p-Index From 2019 - 2024
1.066
P-Index
This Author published in this journals
All Journal e-GIGI
Prabowo, Yoghi B.
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Aplikasi Metode Third Molar Maturity Index pada Kelompok Usia Remaja Prabowo, Yoghi B.; Ermanto, Haliza; Skripsa, Tira H.; Limijadi, Edward K. S.; Boedi, Rizky M.
e-GiGi Vol 8, No 2 (2020): E-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.8.2.2020.30541

Abstract

Abstract: Up to now, there are still residents of Indonesia who do not have legal documents supporting age information. Hence, proving the age of a person concerning some reasons becomes difficult. Third molar development could be used as an indicator to estimate the age in adolescents if legal documents are not available. This study was aimed to prove the difference in the development of third molars between individuals aged above and below 19 years using the third molar maturity index (I3M) method. Third molar development calculations were performed on 112 digital OPG photographs (71 females and 41 males) of patients aged 16- <24 years. Samples were divided into two age groups, namely <19 years and ≥19 years. We performed comparison tests to analyze the differences between groups and genders against I3M. The results showed significant differences between the development of third molars in individuals aged above and below 19 years according to I3M values. Meanwhile, there was no significant differences in I3M values between males and females. Males experienced faster third molar development than females in the age group <19 years. In conclusion, the I3M method can be used to differentiate the development of third molars in individuals aged above and below 19 years. Further research could be carried out by using a larger number of samples and setting a threshold of I3M for the age of 19 among Indonesian population.Keywords: dental age estimation, third molar, I3M method Abstrak: Pada saat ini, masih ada penduduk Indonesia yang tidak memiliki dokumen legal pendukung informasi usia sehingga terdapat kesulitan dalam membuktikan usia seseorang untuk berbagai kebutuhan. Pertumbuhan molar ketiga dapat digunakan sebagai indikator untuk melakukan estimasi usia pada remaja bila dokumen legal tidak tersedia. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan perbedaan pertumbuhan molar ketiga pada individu berusia di atas dan di bawah 19 tahun dengan metode third molar maturity index (I3M). Perhitungan pertumbuhan molar ketiga dilakukan pada 112 foto OPG digital (71 wanita dan 41 pria) dari pasien berusia 16- <24 tahun. Sampel dibagi menjadi dua kelompok usia, yaitu <19 tahun dan ≥19 tahun. Uji beda dilakukan untuk menganalisis perbedaan antar kelompok dan jenis kelamin terhadap I3M. Hasil penelitian ini menunjukkan perbedaan bermakna antara pertumbuhan molar ketiga pada individu berusia di atas dan di bawah 19 tahun. Tidak terdapat perbedaan bermakna pada nilai I3M pada pria dan wanita. Pria ditemukan mengalami pertumbuhan molar ketiga yang lebih cepat dari wanita pada kelompok usia <19 tahun. Simpulan penelitian ini ialah metode I3M dapat digunakan untuk membedakan pertumbuhan molar ketiga pada individu berusia di atas dan di bawah 19 tahun. Disarankan penelitian lanjut dengan menggunakan jumlah sampel yang lebih besar dan dilakukan penetapan batas ambang I3M untuk usia 19 tahun pada populasi Indonesia.Kata kunci: estimasi usia dental, molar ketiga, metode I3M
Hubungan Motivasi Perawatan Gigi Terhadap Kualitas Hidup Terkait Kesehatan Gigi (Oral Health Related Quality of Life - OHRQol) Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Zuhriza, Ramadhika A.; Wulandari, Diah R.; Skripsa, Tira H.; Prabowo, Yoghi B.
e-GiGi Vol 9, No 2 (2021): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.9.2.2021.33890

Abstract

Abstract: The high number of dental and oral health problems is caused by lack of individual motivation to perform routine dental care, as seen from the number of people who receive treatment from the dentist is only 8.7%. Serious oral health problems can lead to a decrease in the quality of life as well as work and study activities of an individual. This study was aimed to analyze the relationship between dental treatment motivation and Oral Health Related Quality of Life (OHRQoL) in students of the Faculty of Medicine, Diponegoro University. This was a descriptive and analytical study with a cross sectional design. Samples were choosen by using the cluster random sampling method. Data were analyzed by using the Spearman’s rank correlation test. The results showed that the students had high motivation for dental treatment. Moreover, the students had good OHRQoL conditions, with the worse score on the dimensions of psychological discomfort, physical disability, social disability, and physical pain. The Spearman’s rank correlation test obtained an r-value of 0.190 and a p-value of 0.020 for the relationship between dental treatment motivation and OHRQoL. In conclusion, there was a significant relationship between dental care motivation and OHRQoL in students of the Faculty of Medicine, Diponegoro University. The higher the dental treatment motivation, the better the quality of life is.Keywords: motivation; dental treatment; OHRQoL; quality of life; OHIP-14 Abstrak: Tingginya angka masalah kesehatan gigi dan mulut disebabkan oleh kurangnya motivasi individu untuk melakukan perawatan gigi secara rutin yang terlihat dari jumlah penduduk yang menerima perawatan dari tenaga medis gigi hanya 8,7%. Masalah kesehatan yang ditemukan pada rongga mulut dan bersifat serius dapat menyebabkan terjadinya penurunan kualitas hidup individu serta aktivitas kerja dan belajar menurun. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara motivasi perawatan gigi terhadap kualitas hidup terkait kesehatan gigi (Oral Health Related Quality of Life - OHRQoL) mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Jenis penelitian ialah deskriptif analitik dengan desain potong lintang. Sampel penelitian dipilih dengan metode cluster random sampling. Data dianalisis menggunakan uji korelasi Spearman’s rank. Hasil penelitian menunjukkan para mahasiswa memiliki motivasi perawatan gigi yang tinggi. Mahasiswa memiliki kondisi OHRQoL baik, dengan skor buruk pada dimensi ketidaknyaman psikis, disabilitas fisik, disabilitas sosial, dan rasa sakit fisik. Hasil analisis uji korelasi Spearman’s rank memperoleh nilai r = 0,190 dan nilai p = 0,020 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara motivasi perawatan gigi dengan OHRQoL. Simpulan penelitian ini ialah terdapat hubungan bermakna antara motivasi perawatan gigi dengan OHRQoL pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Semakin tinggi motivasi perawatan gigi maka semakin baik kualitas hidup.Kata kunci: motivasi; perawatan gigi; OHRQoL; kualitas hidup; OHIP-14
Pengaruh Variasi Waktu Perendaman dalam Ekstrak Daun Teh Hijau (Camellia sinensis) terhadap Stabilitas Dimensi Alginat Prabowo, Yoghi B.; Ibrahim, Natalia P.; Saraswati, Indah
e-GiGi Vol 9, No 1 (2021): E-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.9.1.2021.32307

Abstract

Abstract: Alginate has an imbibition property if it comes in contact with water that will affect the dimensional stability. Green tea (Camellia sinensis) contains phenolic compounds which can minimize the imbibition process while it is used in disinfection of alginate impression. This study was aimed to analyze the differences in the dimensional stability of alginate impressions after immersion in green tea leaf extract based on time variation. This was an experimental post-test laboratory study only. The one way Anova test on the anteroposterior and mediolateral dimensions showed that variation of immersion time in 50% green tea leaf extract could affect the dimensional stability. Moreover, the post hoc Games Howell test on the anteroposterior dimension and the post hoc LSD test on the mediolateral dimension resulted that there were significant differences between the control group and the groups of 5 minutes, 15 minutes, 30 minutes, and 50 minutes of immersion. Among all alginate impressions, the one immersed for 15 minutes was still in accordance with the standard of the American Dental Association. In conclusion, 15-minute immersion of alginate impression in 50% green tea leaf extract was the best time variation.Keywords: alginate, dimensional stability, green tea leaf extract 50% Abstrak: Alginat memiliki sifat imbibisi bila berkontak dengan air yang akan memengaruhi stabilitas dimensi alginat. Teh hijau (Camellia sinensis) mengandung senyawa fenol yang mampu meminimalkan terjadinya proses imbibisi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan stabilitas dimensi alginat setelah direndam berdasarkan variasi waktu dalam ekstrak daun teh hijau. Jenis penelitian ialah eksperimental laboratorik post-test only. Stabilitas dimensi diketahui melalui selisih jarak anteroposterior (A’-B’) dan mediolateral (B’-C’) master die dengan die stone. Hasil uji one way Anova terhadap dimensi anteroposterior dan mediolateral mendapatkan adanya pengaruh variasi waktu perendaman dalam ekstrak daun teh hijau 50% terhadap stabilitas dimensi. Selanjutnya hasil uji post hoc Games Howell terhadap dimensi anteroposterior dan uji post hoc LSD terhadap dimensi mediolateral mendapatkan perbedaan bermakna antara kelompok kontrol dengan kelompok perendaman 5 menit, 15 menit, 30 menit, dan 50 menit. Hasil perendaman cetakan alginat yang masih sesuai dengan standar American Dental Association ialah perendaman selama 15 menit. Simpulan penelitian ini ialah perendaman cetakan alginat dalam ekstrak daun teh hijau 50% yang terbaik ialah selama 15 menit.Kata kunci: alginat, stabilitas dimensi, ekstrak daun teh hijau 50%
Faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas Karanganyar Purbalingga Jawa Tengah: Studi tentang Faktor Pengetahuan, Pendidikan, Pekerjaan, Pendapatan, dan Aksesibilitas Radiani, Sindiawani G.; Santoso, Oedijani; Prabowo, Yoghi B.; Skripsa, Tira H.
e-GiGi Vol 9, No 2 (2021): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.v9i2.34535

Abstract

Abstract: Utilization of dental and oral health services cover the health service and the usage of facilities. This study was aimed to determine and to analyze the relationship between knowledge, education, income, occupation, and accessibility of dental care utilization and oral health services at Karang- anyar health centers of Purbalingga. This was an analytical survey study with a cross sectional design. There were 185 respondents of the working area of Karanganyar health center selected by consecutive sampling. Data were collected by using a validated questionnaire. Data were analyzed by using chi-square test followed by logistic regression test. The results showed that there were 76.8% of respondents who used dental care and oral health services in the three last months before pandemic Covid-19; 35% of respondents had no work; 69.2% had low level of education; 81.21% had high level of knowledge; 83.2% had low income; and 85.1% clarified that the accessibility was not reachable. The chi-square test showed a significant correlation between levels of knowledge (p=0.02), income (p=0.04), education (p=0.012) and dental care utilization as well as oral health services. The logistic regression test showed that knowledge (OR=0.569 (95%CI:0.358-0.903) was the most dominant correlated to dental care utilization and oral health services. In conclusion, levels of knowledge, income, and education had significant relationships with dental care utilization and oral health services at Karanganyar health center.Keywords: knowledge; income; education; dental care utilization and oral health servicesAbstrak: Pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut mencakup pelayanan dan penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis hubungan antara pengetahuan, pendapatan, pendidikan, pekerjaan, dan aksesibilitas terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas Karanganyar Kabupaten Purbalingga. Jenis penelitian ialah survei analitik dengan desain potong lintang. Sampel penelitian ialah 185 masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Karanganyar, dipilih secara consecutive sampling. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuisioner yang sudah divalidasi. Data dianalisis menggunakan uji chi-square dilanjutkan dengan uji regresi logistik. Hasil penelitian mendapatkan bahwa responden yang memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut tida bulan terakhir sebelum pandemi covid-19 sebanyak 76,8%; tidak bekerja 35%; pendidikan rendah 69,2%; tingkat pengetahuan tinggi 81,1%; pendapatan rendah 83,2%; dan 85.1% menyatakan aksesibilitas tidak terjangkau. Hasil uji chi-square menunjukkan hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan (p=0,02), pendapatan (p=0,04), pendidikan (p=0,012) terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Hasil uji regresi logistik menunjukkan bahwa faktor pengetahuan OR=0,569 (95% CI:0,358-0,903) yang paling dominan berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Simpulan penelitian ini ialah tingkat pengetahuan, pendapatan, pendidikan memiliki hubungan bermakna dengan pemanfaatanpelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas Karanganyar.Kata kunci: pengetahuan; pendapatan; pendidikan; pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut 
Pengaruh Perendaman Minuman Berkarbonasi terhadap Gaya Elastik pada Elastomerik Ligatur dengan Variasi Panjang Penarikan Pradipta, Hafidz I.; Wibowo, Budi; Purbaningrum, Diah A,; Prabowo, Yoghi B.
e-GiGi Vol 9, No 2 (2021): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.v9i2.34554

Abstract

Abstract: Elastomeric ligature is used to fasten orthodontic wires with brackets and can be stretched 1-3 mm as a simulation of bracket in the oral cavity. Its elastic force could decrease caused by salivary pH and water absorption of the elastomeric ligature. Consuming carbonated drinks causes the oral cavity to become acidic which increases the loss of elastic force in the elastomeric ligature with length of stretch variations. This study was aimed to determine the effect of immersion in carbonated drinks on the elastic force of the elastomeric ligature with length of stretch variations. This was an experimental laboratory study with a post-test only control group design. There were a total of 24 samples of American Orthodontic brand elastomeric ligature with royal blue color divided into six groups, consisting of three control groups immersed in artificial saliva, and three treatment groups immersed in carbonated drinks. Each control group and treatment group were given three variations of stretch length, as follows: 1, 2, and 3 mm. The calculation of the elastic force on the elastomeric ligature was performed by using the Universal Testing Machine. Data were analyzed by using the One Way Anova test and LSD post hoc test (p <0.05). The One Way Anova test showed a significant difference in the 1, 2, and 3 mm length of stretch variations for treatment groups. In conclusion, carbonated drinks affect the elastic force of elastomeric ligature with length of stretch variations.Keywords: elastomeric ligature; carbonated drinks; length of stretch variations Abstrak: Elastomerik ligatur adalah alat yang digunakan untuk mengikatkan kawat ortodonti dengan braket, dapat diregangkan 1-3 mm sebagai simulasi braket dalam rongga mulut. Elastomerik ligatur mengalami penurunan gaya elastik salah satunya disebabkan oleh pH saliva, dan penyerapan air dari elastomerik ligatur. Mengonsumsi minuman berkarbonasi menyebabkan pH saliva menjadi asam sehingga meningkatkan kehilangan gaya elastik pada elastomerik ligatur dengan variasi panjang penarikan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh perendaman minuman berkarbonasi terhadap gaya elastik pada elastomerik ligatur dengan variasi panjang penarikan. Desain penelitian ialah eksperimental laboratorium dengan post-test only control group design. Sebanyak 24 sampel elastomerik ligatur merek American Orthodontic dengan warna royal blue, dibagi menjadi enam kelompok, terdiri dari tiga kelompok kontrol perendaman pada saliva buatan, dan tiga kelompok perlakuan perendaman pada minuman berkarbonasi. Setiap kelompok kontrol dan perlakuan diberi tiga variasi panjang penarikan, yaitu penarikan 1, 2, dan 3 mm. Perhitungan gaya elastik pada elastomerik ligatur menggunakan alat Universal Testing Machine. Analisis data menggunakan uji One Way Anova dan uji post hoc LSD pada p<0,05. Hasil uji One Way Anova menunjukkan perbedaan bermakna pada penarikan 1, 2, 3 mm dalam perendaman minuman berkarbonasi. Simpulan penelitian ini ialah terdapat pengaruh perendaman minuman berkarbonasi terhadap gaya elastik pada elastomerik ligatur dengan variasi panjang penarikan.Kata kunci: elastomerik ligatur; minuman berkarbonasi; variasi panjang penarikan
Relationship between Knowledge of Periodontal Disease and Gingival Melanin Pigmentation and Smoking Behavior Widhani, Farisa D. P.; Nosartika, Isniya; Kusuma, Ira A.; Prabowo, Yoghi B.
e-GiGi Vol 10, No 1 (2022): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.v10i1.37333

Abstract

Abstract: Tobacco use in Indonesia is still relatively high among teenagers-adults or the average of university students. There is a relationship between smoking and periodontal tissue parameters as well as gingival melanin pigmentation. This study aimed to determine the relationship between the knowledge of periodontal disease and gingival melanin pigmentation and smoking behavior among college students. This was an analytical and observational study with a cross-sectional study design. Samples were 108 undergraduates of Diponegoro University batch 2018-2020 who met the inclusion criteria, obtained by using purposive sampling and non-probability sampling techniques. Data were collected by using an online questionnaire through the Google platform regarding the knowledge of periodontal disease and gingival melanin pigmentation on smoking behavior. The data were analyzed by using the Spearman Rank Correlation Test. The results showed that the students’ knowledge about periodontal disease and gingival melanin pigmentation was in a good category, meanwhile students’ smoking behavior was in the moderate smoker category. The Spearman Rank correlation test showed no significant correlation between knowledge of periodontal disease and gingival melanin pigmentation with smoking behavior (p=0.403). In conclusion, there was no significant relationship between the knowledge of periodontal disease and gingival melanin pigmentation and smoking behavior.Keywords: knowledge; behavior; smoking; periodontal disease; gingival melanin pigmentation Abstrak: Penggunaan tembakau di Indonesia masih tergolong tinggi di kalangan usia remaja-dewasa atau rata-rata usia mahasiswa. Terdapat keterkaitan antara merokok dengan parameter jaringan periodontal dan perubahan pigmentasi melanin gingiva. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan penyakit periodontal dan pigmentasi melanin gingiva dengan perilaku merokok mahasiswa. Jenis penelitian ialah observasional analitik dengan desain potong lintang. Sampel penelitian ialah 108 mahasiswa Strata 1 Universitas Diponegoro angkatan 2018-2020 yang memenuhi kriteria inklusi diperoleh dengan teknik sampel purposive sampling dan teknik pengambilan sampel non-probability. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner online melalui platform Google form tentang pengetahuan penyakit periodontal dan pigmentasi melanin gingiva terhadap perilaku merokok. Analisis statistik menggunakan uji korelasi Spearman rank dengan menggunakan aplikasi statistik SPSS. Hasil penelitian mendapatkan tingkat pengetahuan penyakit periodontal dan pigmentasi melanin gingiva mahasiswa dalam kategori baik, dan untuk perilaku merokok mahasiswa termasuk dalam kategori perokok sedang. Uji korelasi Spearman rank menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan penyakit periodontal dan pigmentasi melanin gingiva dengan perilaku merokok (p=0,403). Simpulan penelitian ini ialah tidak terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan penyakit periodontal dan pigmentasi melanin gingiva dengan perilaku merokok pada mahasiswa Strata 1 Universitas Diponegoro.Kata kunci: pengetahuan; perilaku; merokok; penyakit periodontal; pigmentasi melanin gingiva