Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Learning Wisdom beyond Ma’tammu Tedong of Toraja People: Using Semiotic Approach to Understand Myths and Ideology Rita Tanduk
Utamax : Journal of Ultimate Research and Trends in Education Vol. 1 No. 3 (2019): Utamax : Journal of Ultimate Research and Trends in Education
Publisher : LPPM Universitas Lancang Kuning. Pekanbaru. Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/utamax.v1i3.6305

Abstract

This paper discusses the meaning beyond ma’tammu tedong of Toraja People using semiotic approach to reveal wisdom beyond it. Participant observation methods used with field notes, recording, and interview techniques completed the data collection. The ritual text of the Ma’tammu Tedong or buffalo meeting ceremony in rambu solo’ ceremony is a symbolic form, parallelism, and metaphor which also constructs the meaning of customary ritual myth. Through the ritual remarks on the seven types of buffalo in the ceremony of rambu solo’ indicating views, concepts, and motivations are used as guidelines for life for Toraja people. The result of the research shows that, (1) the customary ritual text of buffalo meeting is symbolic, parallelism, and metaphor characteristics that represent myth meaning, (2) customary ritual text of buffalo meeting is to construct myth and ideology about Toraja character value. The value of the characters is represented by the seven types of buffalo in the customary ritual ma'tammu tedong namely, (a) balian buffalo represented as a leader figure or role model; (b) bonga buffalo as torch in human life of Toraja; (c) pudu’ buffalo as guardians in maintaining the life of the Toraja; (d) todi’ buffalo as a unifier that strengthens kinship ties; (e) sokko’ buffalo describes a polite and humble person; (f) tekken langi’ buffalo as a safeguard that reconciles the Toraja over the conflict; (g) sambao’ buffalo as customary guardians for customary offenses. Those values indicate the existence of the relation between man and Almighty and man with others. Also, they strengthen the character of human life of the Toraja and nation character.
Myths and Ideology in Customary Ritual of Ma’tammu Tedong for Life of Toraja People Rita Tanduk; Nirwanto Maruf; Sallolo Suluh
Budapest International Research and Critics Institute (BIRCI-Journal): Humanities and Social Sciences Vol 4, No 2 (2021): Budapest International Research and Critics Institute May
Publisher : Budapest International Research and Critics University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33258/birci.v4i2.1979

Abstract

Customary ritual of rambu solo’ in Toraja is based on noble values of culture that influences life pattern of Toraja people. Current development has changed the way of life and thinking of Toraja people to customary ceremony. Basic understanding is needed in interpreting the ceremonies. This paper discusses the meaning of ritual text myth that is represented by buffalo meeting. Participant observation methods used with field notes, recording, and interview techniques completed the data collection. The data were analyzed interpretatively by semiotic approach. The ritual text of the buffalo meeting ceremony in rambu solo’ ceremony is a symbolic form, parallelism, and metaphor which also constructs the meaning of customary ritual myth. Through the ritual remarks on the seven types of buffalo in the ceremony of rambu solo’ indicating views, concepts, and motivations are used as guidelines for life for Toraja people. The result of the research shows that, (1) the customary ritual text of buffalo meeting is symbolic, parallelism, and metaphor characteristics that represent myth meaning, (2) customary ritual text of buffalo meeting is to construct myth and ideology about Toraja character value. The value of the characters is represented by the seven types of buffalo in the customary ritual ma'tammu tedong namely, (a) balian buffalo represented as a leader figure or role model; (b) bonga buffalo as torch in human life of Toraja; (c) pudu’ buffalo as guardians in maintaining the life of the Toraja; (d) todi’ buffalo as a unifier that strengthens kinship ties; (e) sokko’ buffalo describes a polite and humble person; (f) tekken langi’ buffalo as a safeguard that reconciles the Toraja over the conflict; (g) sambao’ buffalo as customary guardians for customary offenses. Those values indicate the existence of the relation between man and Almighty and man with others. Also, they strengthen the character of human life of the Toraja and nation character.   
A Cognitive Linguistics Study to Reveal the Concept of Death of Indonesian Indigenous Tribe Nirwanto Maruf; Rita Tanduk
Budapest International Research and Critics Institute (BIRCI-Journal): Humanities and Social Sciences Vol 4, No 2 (2021): Budapest International Research and Critics Institute May
Publisher : Budapest International Research and Critics University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33258/birci.v4i2.1969

Abstract

Despite of many previous studies related to conceptual metaphor have been conducted since George Lakoff and Mark Johnson have introduced their work known as Metaphor We Live By in 1980, but none of them have analysed oral discourse as their corpus. This study aims to reveal the concept of death belonging to one of the Indonesian indigenous tribes located in Sulawesi Island called Kajang tribe. The Kajang tribe has an ancient oral discourse which delivers orally from generation to generation known as Pasang ri Kajang, and it is full of metaphorical expressions. This present study employs the conceptual metaphor theory (CMT) introduced by Lakoff and Johnson (1980, 2003), and the approach of conceptual metaphor analysis (CMA) by Charteris Black (2004) to reveal the concept of death found in Pasang ri Kajang. This qualitative research obtained the data through semi-structured interviews, field observation, recording, and note-taking. The conceptual metaphor techniques comprising three CMA stages, namely identification, interpretation, and explanation, were used for data analysis. The results of the study indicate that the concept of death as found in Pasang ri Kajang is DEATH IS A JOURNEY. This conceptual metaphor gives a detailed description of death as a journey of the soul to the hereafter. This research concludes that people of Kajang believes only good souls are rewarded with eternal life (Karakkang) and extraordinary wealth (Kalumannyang kaluppepeang) in the hereafter (ahera). 
INTERFERENSI BAHASA TORAJA KE PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA PADA KHOTBAH DI GEREJA KATOLIK MAKALE Dina Gasong; Rita Tanduk
Bahtera Indonesia Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/bi.v7i2.214

Abstract

Dalam menyampaikan pesan kepada masyarakat secara lisan, sering terjadi interferensi Bahasa Indonesia oleh Bahasa ibu dan kondisi sosial penutur. Penelitian ini bertujuan untuk mengenali jenis dan bentuk interferensi Bahasa Toraja ke dalam penggunaan Bahasa Indonesia pada Khotbah di Gereja Katolik di stasi “Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria” di Makale. Untuk mencapai tujuan penelitian ini, maka digunakan teori Sosiolinguistik yang relevan dengan penelitian kualitatif. Data dalam penelitian ini adalah data kebahasaan berupa kata, frasa, kalimat, leksikon, dan paragraf yang memiliki interferensi Bahasa. Data kebahasaan dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan metode Simak dengan teknik rekam dan catat. Setelah data terkumpul, selanjutnya dianalisis menggunakan metode Analisis Kesalahan Berbahasa yang meliputi empat langkah yaitu: (1) identifikasi Kesalahan, (2) deskripsi kesalahan, (3) penjelasan kesalahan, (4)kuantifikasi kesalahan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada 4 Jenis interferensi Leksikal Bahasa dalam khotbah ‘Pengantar’ di Gereja Katolik di Makale, yaitu: (1) Interferensi kelas kata pronominal (kata ganti), (2) Interferensi kelas kata verba (kata kerja), (3) Bentuk interferensi leksikal pada kelas kata adjektiva (kata sifat), (4) Interferensi leksikal pada kelas kata adverbia (kata keterangan). Berdasarkan hasil penelitian ini, ada berbagai bentuk interferensi Bahasa Toraja ke dalam Bahasa Indonesia.
Piranti Kohesi Persona Dalam Buku Pelajaran Bahasa Indonesia Sma Kelas XI Karangan Maryanto Rita Tanduk; Serli
DEIKTIS: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol. 1 No. 2 (2021)
Publisher : Perkumpulan Dosen Muslim Indonesia - Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53769/deiktis.v1i2.491

Abstract

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah mendeskripsikan bentuk piranti kohesi persona yang terdapat dalam buku Pelajaran Bahasa Indonesia SMA Kelas XI Karangan Maryanto. Manfaat penelitian ini diharapkan dapat (1) Memberikan informasi kepada peneliti mengenai bentuk piranti kohesi persona dalam Buku Pelajaran Bahasa Indonesia SMA Kelas XI Karangan Maryanto. (2) Menambah pengetahuan peneliti tentang analisis wacana khususnya piranti kohesi persona. (3) Memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai bentuk piranti kohesi person dalam buku Pelajaran Bahasa Indonesia SMA Kelas XI Karangan Maryanto. (4) Sebagai bahan acuan dalam meneliti buku pelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan tinjauan yang sama. Sumber data dalam penelitian ini bersumber dari Buku Pelajaran Bahasa Indonesia SMA Kelas XI Karangan Maryanto. Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Teknik yang digunakan penelitian ini adalah teknik baca dan teknik catat. Teknik baca digunakan dengan cara membaca secara teliti dari objek penelitian, sedangkan teknik catat digunakan untuk mencatat piranti kohesi persona yang terdapat dalam Buku Pelajaran Bahasa Indonesia SMA Kelas XI Karangan Maryanto. Hasil penelitian piranti kohesi persona yang terdapat dalam Buku Pelajaran Bahasa Indonesia SMA Kelas XI Karangan Maryanto. (1) Bentuk piranti kohesi persona pertama tunggal, saya dan aku. (2) Bentuk piranti kohesi persona kedua tunggal, kamu dan engkau. (3) Bentuk piranti kohesi persona ketiga tunggal, dia dan ia, (4) Bentuk piranti kohesi persona pertama jamak, kami dan kita. (5) Bentuk piranti kohesi persona kedua jamak, kalian. (6) Bentuk piranti kohesi persona ketiga jamak, mereka.
Penggunaan Deiksis Temporal dan Lokati dalam Novel Konspirasi Alam Semesta Karya Fiersa Besari (Tinjauan Pragmatik) Rita Tanduk; Evi Layuk Dama
DEIKTIS: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol. 2 No. 4 (2022)
Publisher : Perkumpulan Dosen Muslim Indonesia - Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53769/deiktis.v2i4.500

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penggunaan deiksis temporal dan lokatif dalam novel Konspirasi Alam Semesta karya Fiersa Besari tahun 2017. Penelitian ini berjenis kualitatif. Data dikumpulkan dengan (1) teknik baca, yaitu melihat serta memahami isi dari apa yang tulis; (2) teknik catat, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk mencatat data-data berupa penggunaan deiksis temporal dan lokatif dalam novel Konspirasi Alam Semesta karya Firsa Besari. Penggunaan deiksis temporal dan lokatif dalam novel Konspirasi Alam Semesta karya Fiersa Besari. Dapat dilihat dari contoh deiksis temporal dan lokatif sebagai berikut: (1) Contoh deiksi temporal yang terdapat dalam novel Konspirsi Alam Semesta karya Fierse Besari yang terbit pada tahun 2017 adalah nanti, tadi, kemarin, esok, dan sekarang. (2) Contoh deiksis lokatif yang terdapat dalam novel Konspirasi Alam Semesta karya Fiersa Besari yang terbit pada tahun 2017 adalah di sana, di sini, ke sana, ke sini dan sana.
PRAGMATIC ASPECTS OF SPEECH ACTS: A CROSS-LINGUISTIC PERSPECTIVE Rita Tanduk
English Review: Journal of English Education Vol 11, No 3 (2023)
Publisher : University of Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/erjee.v11i3.8762

Abstract

Effective intercultural communication is a cornerstone of today's globalized world, necessitating an exploration of the pragmatic aspects of speech acts from a cross-linguistic perspective. This research delves into the complex interplay between language, culture, and politeness strategies within the contexts of Bahasa Indonesia and Malay. Using a comprehensive datasets collected through observational field study in diverse naturalistic settings, including workplaces, educational institutions, and everyday social contexts, research examines the performance and interpretation of requests, apologies, compliments, and refusals. The findings reveal a shared preference for indirect and polite language when making requests in both linguistic communities, underlining the universality of politeness strategies. While Bahasa Indonesia speakers tend to employ explicit expressions of regret in apologies, Malay speakers adopt a more subtle approach. Compliments showcase differences, with Bahasa Indonesia speakers favoring direct expressions of admiration and Malay speakers employing nuanced language. Refusals demonstrate stark contrasts, with Malay speakers utilizing indirect strategies and Bahasa Indonesia speakers opting for directness. This study contributes to the growing discourse on cross-linguistic and cross-cultural pragmatics, emphasizing the importance of considering both linguistic diversity and cultural norms in understanding intercultural communication. This research, grounded in real-world interactions, calls for continued exploration of trans-cultural threads in speech act usage and offers valuable insights for enhancing intercultural competence. While acknowledging the study's limitations, researcher invites future research endeavors to delve deeper into the intricate world of speech acts and intercultural communication.
MITOS DAN IDEOLOGI TEKS RITUAL ADAT MA’TAMMU TEDONG SEBAGAI PEMBENTUK KARAKTER MASYARAKAT TORAJA Rita Tanduk
Mataallo : Masyarakat Peneliti Pendidikan Bahasa Indonesia Vol 1 No 1 (2019): Mataallo Mayarakat Peneliti Bahasa, Sastra, dan Pembelajaran
Publisher : Universitas Kristen Indonesia Toraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47178/mataallo.v1i1.1254

Abstract

Ritual adat ma’tammu tedong di Toraja didasarkan pada nilai-nilai luhur budaya yang memengaruhi pola kehidupan masyarakat Toraja. Butuh pemahaman yang mendalam memaknai sebuah ritual. Tulisan ini membahas pemaknaan mitos dan ideologi dalam teks ritual yang direpresentasikan dalam upacara ma’tammu tedong. Metode observasi partisipan digunakan dengan teknik catatan lapangan, rekaman, dan wawancara melengkapi pengumpulan data. Data dianalisis secara interpretatif dengan pendekatan semiotika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teks ritual upacara ma’tammu tedong terdapat bentuk simbolik, paralelisme, dan metafor yang ikut mengonstruksikan pemaknaan mitos ritual adat. Melalui tuturan ritual pada ketujuh jenis kerbau dalam upacara adat ma’tammu tedong’ menuangkan pandangan, konsep, dan motivasi yang kemudian dijadikan ideologi sebagai acuan hidup masyarakat Toraja. Adapun nilai-nilai yang diungkapkan melalui pemaknaan mitos dalam upacara adat ma’tammu tedong ialah dapat memperkokoh karakter hidup masyarakat Toraja maupun karakter bangsa.
KALIMAT PERINTAH BAHASA INDONESIA DALAM BUKU PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VII SMP KARANGAN SITI ISNATUM M Ariani Paulus; Yakub Tangdibiri’; Rita Tanduk
Mataallo : Masyarakat Peneliti Pendidikan Bahasa Indonesia Vol 4 No 2 (2022): Mataallo Mayarakat Peneliti Bahasa, Sastra, dan Pembelajaran
Publisher : Universitas Kristen Indonesia Toraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47178/mataallo.v4i2.1911

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan kalimat perintah yang digunakan dalam buku pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas VII, (2) Mendeskripsikan ciri-ciri kalimat perintah Bahasa Indonesia yang digunakan dalam buku pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas VII.Teknik pengumpulan data dalam penelitian yaitu: Teknik Baca dan Teknik Cacat. Teknik baca digunakan untuk mengamati bentuk kalimat perintah yang digunakan dalam buku pelajaran Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas VII Karangan Siti Isnatum M, Sedangkan Teknik Cacat yaitu digunakan untuk mencacat hasil pengamatan tentang kalimat perintah dalam buku Bahasa Indonesia Kelas VII SMP Karangan Siti Isnatum M.
ALIH KODE DALAM TUTURAN GURU PADA KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI SMPN 1 TIKALA KECAMATAN TIKALA Anita Tika Amping; Daud Rodi Palimbong; Rita Tanduk
Mataallo : Masyarakat Peneliti Pendidikan Bahasa Indonesia Vol 5 No 1 (2023): Mataallo Mayarakat Peneliti Bahasa, Sastra, dan Pembelajaran
Publisher : Universitas Kristen Indonesia Toraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47178/mataallo.v5i1.1938

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk dan faktor yang mempengaruhi terjadinya alih kode dalam tuturan guru pada kegiatan belajar mengajar.  Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Data dalam penelitian ini berupa  bentuk alih kode dalam tuturan guru pada kegiatan belajar mengajar di SMPN 1 Tikala. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi, teknik simak, teknik rekam dan teknik catat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, (1) Bentuk alih kode dalam tuturan guru pada kegiatan belajar mengajar di SMPN 1 Tikala Kecamatan Tikala yaitu, Tag-Switching, Intrasentential Switching, dan Intersentential Switching. (2) Faktor yang mempengaruhi terjadinya alih kode meliputi (a) Kurangnya kemampuan berbahasa penutur; (b) Konteks situasi berbahasa; (c) Untuk menegaskan sesuatu; (d) Keefisienan suatu pembicaraan;  dan (e) Menjalin keakaban antarmitra tutur.