Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Perancangan Hybrid System PLTS dan Generator Sebagai Catu Daya Tambahan Pada Tambak Udang Vaname: Studi Kasus Politeknik Keluatan Dan Perikanan Kupang I Made Aditya Nugraha; I Gusti Made Ngurah Desnanjaya; Lukas G. G Serihollo; Jhon Septin M. Siregar
Jurnal Teknologi Elektro Vol 19 No 1 (2020): (Januari - Juni ) Majalah Ilmiah Teknologi Elektro
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MITE.2020.v19i01.P18

Abstract

This reaserch discusses the design of the Hybrid System between Solar Power Plant and Generator as an additional power supply that will be carried out on the Shrimp Vanamei pond. This system will produce electrical energy needed in the cultivation of Vanamei Shrimp, both hatchery and enlargement activities. The use of solar power plants as one form of exploiting the potential of solar energy that is so large in East Nusa Tenggara and the lack of reliability of the electricity network. Based on the PV specifications that will be designed, in a day solar power plant can produce energy of 58.76 kWh, and can meet the electrical energy needs of all Vanamei Shrimp ponds. If in cloudy conditions and the energy produced by solar power plant is insufficient then a generator can be used as a substitute energy source.
Enriching Probiotics of Feed Using Curcuma to Increase Growth Rates of Tilapia Seeds (Oreochromis niloticus) Atiek Pitoyo; Muhammad Akbarurrasyid; Ren Fitriadi; Lukas Giovani Gonzales Serihollo; Fajar Tri Widianto
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 10 No. 3 (2021): JAFH Vol. 10 No. 3 September 2021
Publisher : Department of Aquaculture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jafh.v10i3.26419

Abstract

Tilapia fish (Oreochromis niloticus) is a freshwater fish commodity widely cultivated since it is both easily cultivated and in demand by consumers. The growth of tilapia is influenced by the quality of the feed. Probiotics and herbal ingredients can optimize fish growth. One example of probiotics and herbal ingredients is PHL Pro and curcuma. This study aims to determine the effect of probiotics dose of the feed on the growth rates of tilapia seeds. This research was conducted in Pangandaran Marine and Fisheries Polytechnic Campus. The study was carried out using 4 treatments and 3 replications, namely Control or without the addition of probiotics, (P1) 150ml/kg feed, (P2) 200 ml/kg feed, (P3) 250 ml/kg feed. Fish growth measured by the researchers was the average weight and total length of fish every 7 days. Based on observations of the data, it can be concluded that the provision of probiotics in the feed affected the growth rate and total length of tilapia. The optimal dose of probiotics was 150 ml/kg of feed. Based on the study results, the best treatment was P1.
PENYULUHAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT Kappaphycus striatum DENGAN METODE KANTONG JARING DI DESA TABLOLONG, KABUPATEN KUPANG Ni Putu Dian Kusuma; Pieter Amalo; Rifqah Pratiwi; Lego Suhono; Lukas G G Serihollo
Jurnal Pengabdian Perikanan Indonesia Vol 1 No 3 (2021): Jurnal Pengabdian Perikanan Indonesia
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppi.v1i3.340

Abstract

Perkembangan usaha budidaya rumput laut di Desa Tablolong terlihat stabil, namun perkembangan tersebut tidak diiringi dengan pembinaan dan pendampingan yang memadai sehingga produktivitasnya cenderung menurun dari waktu ke waktu. Belum tercapainya produksi tersebut karena lemahnya teknologi budidaya (bibit, metode budidaya, umur panen, dan penanganan pasca panen). Tujuan penelitian ini adalah menemukan metode yang tepat untuk meningkatkan produktivitas rumput laut Kappaphycus striatum. Metode kantong jaring merupakan salah satu modifikasi dari metode Long line dengan memanfaatkan kolom air (vertikal) dengan tujuan meningkatkan produksi rumput. Kegiatan diawali dengan sosialisasi, penyuluhan partisipatif, pendampingan, penerapan metode kantong jaring dan monitoring evaluasi. Penyuluhan Partisipatif untuk memberikan pemahaman kepada pembudidaya tentang konsep penerapan teknologi kantong jaring. Sistem usaha pembuatan Kantong Jaring mampu menyerap tenaga kerja dengan menggunakan bahan baku lokal. Penggunaan Kantong Jaring tidak menimbulkan polusi udara, air maupun tanah. Monitoring bertujuan untuk mengamati lokasi budidaya terutama pada rumput laut terhadap hal-hal yang dapat mengganggu aktivitas dan pertumbuhan rumput laut. Pembudidaya rumput laut di Desa Tablolong mampu meningkatkan pendapatan keluarganya dengan menerapkan metode kantong jaring dalam membudidayakan rumput laut Kappaphycus striatum. Hal ini karena produktivitas rumput laut yang menggunakan metode kantong jaring lebih tinggi dibandingkan dengan metode konvensional (Longline) yang sebelumnya biasa digunakan oleh pembudidaya di Desa Tablolong. Pencapaian ini tidak terlepas dari penyuluhan dan pendampingan yang diberikan saat kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat berlangsung.
EFEKTIFITAS PENAMBAHAN JARING KANTONG PADA BUDIDAYA RUMPUT LAUT Kappaphycus striatum SISTEM TALI RAWAI Lukas G. G. Serihollo; Rifqah Pratiwi; Ni Putu Dian Kusuma; Pieter Amalo; Lego Suhono
Jurnal Bahari Papadak Vol 2 No 2 (2021): Jurnal Bahari Papadak
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (435.759 KB)

Abstract

Abstrak - Penelitian dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan Kappaphycus striatum dibudidayakan dengan sistem tali rawai dan jaring kantong yang dibudidayakan selama 42 hari. Penelitian menggunakan dua perlakuan, yakni budidaya rumput laut dengan tali rawai dan jaring kantong dengan empat pengulangan. Desain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Randomize Pretest-Posttest Control Group Design yang kemudian dianalisis dengan Uji-t dua sampel. Laju pertumbuhan spesifik, pertumbuhan mutlak, dan pertumbuhan relatif Kappaphycus striatum pada sistem tali rawai masing-masing berkisar antara 2,52 ± 0,23 % per hari, 140,82 ± 19,46 gram, 91,7 ± 9,73 %, dan pada sistem jaring kantong masing-masing berkisar antara 3,58 ± 0,26 % per hari, 239,32 ± 21,95 gram dan 153,41 ± 10,97%. Nilai-nilai tersebut dipengaruhi oleh perubahan variabel kualitas air selama periode budidaya. Berdasarkan uji t, sistem tali rawai dan jaring kantong secara signifikan berbeda nyata (p < 0,05) satu sama lain. Kondisi parameter kualitas air suhu, pH, oksigen terlarut, kecepatan arus dan kedalaman sesuai dengan standar yang ditetapkan, sebaliknya pada parameter salinitas, kecerahan, nitrat dan ortofosfat belum mendukung pertumbuhan optimal untuk budidaya Kappaphycus striatum. Namun secara keseluruhan disimpulkan bahwa penggunaan jaring kantong pada budidaya rumput laut Kappaphycus striatum memiliki pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan sistem tali rawai. Kata Kunci: Rumput Laut, Kappaphycus striatum, Jaring Kantong, Tali Rawai Abstract - The study was conducted to determine the growth of Kappaphycus striatum cultivated with a longline and bag net system which was cultivated for 42 days. The study used two treatments, namely seaweed cultivation with longlines and bag nets with empathy. The design used in this study was the Randomize Pretest-Posttest Control Group Design which was then analyzed by using a two-sample t-test. Specific growth rates, absolute growth, and relative growth of Kappaphycus striatum in the longline system ranged from 2.52 ± 0.23% day-1, 140.82 ± 19.46 g, 91.7 ± 9.73%, respectively. And in the bagged net system, respectively around 3.58 ± 0.26% day-1, 239.32 ± 21.95 g and 153.41 ± 10.97%. These values ​​are influenced by changes in air quality variables during the cultivation period. Based on the t-test, the longline system and bag nets were significantly different (p < 0.05) from each other. The parameters of air quality, pH, dissolved oxygen, current velocity, and depth were by the established standards, on the other hand, the parameters of salinity, brightness, nitrate, and orthophosphate did not support optimal growth for Kappaphycus striatum cultivation. But overall the key is that the use of bag nets in seaweed cultivation Kappaphycus striatum has better growth compared to the longline system. Keywords : Seaweed, Kappaphycus striatum, Bag Net, Longline.
Kajian Pemanfaatan dan Ketersediaan PLTS Sebagai Sumber Energi Listrik pada Kapal 5 GT di Nusa Tenggara Timur I Made Aditya Nugraha; Lukas Giovani Gonzales Serihollo; Jhon Septin Mourisdo Siregar; I Gusti Made Ngurah Desnanjaya
Jurnal Kelautan Nasional Vol 17, No 2 (2022): AGUSTUS
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (452.266 KB) | DOI: 10.15578/jkn.v17i2.8831

Abstract

Nusa Tenggara Timur (NTT) terletak di sekitar daerah ekuator yang memiliki ketersediaan sinar Matahari sepanjang tahun dan potensi kelautan yang begitu besar. Sebagai salah satu daerah dengan kegiatan penangkapan ikan yang begitu besar tentunya akan membutuhkan energi listrik yang besar. Seiring dengan kebutuhan dan berbagai jenis kapal yang berkembang, kebutuhan tenaga listrik di atas kapal akan sangat beragam, khususnya pada kapal yang berukuran 5 GT. Sumber listrik di atas kapal selain menggunakan generator juga dapat memanfaatkan energi dari sinar matahari sebagai sumber energi listrik alternatif. Energi matahari dapat digunakan sebagai pengganti energi konvensional yang mulai terbatas dan harganya yang cukup mahal. Potensi energi surya di NTT sebesar 6,07 kWh/m2 tentunya dapat dimanfaatkan secara maksimal sebagai sebagai sumber energi listrik. Pemanfaatan energi surya sebagai energi listrik dapat dilakukan dengan menggunakan PLTS. Energi listrik yang dihasilkan dapat digunakan untuk menghidupkan peralaan listrik dan lampu kapal di malam hari, dan digunakan sebagai alat bantu penangkapan ikan. Dalam sehari sistem ini dapat menghasilkan energi sebanyak 0,53 kWh/hari. Sistem ini juga telah mudah diperoleh dan tersedia, baik di toko-toko konvenional atau online. Sehingga jika terdapat permasalahan dapat diatasi secara cepat. Penggunaan energi surya sebagai energi listrik tentunya diharapkan dapat meningkatkan kesehatan dan mengurangi pengunaan energi fosil yang kurang baik untuk lingkungan.
Diseminasi Pemanfaatan Pupuk Bionik Untuk Perbaikan Performa Pertumbuhan Rumput Laut Pieter Amalo; Ni Putu Dian Kusuma; Lukas G.G. Serihollo; Rifqah Pratiwi
ABDIKAN: Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Sains dan Teknologi Vol. 1 No. 4 (2022): November 2022
Publisher : Yayasan Literasi Sains Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55123/abdikan.v1i4.1117

Abstract

Farming seaweed is a significant source of income since it helps coastal communities become more resilient. Due to the simple growing, harvesting, and drying methods, low degree of capital investment, and quick production cycle (1.5 months), seaweed cultivation in Tablolong Village, West Kupang District, East Nusa Tenggara Province is dominated by cultivators from coastal villages. The present issue for farmers of seaweed is the unavailability of seeds, both in terms of quantity and quality. Simple actions such as community service projects (PKM) with a focus on fertilizing activities utilizing bionic fertilizers can be taken to encourage the growth of seaweed. The method used to achieve the target of this PKM program is participatory counseling, dissemination of research results, assistance in seaweed cultivation, and monitoring during seaweed cultivation. In November 2021, PKM operations are conducted in Tablolong Village's coastal region. Through the use of bionic seaweed fertilizer, the activity's aim is to earn the partner group's production rates. After participating in PKM activities, the "Blue Sea" partner group was able to produce Kappaphycus striatum by utilizing bionic fertilizers, where the analysis results showed that the daily growth rate was 3.38% day-1, absolute growth was 176 gr and production was 2,755.62 gr m-1.