Mohammad Setyo Wardono
Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Prinsip Kesantunan Ujaran Berbahasa dalam Interaksi Siswa Sekolah Dasar Mohammad Setyo Wardono; Anang Santoso; Imam Suyitno
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol 5, No 11: NOVEMBER 2020
Publisher : Graduate School of Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/jptpp.v5i11.14176

Abstract

Abstract: This research aims to describe impositive act  (Requesting, asking, ruling and rejecting), the politeness in language and politeness principle that is  used by the student in their interaction. The data collecion process uses recording techniques to get recording data when research is being run. The researcher also uses interview technique to ensure and give valid data. Transcript of recording, Interview result and field note are the data of research. Research data resource is taken from the student, teacher, and parents. The result of observation shows that there are four politeness principle. They are kurmat maxim or respect, andhap ashor maxim or humble, empan papan maxim or aware of the place, tepa selira maxim or tolerance maxim.Abstrak: Tujuan penelitian ini ialah untuk mendeskripsikan tindak impositif (meminta, bertanya memerintah dan menolak) kesantunan berbahasa, serta prinsip kesantunan dalam interaksi siswa. Proses pengumpulan data menggunakan, alat bantu recorder untuk mengambil data rekaman saat kegiatan penelitian, serta menggunakan teknik wawancara untuk memastikan dan memberikan hasil yang valid. Data penelitian ialah transkrip rekaman, hasil wawancara serta catatan lapangan. Penelitian ini menggunakan sumber data melalui siswa, guru, dan orangtua.  Hasil yang telah diteliti mendapatkan empat prinsip tindak ujar kesantunan dalam berbahasa, yakni maksim kurmat atau hormat, maksim andhap asor atau rendah hati, maksim empan papan atau sadar akan tempat, dan maksim tepa selira atau tenggang rasa.
PENGARUH MEDIA BONEKA TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN MENYIMAK DONGENG SISWA KELAS 1 SD LABSCHOOL UNESA Mohammad Setyo Wardono; Rikke Kurniawati
Jurnal Muassis Pendidikan Dasar Vol. 1 No. 3 (2022): Volume 1 Nomor 3 September 2022
Publisher : Primary School Teacher Education, Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55732/jmpd.v1i3.60

Abstract

This research emerges from the observations and experiences of researchers that hand puppets are one of the exciting media and foster enthusiasm for learning for low-grade students in elementary schools. On the other hand, hand puppet media invites students to be more active in communicating. The purpose of this study was to determine the effect of hand puppet media on the listening skills of students in the lower grades. This research uses Quasi Experimental design method. Sampling technique in this research is purposive sampling. Data analysis techniques consist of validation, reliability, normality test, and hypothesis testing. It can be proved through hypothesis test using T-test with tcount>ttable is 9,871> 2,016 with significant level 5%. Based on the results of the study there is a significant influence of the use of hand pupet media scrutinize of first grader SD Labschool Unesa.
Kesantunan Ujaran Dwibahasawan Jawa-Indonesia Siswa SDN Ngadas 2 Malang Mohammad Setyo Wardono
MODELING: Jurnal Program Studi PGMI Vol 10 No 1 (2023): Maret
Publisher : Program Studi PGMI Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Nahdlatul Ulama Al Hikmah Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36835/modeling.v10i1.1708

Abstract

Tujuan penelitian ini ialah untuk mendeskripsikan kesantunan ujaran dwibahasawan peserta didik, serta prinsip kesantunan dalam interaksi siswa di SDN Ngadas 2 Malang. Hasil yang telah diteliti mendapatkan empat prinsip tindak ujar kesantunan dalam berbahasa, antara lain maksim kurmat, maksim andhap asor, maksim ampan papan, dan maksim tepa selira. Secara umum tindak tepa selira cenderung menempatkan status sosial dan kekuasaan penutur lebih rendah daripada petutur yang lebih rendah status dan kekuasaannya. Terdapat tiga konsep yang mendasari berbahasa santun dalam lingkungan masyarakat SDN Ngadas 2 malang adalah pertama, konsep ujaran ketidaklangsungan menjadi tema yang mendominasi mereka, karena berada dalam lingkungan dengan masyarakat tempat tinggal yang berbudaya asli Jawa.