The Ta'Lim Assembly is a forum for religious activities that are carried out at the mosque regularly with relatively large congregations with the aim of increasing religious knowledge and building Islamic character. Pilgrims who come regularly to Islamic study activities have different levels of motivation. They came because of their perception of the presenter Ustadz and also because of the study material he delivered. The purpose of this study was to determine the relationship between perceptions of Ustadz and motivation to participate in the study. This research is quantitative correlational, with a non-probability sampling technique involving 100 congregational subjects studied by the Ta'Lim Council in South Jakarta. The measuring instrument used is the perception measuring scale with 34 valid items and the reliability coefficient (α) = 0.915, and the motivation measuring instrument scale with 28 valid items and the reliability coefficient (α) = 0.924. The results obtained sig (p) of 0.000, (p <0.05) with a coefficient value (r) of 0.489. This means that the hypothesis is accepted, that is, there is a significant positive relationship between the perception of Ustadz and motivation to participate in the study at the Ta'Lim Council in South Jakarta. The contribution of perception to Ustadz is 23.9% which affects motivation to participate in the study. The congregation's perception of the presenter Ustadz is more positive (51%) and the congregation's motivation to take part in the study is more high (54%). Another finding is the high motivation to come to Islamic studies because of the consideration of the material presented by the Ustadz and more because of the support from his partner. Keywords: Perception, Ustadz, speaker, motivation, Ta’lim council Majelis Ta’Lim merupakan wadah kegiatan keagamaan yang dilaksanakan di Masjid secara rutin dengan jamaah yang relatif banyak dengan tujuan menambah pengetahuan agama serta membangun karakter akhlak Islami. Jamaah yang datang secara rutin pada kegiatan kajian Islami memiliki tingkatan motivasi yang berbeda-beda. Mereka datang karena persepsinya terhadap Ustadz pemateri dan juga karena materi kajian yang disampaikannya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara persepsi terhadap Ustadz dengan motivasi mengikuti kajian. Penelitian ini bersifat kuantiatif korelasional, dengan teknik nonprobability sampling yang melibatkan 100 Subjek jamaah kajian Majelis Ta’Lim di Jakarta Selatan. Instrument alat ukur yang digunakan ialah skala alat ukur persepsi dengan 34 aitem valid dan koefisien realibilitas (α) = 0,915, serta skala alat ukur motivasi dengan 28 aitem valid dan koefisien realibilitas (α) = 0,924. Didapatkan hasil sig (p) sebesar 0.000, (p < 0,05) dengan nilai koeffisiensi (r) sebesar 0,489. Artinya hipotesis diterima, yaitu terdapat hubungan positif signifikan antara persepsi terhadap Ustadz dengan motivasi mengikuti kajian di Majelis Ta’Lim di Jakarta Selatan. Kontribusi persepsi terhadap Ustadz sebesar 23,9% yang mempengaruhi motivasi mengikuti kajian. Persepsi jamaah terhadap Ustadz pemateri lebih banyak yang positif (51%) dan motivasi jamaah dalam mengikuti kajian lebih banyak yang tinggi (54%). Temuan lainnya adalah motivasi tinggi untuk datang ke kajian Islami karena pertimbangan materi yang dibawakan Ustadz serta lebih banyak karena dukungan dari pasangan. Kata Kunci: Persepsi, Ustadz, pemateri, motivasi, Majelis Ta’lim