I Gusti Agung Mas Krisna Komala Sari
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

BALINESE ART STUDIOS: THE LEARNING PROCESS OF ART AND CULTURE TO SUPPORT SUSTAINABLE TOURISM I Gde Agus Jaya Sadguna; I Gusti Agung Mas Krisna Komala Sari; Kumiko Shishido
Jurnal Internasional Ilmu Pengetahuan Terapan bidang Pariwisata dan Events Vol 4 No 1 (2020): June 2020
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M) Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1008.691 KB) | DOI: 10.31940/ijaste.v4i1.1782

Abstract

Purpose: A lot of perspectives have been discussed about Bali and this paper will discuss it from the angle of the learning process of art and culture in the Balinese art studios in Gianyar Regency. Research methods: The research was conducted on the months of July and August 2019. Qualitative data was obtained during the research because the method of data collection was interviewing the owner of the dance studio. Results and discussions: One of the A’s in tourism is attraction and Bali have a strong attraction for tourists both domestic and foreign tourists. The art and culture is the breath of tourism in the island of Bali, which is based on the Hindu religion. The resources for these art and culture are nurtured in several forms, which one of them is through sanggar or studios, which is a non-formal education institution for learning Balinese art and culture. Various types of art and culture and developed and nurtured in these studios, such as performing arts, fine arts, and local wisdoms. The tourism industry has given positive and negative impacts for Balinese art and culture, depends on how one may argue if seen through different perspectives. Performing arts have flourished in terms of daily performances taken places in hotels and designated performance theaters. The types which can be easily watched are the music and dance of Bali. Conclusion: Tourism in this sense is not a direct aspect but, in the future, has a direct impact: providing culture resources for performances in tourism objects and destinations. This as a part of social sustainability, also the sanggars, is a part of the sustainable tourism family
Analisis Penerapan Green Marketing di Hotel Aruna Senggigi Resort & Convention Firsta Wity Gunawan; I Gusti Agung Mas Krisna Komala Sari; Lien Darlina
Journal of Mandalika Review Vol. 2 No. 1 (2023): Journal of Mandalika Review
Publisher : Politeknik Pariwisata Lombok

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55701/mandalika.v2i1.45

Abstract

Dengan adanya isu-isu mengenai pemanasan global, dan kerusakan lingkungan perusahaan-perusahaan yang inovatif menjadikan green marketing sebagai cara untuk menarik minat konsumen dan publik sebagai strategi pemasaran. Selain sebagai strategi pemasaran perusahaan, konsep green marketing dapat dijadikan perusahaan dalam mendukung pariwisata berkelanjutan atau sustainable tourism, (Panungkelan et al., 2018:1179). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif kualitatif. Data dari penelitian ini diperoleh dengan cara observasi dan wawancara, wawancara dilakukan kepada narasumber yang dianggap paham dan mengetahui lebih detail mengenai permasalah dari penelitian yang dilakukan, sehingga dapat mengumpulkan informasi untuk dilakukan proses reduksi data kemudian verifikasi data untuk dapat menarik kesimpulan mengenai permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini. Dari hasil observasi dan wawancara menunjukan bahwa dari 4 (empat) indikator (green poduct, green price, green place, green promotion) dan total 11 (sebelas) subindikator green marketing sudah diterapkan oleh Aruna Senggigi Resort & Convention dan masih ada beberapa kendala-kendala dalam penerapan green marketing. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dari 4 (empat) indikator (green poduct, green price, green place, green promotion) dan total 11 (sebelas) subindikator green marketing sudah diterapkan oleh Aruna Senggigi Resort & Convention. Indikator yang belum diterapkan dengan optimal yaitu green price dengan dan green promotion. Subindikator yang belum diterapkan dengan baik oleh Hotel Aruna Senggigi Resort & Convention yaitu harga sebuah green product lebih mahal dibanding produk konvensional dan untuk subindikator green promotion yang belum diterapkan dengan optimal yaitu promosi dengan mengangkat isu lingkungan. Adapun kendala dalam penerapan green marketing di Hotel Aruna Senggigi Resort & Convention yaitu segmen pasar terbatas, harga yang relative tingg, dan ada beberapa keluhan konsumen mengenai refill air