Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Kuliner dan Identitas Keindonesiaan dalam Novel Pulang Karya Leila S. Chudori Anantama, Muharsyam Dwi; Suryanto, Suryanto
ATAVISME Vol 23, No 2 (2020): ATAVISME
Publisher : Balai Bahasa Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24257/atavisme.v23i2.688.206-219

Abstract

Penelitian ini mencoba meneroka anasir kuliner dalam novel Pulang karya Leila S. Chudori. Melalui pendekatan gastronomi sastra, penelitian ini menggali filosofi makanan yang dihadirkan da-lam novel Pulang karya Leila S. Chudori, bagaimana tokoh dalam novel memperlakukan kuliner, serta bagaimana representasi keindonesiaan yang ada dalam kuliner di novel tersebut. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan sumber data novel Pulang karya Leila S. Chudori. Unsur-unsur yang berhubungan dengan kuliner dalam novel Pulang karya Leila S. Chudori menjadi data dalam pe-nelitian ini dan dikumpulkan dengan teknik studi dokumen atau pustaka. Data kemudian dianalisis dengan model analisis interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) makanan yang terdapat dalam novel Pulang karya Leila S. Chudori adalah satai kambing, kue putu, bir, kopi, pindang serani, dan nasi kuning. Kuliner-kuliner tersebut mengusung filosofi masing-masing; (2) tokoh dalam novel Pulang karya Leila S. Chudori begitu memuliakan makanan; (3) melalui kuliner, tokoh dalam novel menegaskan identitas kebangsaan mereka.Kata kunci: kuliner; novel;identitas bangsa[Culinary and Indonesian Identity in Leila S. Chudori’s Novel Pulang] This research tries to explore the culinary elements in Leila S. Chudori’s novel Pulang. Through a literary gastronomy approach, this research explores the food philosophy presented in the novel, how the characters in the novel treat culinary, as well as how the representations of Indonesian-ness in culinary in the novel. This research is a descriptive qualitative research using the novel Pulang as the data source. The elements related to culinary in the novel became the data in this study and were collected using document or literature study techniques. The data were then analyzed using the interactive analysis model. The results show that (1) the foods contained in Leila S. Chudori’s Pulang are satai kambing, putu cake, beer, coffee, pindang serani, and yellow rice. These culinary delights carry their respective philosophies; (2) the character in Pulang exalts food; (3) through culinary delights, the characters in the novel confirm their national identity.
MENGGALI MAKNA NAMA-NAMA MAKANAN SEKITAR KAMPUS DI PURWOKERTO/EXPLORING THE MEANING OF FOOD NAMES AROUND CAMPUS IN PURWOKERTO Muharsyam Dwi Anantama; Aditya Setiawan
Aksara Vol 32, No 2 (2020): AKSARA, Edisi Desember 2020
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2186.763 KB) | DOI: 10.29255/aksara.v32i2.511.275-286

Abstract

Abstrak Nama adalah kata-kata yang menjadi identitas bagi benda, peristiwa, dan makhluk di dunia. Manusia hidup dalam relasi yang rumit dan beragam, untuk memudahkan penyebutan kemudian diberikan penamaan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis makna, jenis penamaan, dan komponen makna nama-nama makanan di sekitar kampus di Purwokerto. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggunakan pendekatan semantik. Data dalam penelitian ini adalah nama-nama makanan yang berjumlah 19 data. Sumber data dalam penelitian ini adalah pembuat dan penjual makanan kaki lima di sekitar kampus di Purwokerto. Tahap penyedian data menggunakan teknik wawancara. Teknik analisis data yang digunakan, antara lain (1) pengumpulan data, (2) reduksi data, (3) penyajian data, dan (4) penarikan simpulan. Hasil dan pembahasaan penelitian ini menunjukkan bahwa jenis makna yang ada dalam data adalah makna denotatif (5 data), makna konotatif (3 data), makna kontekstual (2 data), dan makna referensial (3 data). Jenis penamaan yang ditemukan adalah peniruan bunyi (1 data), penamaan sifat khas (2 data), penamaan tempat asal (1 data), penamaan bahan (1 data), penamaan keserupaan (1 data), penamaan pemendekan (1 data). Komponen makna yang ditemukan antara lain berdasarkan bahan yang digunakan, berdasarkan warna, berdasarkan bentuk, berdasarkan pembuatan, dan berdasarkan kemasan. Berdasarkan analisis tersebut, disimpulkan bahwa penamaan makanan dapat ditelusuri dari tiga aspek, yaitu jenis, makna, dan komponen makanan dengan menerapkan pada aspek semantiknya. Kata kunci: nama makanan, makna, penamaan, sematik Abstract Names are words that become identities for things, events, and creatures in the world. Humans live in complex and diverse relationships, so that naming is given to facilitate the naming. This research aims to describe the types of meanings, types of naming, and components of the meaning of food names around the campus in Purwokerto. This research is a qualitative descriptive research. This research uses a semantic approach. The data in this research are 19 food names. The data source in this research is the maker and seller of street food around the campus in Purwokerto. Data collecting stage uses interview techniques. Data analysis techniques used include (1) data collection, (2) data reduction, (3) data presentation, and (4) drawing conclusions. The results and discussion of this research indicate that the types of meanings contained in the data are denotative meanings (5 data), connotative meanings (3 data), contextual meanings (2 data), and referential meanings (3 data). The types of naming found are mimicking sounds (1 data), naming unique traits (2 data), naming origin (1 data), naming material (1 data), similarity naming (1 data), naming shortening (1 data). The meaning components that are found are based on the material used, based on color, based on shape, based on manufacture, and based on packaging. Based on this analysis, it was concluded that the naming of food can be traced from three aspects, namely the type, meaning and component of food by applying to its semantic aspects. Keywords: food names, meanings, naming, semantic
PENINGKATAN PENGGUNAAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA BAGI GURU-GURU SMK 2 MEI BANDAR LAMPUNG I Wayan Ardi Sumarta; Rahmat Prayogi; Muharsyam Dwi Anantama
Education Language and Arts (ELA) Vol. 1 No. 2 September (2022): Education, Language, and Arts: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk membantu guru-guru dalam menggunakan prinsip kesantunan dalam pembelajaran, menambah wawasan guru-guru mengenai penerapan prinsip-prinsip kesantunan, melatih guru-guru dalam menggunakan prinsip kesantunan berbahasa dalam kegiatan pembelajaran. Selanjutnya, pelatihan penggunaan prinsip kesantunan ini akan menerapkan maksim dalam kesantunan berbahasa dimana seluruh peserta pelatihan dapat belajar melalui pengalamannya sehingga tujuan yang telah direncanakan dapat diperoleh secara optimal. Metode yang digunakan dalam pelatihan ini adalah ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, dan pemberian tugas. Tempat pelatihan ini akan dilaksanakan di SMK 2 Mei Bandarlampung. Evaluasi dalam peatihan ini dilakukan pada tahap awal pelatihan, pada saat proses pelatihan berlangsung, dan ketika pelatihan berakhir. Pada tahap awal pelatihan, para peserta diberikan tes awal. Evaluasi selama proses pelatihan berlangsung dapat diketahui kemampuan guru dalam menggunakan prinsip kesantunan. Pelatihan dianggap berhasil karena lebih dari 90% peserta aktif selama proses pelatihan. Selanjutnya evaluasi pada akhir pelatihan, para peserta diberi tugas membuat bentuk-bentuk percakapan yang melibatkan maksim-maksim dalam prinsip kesantunan berbahasa kemudian dipraktikan dalam bentuk peer teaching. This community service aims to assist teachers in using politeness principles in learning, increase teachers' insight into the application of politeness principles, and train teachers in using politeness principles in learning activities. Furthermore, qualifying on politeness principles will apply maxims in language politeness where all trainees can learn through their experiences to obtain the planned goals optimally. The methods used in this training are lectures, questions and answers, discussions, demonstrations, and assignments. The place of this training will be held at SMK 2 Mei Bandar Lampung. This training is evaluated initially, during the training process, and when the internship ends. In the early stages of the training, the participants were given a pre-test. Evaluation during the training process can be seen in the teacher's ability to use the principle of politeness. The training was successful because more than 90% of the participants were active during the training process. Then in the evaluation at the end of the training, the participants were tasked with making forms of conversation involving maxims in the politeness principle and then practising them in the form of peer teaching.
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBAHASA MELALUI PEMAHAMAN RANAH KESANTUNAN SEBAGAI UPAYA MENGHINDARI KEJAHATAN BERBAHASA I Wayan Ardi Sumarta; Rahmat Prayogi; Muharsyam Dwi Anantama
Education Language and Arts (ELA) Vol. 2 No. 1 April (2023): Education, Language, and Arts: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk membantu para siswa SMA N 1 Sekampung Udik dalam menerapkan kesantunan berbahasa sebagai upaya menghindari kejahatan berbahasa, mempererat tali persahabatan, dan menghindari bentrok yang berawal dari kesalahan berbahasa. Selanjutnya, pelatihan penerapan kesantunan berbahasa di lingkungan sekolah ini memberikan wawasan dan budaya santun berbahasa baik dengan guru dan utamana bersama teman secara optimal. Metode yang digunakan dalam pelatihan ini adalah ceramah, tanya jawab, diskusi, dan demonstrasi. Tempat pelatihan ini akan dilaksanakan di SMA N 1 Sekampung Udik. Evaluasi dalam pelatihan ini dilakukan pada tahap awal pelatihan, pada saat proses pelatihan berlangsung, dan ketika pelatihan berakhir. This community service aims to help students of SMA N 1 Sekampung Udik apply language politeness to avoid language crimes, strengthen friendship ties, and avoid clashes that start from language errors. Furthermore, training in applying politeness in the school environment provides insight and the culture of language politeness both with teachers and especially with friends optimally. The methods used in this training are lectures, questions, and answers, discussions, and demonstrations. The place of this training will be held at SMA N 1 Sekampung Udik. This training is evaluated at the initial stage of the movement, during the training process, and when the activity ends.