEMARANG Ashri Amalia Hadi; Siti Rukayah; Edward Endrianto Pandelaki
IMAJI Vol 1, No 2 (2012): IMAJI
Publisher : Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1137.995 KB)

Abstract

Salah satu strategi dan kebijakan bidang perumahan dan permukiman sebagaimana tertuang dalamKepmen Kimpraswil, Nomor 217/KPTS/M/2002, tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Perumahan danPermukiman (KSNPP), adalah mewujudkan permukiman yang sehat, aman, harmonis, dan berkelanjutan gunamendukung pengembangan jati diri, kemandirian dan produktivitas masyarakat. Untuk mendukung konsepsipembangunan perumahan di perkotaan di mana ketersediaan lahan merupakan salah satu kendalanya, makakonsep Rumah Susun Sederhana Sewa merupakan alternatif pemecahan permasalahan penyediaan perumahanserta prasarana lingkungan perkotaan yang diarahkan secara vertikal, sehingga dapat meningkatkan usahapembangunan perumahan permukiman yang fungsional bagi masyarakat perkotaan. Konsep Peremajaan padakawasan rumah susun Pekunden serta hunian kumuh di sekitarnya yakni daerah Pekunden Barat untukmenanggulangi adanya permukiman kumuh di pusat kota dan meningkatkan kualitas lahan sehingga lebihefektif untuk digunakan sebagai lahan hijau. Dari konsep tersebut diharapkan dapat mencapai tujuan hunianyang layak bagi masyarakat. Dalam proses perancangan Peremajaan Rumah Susun Pekunden, perlu dikaji mengenai pengertianserta hal-hal mendasar dari peremajaan kawasan dengan solusi rumah susun, asas-asas mengenai strategiperemajaan yang tepat, serta standar-standar mengenai tata ruang yang didasarkan pada peraturan yangmengatur mengenai rumah susun, studi banding beberapa Rumah Susun yang ada di Indonesia, serta studilokasi pada Rumah Susun Pekunden dan kawasan permukiman kumuh di sekitarnya sebagai kawasanperemajaan. Untuk mendukung prosen kajian perancangan dibahas juga mengenai konsep penataan massabangunan pada tapak, serta ruang dalam bangunan, penampilan bangunan, serta aspek teknis dan kinerjayang akan diterapkan pada perancangan Peremajaan Rumah Susun Pekunden Semarang. Peremajaan Rumah Susun Pekunden menerapkan konsep manajemen subsidi silang, bagi golonganbawah dan golongan menengah, sehingga dalam aplikasi desainnya terdapat dua jenis bangunan rumahsusunyakni rumah susun sederhana dan rumah susun menengah yang ditata berdasarkan filosofi kampungvertikal. Untuk mendukung filosofi tersebut digunakan conecting bridge untuk menghubungkan tiap massabangunan. Karena bangunan ini diperuntukkan bagi masyarakat menengah dan bawah, maka konsep desainarsitektur tropis akan mendukung dalam penghematan energi dalam bangunan. Sehingga struktur, elemenbangunan, serta utilitas bangunan dirancang untuk mendukung konsep arsitektur tropis.
PUSAT KESENIAN WAYANG ORANG SRIWEDARI DI SURAKARTA nurul kusumaningrum; gagoek hardiman; siti rukayah
IMAJI Vol 3, No 4 (2014): jurnal IMAJI - Oktober 2014
Publisher : Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (618.956 KB)

Abstract

Surakarta merupakan kota di Jawa Tengah yang sarat akan budaya dan memiliki beragam potensi kesenian yang mampu menarik para wisatawan baik domestic maupun mancanegara. Dengan slogan pariwisata “Solo The Spirit of Java”, diharapkan kota Solo dapat menjadi pusat pelestarian dan pengembangan kebudayaan Jawa serta menjadi sumber inspirasi bagi daerah-daerah lain yang secara geokultural berada di bawah payung besar kebudayaan Jawa. Salah satu kesenian asli Surakarta adalah Wayang Orang Sriwedar, yaitu seni drama tari yang mengambil cerita Ramayana dan Mahabarata sebagai induk ceritanya. Seni wayang orang merupakan warisan budaya nenek moyang sejak dahulu kala, turun temurun diwariskan dari generasi ke generasi melalui tradisi. Namun seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat, mempengaruhi lunturnya kepedulian dan apresiasi masyarakat terhadap seni pertunjukan tradisional wayang orang sebagai warisan luhur budaya bangsa. Pusat Kesenian Wayang Orang Sriwedari tidak hanya sebagai tempat pertunjukan, namun dilengkapi dengan fasilitas yang dapat menunjang kelestarian seni tradisional teater wayang orang dan mengembangkan kesenian tersebut sehingga dapat bersaing dengan seni pertunjukan lainya.
PUSAT KERAJINAN BATIK JAWA TENGAH DI SEMARANG Bagus Wahono; Siti Rukayah
IMAJI Vol 1, No 3 (2012): IMAJI
Publisher : Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (843.651 KB)

Abstract

Semarang merupakan daerah pelabuhan dan salah satu pusat investasi industri terbesar di Indonesia. Semarang sering disinggahi bangsa dan budaya luar, sehingga banyak akulturasi budaya terjadi. Dalam bidang batik, banyak yang mengira bahwa Semarang merupakan sentra batik di Jawa Tengah. Namun sampai saat ini belum ada yang menunjukkan Semarang memiliki tradisi batik. Dan Semarang sebagai wilayah perbatikan kurang banyak disebut, hal ini sangat dimungkinkan karena di wilayah tersebut jumlah produsen batik relatif kecil ketika meningkatnya pengusaha batik Indo-Eropa dan Cina peranakan. Hal itu begitu berbeda bila dibandingkan dengan wilayah Semarang.Pada tanggal 24 Juli 2007, Pemerintah Kota Semarang melalui Disperindag me-launching batik Semarang melalui sebuah seminar yang membahas mengenai motif dan identitas batik. Dan disepakati bahwa bahwa batik Semarang adalah batik yang diproduksi oleh orang atau warga Kota Semarang dengan motif atau ragam hias yang berhubungan dengan ikon-ikon Semarang. Pengertian itu belum definitif karena tidak menutup kemungkinan masih berlanjutnya.Kajian diawali dengan mempelajari pengertian dan hal-hal mendasar mengenai batik, standar-standar mengenai tata ruang dalam Ruang Pameran Batik, studi banding beberapa pusat kerajinan batik yang berada di Semarang maupun di kota-kota lain seluruh Jawa Tengah. Dilakukan juga tinjauan mengenai lokasi Pusat Kerajinan Batik Semarang dan pembahasan konsep perancangan dengan penekanan desain Green Arsitektur. Tapak yang digunakan adalah lokasi yang mudah diakses dari manapun, yang kemudian diperluas sesuai kebutuhan ruang yang ada. Selain itu juga dibahas mengenai tata massa dan ruang bangunan, penampilan bangunan, struktur, serta utilitas yang dipakai dalam perancangan “Pusat Kearajinan Batik Jawa Tengah di Semarang”.Pusat Kerajinan Batik Jawa Tengah di Semarang ini merupakan suatu tempat yang menampung kegiatan yang berhubungan dengan batik baik mulai dari produksinya sampai penjualan. Konsep bangunan ini menggunakan konsep perancangan ditekankan desain Green Arsitektur dan konsep yang menggunakan motif-motif batik pada setiap sisi dinding bangunan
PENATAAN DAN PENGEMBANGAN SENTRA BATIK & TENUN DI PEKALONGAN DENGAN PENEKANAN DESAIN SUSTAINABLE SETTLEMENT fathulia fatmatina; siti rukayah; titien murtini
IMAJI Vol 3, No 4 (2014): jurnal IMAJI - Oktober 2014
Publisher : Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1491.34 KB)

Abstract

Sebagai komoditas batik, Kota Pekalongan memiliki produk unggulan dan kebanggaan tersendiri yang pada dasarnya adalah salah satu warisan budaya dunia, ini terbukti dengan sebutan Kota Pekalongan sebagai Kota Batik serta dengan adanya sebutan baru saat – saat ini yaitu The World City Of Batik. Selain batik ada juga kerajinan khas Indonesia yang tidak kalah dengan corak dan motif Batik, kerajinan ini juga hampir dimiliki setiap daerah yang ada di Indonesia, yaitu Tenun Tradisional. Tenun tradisional ini dibuat dengan menggunakan tenaga manusia bukan tenaga mesin. Salah satu daerah penghasil tenun ATBM adalah Kota Pekalongan. Pemerintah Kota Pekalongan terus berusaha mengembangkan kerajinan tenun ATBM tersebut. Salah satu programnya dengan sentralisasi industri tenun ATBM. Sentra industri tenun ATBM yang dapat ditemukan di Kota Pekalongan berada di Kelurahan Medono, Kecamatan Pekalongan Barat. Puluhan tenaga kerja terserap dalam usaha tenun ini. Industri di sentra tenun ATBM Medono ini termasuk katagori industri kecil menengah. Para pengrajin yang rumahnya berada di jalan utama meciptakan sebuah showroom di rumah tinggalnya. Maka muncullah rumah - rumah produksi yang merupakan gabungan dari rumah tinggal, showroom, dan workshop (bengkel kerja). Perkembangan industri batik & tenun medono hanya memperhatikan aspek ekonomi dan kurang mempedulikan aspek lingkungan dan sosial. Ketidakseimbangan ini yang mengancam keberlanjutan kawasan sentra batik & tenun Pekalongan itu sendiri. Konsep window shopping ini diharapkan mampu mendorong sektor industri batik lebih maju dan semakin memperkenalkan proses produksi batik & tenun kepada masyarakat luas. Konsep desain di dalam penataan kawasan ini mengacu pada sustainable settlement yang diharapkan mampu menciptakan sebuah kawasan permukiman industri kecil yang secara berkelanjutan dapat memberdayakan masyarakat setempat sehingga dapat menunjang kehidupan masyarakatnya saat ini maupun di masa mendatang tanpa meninggalkan perhatian pada lingkungan. Konsep berkelanjutan merupakan salah satu konsep yang dapat menjadi pemecahan masalah antara industri, permukiman dan lingkungan yang menjadi perpaduan permasalahan yang ada di kawasan Karya Bakti.
SEMARANG BATIK CENTER AND TRAINING berliana narimala; siti rukayah; titien murtini
IMAJI Vol 3, No 4 (2014): jurnal IMAJI - Oktober 2014
Publisher : Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1126.637 KB)

Abstract

Semarang merupakan salah satu Kota pariwisata dengan produksi batik yang mampu diperhitungkan. Telah banyak diselenggarakan pelatihan dan festival di Kota Semarang yang di canangkan oleh Dewan Kerajinan Nasional (Dekranasda) guna mengembangkan Batik Semarangan. Tak sedikit wisatawan dari manca maupun local yang ingin datang mengunjungi batik center dan mengikuti pelatihan sebagai bekal kembali ke daerah atau negaranya. Hingga sekarang upaya pemerintah masih terbilang belum maksimal dikarenakan kurangnya informasi dan belum adanya wadah yang memfasilitasi kebutuhan batik yang mencakup fasilitas perniagaan, pelatihan dan pariwisata di Kota Semarang. Kesadaran dan keinginan masyarakat mengembangkan batik dan mengikuti pelatihan merupaka salah satu langkah awal untuk memajukan Kota Semarang dibidang seni (batik), ekonomi (kedatangan wisatawan local ataupun manca) , pariwisata, dan budaya (pengembangan festival yang ada di Semarang). Dengan adanya pengembangan di atas di imbangi pula dengan desain universal yang diharapkan mampu memfasilitasi segala gender dan usia, guna memberikan kelengkapan atribut dari setiap manusia yaitu keamanan dan kenyamanan