Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pengaruh Pemberitaan Media Online terhadap Persepsi Penistaan Agama Daud, Rosy Febriani; Aprilani, Deddy
Jurnal Analisis Sosial Politik Vol 3 No 2 (2019): Jurnal Analisis Sosial Politik
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jasp.v3i2.42

Abstract

This study aims to determine the presence or absence of the influence of online media reporting on the perception of blasphemy on society and explain how the influence of online media reporting on the perception of blasphemy on society. The method used in this study is a survey research method with a quantitative approach. The purpose of the survey is to describe the characteristics of a large population. This research variable is an independent variable that is the variable that is the cause of the occurrence or influence of the independent variable. The independent variable of this research is online media reporting (X). The dependent variable is a variable whose value is influenced by the independent variable. So, the dependent variable in this study is the perception of blasphemy of religion in society (Y). The results of this study were from 80 respondents as many as 35 people (43.75%) answered the variable questions of online media reporting which included community responses in accessing DetikNews online media, community responses regarding the blasphemy of Religion conducted by Basuki Tjahya Purnama (Ahok). Thus it can be concluded that the majority of respondents are in the very high news category. Of the 80 respondents as many as 30 people (37.5%) answered the question variable response to public perception of the reporting of blasphemy by Basuki Tjahya Purnama (Ahok) can damage his good name, thus it can be concluded that the majority of respondents are in the category of high public perception . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh pemberitaan media online terhadap persepsi penistaan Agama pada masyarakat dan menjelaskan bagaimana pengaruh pengaruh pemberitaan media online terhadap persepsi penistaan Agama pada masyarakat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survey dengan pendekatan kuantitatif. Tujuan survey adalah untuk menggambarkan karakteristik dari sejumlah besar populasi. Variabel penelitian ini adalah variabel independen yaitu variabel yang menjadi sebab terjadinya atau terpengaruhnya variabel independen. Variabel Independen dari penelitian ini adalah pemberitaan media online (X). Variabel dependen adalah variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel independen. Maka, variabel dependen pada penelitian ini adalah persepsi penistaan Agama pada masyarakat (Y). Hasil penelitian ini adalah dari 80 responden sebanyak 35 orang (43,75%) menjawab pertanyaan variabel pemberitaan media online yang meliputi tanggapan masyarakat dalam mengakses media online DetikNews, tanggapan masyarakat mengenai pemberitaan penistaan Agama yang dilakukan oleh Basuki Tjahya Purnama (Ahok). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden berada pada kategori pemberitaan yang sangat tinggi. Dari 80 responden sebanyak 30 orang (37,5%) menjawab pertanyaan variabel tanggapan persepsi masyarakat terhadap pemberitaan penistaan agama yang dilakukan oleh Basuki Tjahya Purnama (Ahok) dapat merusak nama baiknya, Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden berada dalam kategori persepsi masyarakat yang tinggi.
MEMBANGUN CITRA POSITIF MASYARAKAT TERHADAP PENYELESAIAN SENGKETA PILKADA DALAM UPAYA MEMPERKUAT LEGITIMASI Daud, Rosy Febriani; Haryadi, Slamet
e-Sospol Vol 9 No 1 (2022): Administration
Publisher : University of Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/e-sos.v9i1.29503

Abstract

Sengketa pilkada bagian dari rangkaian penyelesaian dan pemulihan atas terjadinya pelanggaran dalam pilkada. Pelanggaran pilkada bisa terjadi dari awal perencanaan, persiapan, serta tahapan hingga perhitungan suara hasil pilkada. Pelanggaran pilkada adalah berupa pelanggaran administrasi dan pelanggaran pidana. Permasalahan tersebut berimplikasi pada daftar pemilih, hak memilih, dan perhitungan suara. Tidak terdaftarnya seseorang dalam daftar pemilih dapat berimplikasi terhadap hilangnya hak pilih sebagai masyarakat atau warganegara yang berdemokrasi. Lalu daftar pemilih yang tidak terdaftar dapat dimanfaatkan untuk melakukan kecurangan yaitu penggelembungan suara untuk memenangkan paslon yang sudah terikat kerjasama dengan lembaga penyelenggara pilkada. Melihat permasalahan diatas, dirumuskan suatu masalah yaitu bagaimana membangun citra masyarakat terhadap penyelesaian sengketa pilkada dalam upaya memperkuat legitimasi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif, digunakan dua pendekatan yaitu pendekatan perundang-undangan (Statute Approach) dan pendekatan kasus (Case Approach). Sengketa Pemilu terbagi dua: sengketa dalam proses Pemilu dan sengketa pada tahapan akhir yaitu perselisihan hasil Pemilu. Tindak Pidana Pemilu ditangani pengawas Pemilu, ditindaklanjuti ke kepolisian, dilimpahkan kepada kejaksaan, dan diputuskan oleh pengadilan. Pelanggaran administrasi pemilu ditangani pengawas Pemilu, lalu ditindaklajuti ke KPU dan KPU daerah, lalu KPU dan KPU daerah menjatuhkan sanksi administrasi. Sedangkan pelanggaran kode etik penyelenggara Pemilu disidang dan diputuskan oleh DKPP. Selanjutnya, perselisihan antarpeserta Pemilu atau antar calon diselesaikan oleh pengawas Pemilu; peselisihan administrasi Pemilu diselesaikan oleh Bawaslu dan banding bisa diajukan ke PTTUN, sedangkan perselisihan hasil pemilu diselesaikan oleh MK.