Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Analisis Anggaran Belanja Makanan dalam Menentukan Standar Gizi Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping Teti Anggita Safitri; Nor Eka Noviani; Rigel Nurul Fathah
Benefit: Jurnal Manajemen dan Bisnis Volume 5 No 1 Juni 2020
Publisher : Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/benefit.v5i1.9109

Abstract

Food management is a series of management in managing hospital patient food. Food health standards in the form of selecting foods that are suitable for good nutrition are very important for patients. The purpose of this study is to find out how the process of providing patient food at PKU Muhammadiyah Gamping Hospital and the constraints faced when preparing the budget and the efforts made to overcome these obstacles. The method used in this study is a qualitative research method using interview techniques with parties related to the preparation of the patient's food expenditure budget at PKU Muhammadiyah Gamping Hospital. Food expenditure budget in Determining Nutrition Standards for Inpatients at PKU Muhammadiyah Gamping Hospital is based on 1). Standard Operating Procedures include Food Corruption SOP, Food SOP Receipt, Food Distribution SOP and Food SOP SOP; 2). Patient Menu Standards; 3). Standard portion of patient nutrition; 4). Food Cost Unit; 5). Food Budget. The implementation of all activities in the Nutrition Installation PKU Muhammadiyah Gamping Hospital has been going well
Household food security is a risk factor of type 2 diabetic mellitus Nor Eka Noviani; BJ Istiti Kandarina; Fatma Zuhrotun Nisa
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) VOLUME 8 ISSUE 1, 2020
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21927/ijnd.2020.8(1).22-29

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang: Ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan. Ketika kondisi pangan bagi negara sampai dengan perorangan tidak terpenuhi, maka kondisi yang terjadi adalah tidak tahan pangan. Tidak tahan pangan berhubungan dengan penyakit kronis diabetes melitus tipe 2. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifi kasi ketahanan pangan dan faktor lain yang berhubungan dengan DM2 di Kulon Progo, Yogyakarta, Indonesia. Metode: Penelitian ini adalah penelitian obeservasi dengan desain case control, dimana kasus adalah pasien diabetes melitus tipe 2 yang terdaftar di 4 kecamatan di Kabupaten Kulon Progo. Sedangkan kontrol adalah subyek bukan penyandang DM2. Penentuan sampel menggunakan metode purposive yang kemudian dilakukan penyetaraan terhadap umur dan tempat tinggal. Uji statistik chi-square, Mc. Nemar dan regresi logistik dilakukan untuk mengidentifi kasi variabel yang merupakan faktor risiko. Hasil: Uji chi square menunjukkan bahwa riwayat keluarga memiliki hubungan yang bermakna dengan DM2 (p<0,05). Status tidak tahan pangan lebih banyak terjadi pada kelompok kontrol (79,36%). Banyak responden memiliki skor kualitas diet yang kurang yakni 60,32% di kedua kelompok. Banyak responden tidak mengalami obesitas (>50%). Obesitas sentral terjadi pada 65,08% kasus dan 52,38% kontrol. Uji Mc. Nemar menunjukkan tidak ada variabel yang signifi kan (p>0,05; OR >1). Obesitas sentral berisiko terjadinya DM2 sebesar 61%. Uji regresi logistik menyimpulkan bahwa riwayat keluarga memberikan kontribusi besar berkembangnya DM2. Kesimpulan: Ketahanan pangan rumah tangga bukan faktor risiko terjadinya DM2 di Kulon Progo. Obesitas sentral berpeluang terjadinya DM2. Faktor genetik sebagai faktor dominan terjadinya DM2 di Kulon Progo.KATA KUNCI: diabetes melitus tipe 2; ketahanan pangan; kualitas diet; obesitas; obesitas sentral; faktor risikoABSTRACTBackground: Food security refl ects a situation when individual at all times has physical, social, and economic access to suffi cient, diversifi ed, safe and nutrious food that meets their dietary needs, food preference and religious believes for an active and healthy life. When the condition of individual is not adequate, it will contribute to food insecurity. Food insecurity has association with chronic diseases like type 2 diabetic mellitus (DM2). Objectives: To identify whether food security and other cofactors being the risk of DM2 in Kulon Progo Regency, Yogyakarta, Indonesia.Methods: This is an observational study with case control design. The case group was diabetic patients registered in Community Health Center in 4 subdistrics in Kulon Progo Regency whereas the control group was non diabetic patients. Respondents were selected purposively in accordance with inclusive and exclusive criterion, equivalently matching with age, gender and neighborhood. Chi square test, Mc. Nemar and logistic regression were used to identify risk factor. Results: The characteristic of two group revealed that family history had signifi cant association in development of DM2 (p<0.05). Food insecurity more commonly occured in control group (79.36%). Low quality diet was faced by the two group. Half of them had no obesity. Based on Mc. Nemar no variables statistically became risk factor of diabetic mellitus type 2 (p>0.05). But central obesity can be risk for DM. Genetic factor contributed to be DM2. Conclusion: Food security was not risk factor of developing DM2. Central obesity might be the risk of DM2. Parent history was the dominant factor of DM2.KEYWORDS: diabetic mellitus; food security; quality diet; obesity; risk factor
Sosialisasi dan Pembibitan Kebun Gizi Vertiminaponik untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan di Desa Tuksono, Sentolo, Kulon Progo Nor Eka Noviani; Suri Salmiyati; Ika Afifah Nugraheni
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 11th University Research Colloquium 2020: Bidang Pengabdian Masyarakat
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.377 KB)

Abstract

Stunting merupakan masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Berdasarkan data dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia dan Gerakan Masyarakat hidup Sehat. Kabupaten Kulon Progo berada pada urutan ke 43 lokasi khusus 100 Kabupaten atau kota untuk intervensi stunting. Desa Tuksono menjadi lokus stunting dengan prosentase 9,64%. Perbaikan gizi dilakukan dengan inovasi kebun gizi untuk meningkatkan akses dan ketersediaan pangan bagi balita. Penyuluhan dan pembuatan kebun gizi vertiminaponik diberikan pada warga termasuk kader posyandu. Kebun Gizi vertiminaponik terdiri dari Sub sistem akuakultur menggunakan kolam lele dengan sub system hidroponik dengan menanam sayuran kangkung. Tanaman akan mendapat pupuk organic dari sisa pakan dan kotoran ikan. Pembibitan menggunakan media rockwool. Benih yang disiapkan adalah kangkong dan pokcoy. Penyuluhan tentang kebun gizi dan pembibitan dengan dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan warga. Benih yang tumbuh nantinya akan dipasang di instalasi vertiminaponik
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI Yuni Isnaini Nurazizah; Agung Nugroho; Nor Eka Noviani
JOURNAL HEALTH AND NUTRITIONS Vol 8, No 2 (2022): Health and Nutritions
Publisher : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52365/jhn.v8i2.545

Abstract

Female adolescents are more prone than male adolescents to suffer from anemia as a result of menstrual cycles and poor dietary habits. Nutritional imbalances such as insufficient macronutrient and micronutrient consumption, as well as the habit of eating high-calorie but low-nutrient foods (foods high in fat, carbohydrates, and sugar) can induce fat storage and interfere with nutrient metabolism, resulting in anemia. The study aims to analyze the correlation between nutritional status and the incidence of anemia in female adolescents at SMA Negeri 1 Way Tenong, West Lampung. This research employed a quantitative method with an analytical survey with a cross-sectional design. The population of the study was 458 female adolescents in grades X, XI, and XII at SMA Negeri 1 Way Tenong, West Lampung. The sample was taken as many as 140 students using a random sampling technique. The data collected were the identity of the respondent obtained through filling out a questionnaire by the respondent, then checking the nutritional status by measuring height and weight, as well as checking the incidence of anemia by measuring hemoglobin levels. Based on statistical tests using the Chi Square test, a p-value of 0.000 (p <0.1) was obtained which implied that there was a correlation between nutritional status and the incidence of anemia in female adolescent at SMA Negeri 1 Way Tenong, West Lampung. Female adlescents should consume an intake that is appropriate for their needs, with balanced nutrition, and take blood-added supplements on a regular basis.Remaja putri berisiko lebih tinggi terkena anemia dibandingkan remaja laki-laki karena remaja putri mengalami siklus menstruasi dan kebiasaan makan yang salah. Ketidakseimbangan nutrisi berupa kurangnya asupan makronutrien maupun mikronutrien, kebiasaan konsumsi makanan tinggi kalori namun rendah nutrisi (tinggi lemak, karbohidrat, dan gula) dapat menyebabkan penumpukkan lemak dan mengganggu metabolisme penyerapan gizi besi yang kemudian akan berakibat mengalami anemia. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan status gizi dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMA Negeri 1 Way Tenong, Lampung Barat. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat survey analitik dengan desain cross sectional. Populasi penelitian yaitu siswa remaja putri kelas X, XI, dan XII di SMA Negeri 1 Way Tenong, Lampung barat sebanyak 458 siswi. Sampel diambil sebanyak 140 siswi dengan menggunakan teknik random sampling. Data yang dikumpulkan yaitu identitas responden yang didapatkan melalui pengisian kuesioner oleh responden, kemudian pemeriksaan status gizi dengan pengukuran tinggi badan dan berat badan, serta pemeriksaan kejadian anemia dengan melakukan pengukuran kadar hemoglobin. Berdasarkan uji statistik menggunakan uji Chi Square didapatkan hasil p-value sebesar 0,000 (p <0,1) yang disimpulkan bahwa terdapat hubungan status gizi dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMA Negeri 1 Way Tenong, Lampung Barat. Disarankan kepada siswa untuk mengonsumsi asupan yang sesuai kebutuhan dengan gizi yang seimbang serta rutin mengonsumsi suplemen tambah darah.
KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA DAN AKSES PANGAN SEBAGAI FAKTOR RISIKO TERJADINYA DIABETES MELITUS TIPE 2 Nor Eka Noviani; Istiti Kandarina; Fatma Z. Nisa
Jurnal Mitra Kesehatan Vol. 1 No. 2 (2019): Jurnal Mitra Kesehatan
Publisher : STIKes Mitra Keluarga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47522/jmk.v1i2.20

Abstract

Pendahuluan: Tidak tahan pangan adalah situasi ketika seseorang tidak memiliki akses secara fisik, sosial dan ekonomi untuk memenuhi pangan yang cukup, beragam, aman dan bergizi sesuai kebutuhan untuk hidup sehat dan aktif, yang selanjutnya tidak tahan pangan berhubungan dengan penyakit kronis, termasuk diabetes melitus tipe 2 (DM2). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah tidak tahan pangan dan rendahnya akses pangan merupakan faktor risiko terjadinya DM2 di Kabupaten Kulon Progo. Metode: Jenis penelitian ini adalah analitik dengan desain kasus dan kontrol. Kasus adalah 63 penyandang DM2 yang terdaftar di 4 kecamatan di Kulon Progo. Sedangkan kontrol adalah 63 responden bukan penyandang DM2. Penentuan sampel menggunakan metode purposive dengan penyetaran umur, jenis kelamin dan tempat tinggal. Ketahanan pangan diukur dengan 10 pertanyaan di kuesioner Radimer/Cornel, sedangkan akses pangan dihitung dengan pangsa pengeluaran pangan (PPP) dari kuesioner ekonomi nasional. Variabel lain adalah pendidikan, riwayat keluarga dan pendapatan keluarga. Hasil: Sebagian responden menempuh pendidikan>9 tahun (50,79% di kelompok kasus dan 60,31% kelompok kontrol). Mereka juga memiliki penghasilan keluarga yang tinggi (>3,2 juta) di kedua kelompok (kasus=65,07;kontrol=74,60%). Riwayat keluarga positif 52,38 di kelompok kasus. Berdasarkan uji x2, riwayat keluarga memiliki hubungan yang bermakna dengan DM2 (p<0,05;OR=10,45;95%CI=3,70-33,32). Tidak tahan pangan lebih banyak terjadi pada kelompok kontrol (79,36%) daripada kasus (66,67%). Total pengeluaran pangan dan bukan pangan di kelompok kasus lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Prosentase PPP tinggi (>60%) sebanyak 84,13% di kasus dan 77,78% di kontrol. Mc Nemar menunjukkan tidak tahan pangan dan akses pangan secara statistik tidak bermakna (p>0,05). Berdasarkan regresi logistik, riwayat keluarga memiliki hubungan paling kuat berkembangnya DM2 (p<0,05;OR=11,95), tidak tahan pangan memiliki nilai p=0,034 dan OR=0,37. Kesimpulan: Tidak tahan pangan dan akses pangan bukan merupakan faktor risiko DM2, akan tetapi riwayat keluarga memiliki faktor risiko timbulnya DM2 di Kulon Progo tahun 2015.
Pemberdayaan kebun gizi dengan hidroponik di Karang Taruna Dusun Ledok, Sidorejo, Lendah, Kulon Progo Nor Eka Noviani; Ririn Wahyu Hidayati
Hasil Karya 'Aisyiyah untuk Indonesia (Hayina) Vol 2, No 1 (2022): Oktober
Publisher : Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (602.537 KB) | DOI: 10.31101/hayina.2722

Abstract

Pemberdayaan pada pemuda merupakan suatu langkah edukatif dalam peningkatan stabilitas ketahanan pangan di tingkat keluarga atau masyarakat. Pemanfaatan potensi pekarangan di keluarga dan masyarakat membutuhkan peran pemuda, terutama dalam kaitannya dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pekarangan keluarga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan stabilitas ekonomi keluarga dengan menanam sayuran.  Kegiatan ini memaparkan hasil pelaksanaan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi pemuda dalam bentuk pemberdayaan kebuh gizi sayuran dengan Teknik hidropobik di Dusun Ledok, Sidorejo, Lendah, Kulon Progo. Tujuan dari program ini adalah meningkatkan pengetahuan gizi dan keterampilan dalam mengolah pekarangan sempit untuk menanam sayuran dengan teknik hidroponik. Kegiatan yang telah dilakukan adalah diskusi dan talkshow tentang pentingnya gizi dalam sayuran pada pemuda, pendampingan penanaman sayuran dengan teknik hidroponik dan pemantuan hasil sayuran. Kegiatan ini dilaksanakan selama 5 bulan mulai dari koordinasi, proses pembibitan, penanaman sayur serta panen dan pemanfaatan sayuran. Kemudian, dilakukan pemantauan setiap 1-2 bulan selama proses pelaksanaan. Selain menambah wawasan bagi peserta, kegiatan ini juga menghasilkan sayur sehat yang siap dimanfaatkan masyarakat sekitar. Tindak lanjut dari kegiatan ini, dilakukan koordinasi dan menjalin komunikasi dengan karang taruna untuk melihat perkembangan dan kendala setelah pelaksanaan pengabdian selesai.
Sosialisasi dan Pembibitan Kebun Gizi Vertiminaponik untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan di Desa Tuksono, Sentolo, Kulon Progo Nor Eka Noviani; Suri Salmiyati; Ika Afifah Nugraheni
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 11th University Research Colloquium 2020: Bidang Pengabdian Masyarakat
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stunting merupakan masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Berdasarkan data dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia dan Gerakan Masyarakat hidup Sehat. Kabupaten Kulon Progo berada pada urutan ke 43 lokasi khusus 100 Kabupaten atau kota untuk intervensi stunting. Desa Tuksono menjadi lokus stunting dengan prosentase 9,64%. Perbaikan gizi dilakukan dengan inovasi kebun gizi untuk meningkatkan akses dan ketersediaan pangan bagi balita. Penyuluhan dan pembuatan kebun gizi vertiminaponik diberikan pada warga termasuk kader posyandu. Kebun Gizi vertiminaponik terdiri dari Sub sistem akuakultur menggunakan kolam lele dengan sub system hidroponik dengan menanam sayuran kangkung. Tanaman akan mendapat pupuk organic dari sisa pakan dan kotoran ikan. Pembibitan menggunakan media rockwool. Benih yang disiapkan adalah kangkong dan pokcoy. Penyuluhan tentang kebun gizi dan pembibitan dengan dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan warga. Benih yang tumbuh nantinya akan dipasang di instalasi vertiminaponik
Pendampingan Pengolahan Mpasi di Wilayah Kerja Puskesmas Dlingo II Esi Putri Silmina; Tikaridha Hardiani; Nor Eka Noviani
Jurnal Pengabdian UntukMu NegeRI Vol 7 No 2 (2023): Pengabdian Untuk Mu negeRI
Publisher : LPPM UMRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37859/jpumri.v7i2.5965

Abstract

Peningkatan kualitas asupan menu makanan balita sebagai upaya dalam melakukan pencegahan stunting di wilayah kerja Puskesmas Dlingo II. Data hasil survei status gizi Indonesia menujukan bahwa prevalensi balita stunting di Kabupaten Bantul pada tahun 2021 mencapai 19%, di tahun 2022 angka tersebut menurun menjadi 14%. Perkembangan stunting ini memberikan harapan untuk kelanjutan penurunan angka stunting di Kabupaten Bantul tahun 2023 dan masa yang akan datang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan sosialisasi dalam meningkatkan pengetahuan orang tua terutama para ibu, mengenai pentingnya asupan menu makanan bergizi seimbang untuk balita. Tahap awal dilakukan sosialisasi interaktif dengan meliputi sesi penyampaian informasi tentang stunting, penyebab stunting, pencegahan stunting, jenis makanan yang diperlukan, serta cara memasak dan menghidangkan makanan yang kaya akan nutrisi. Tahap Implementasi dilakukan demonstrasi praktis dalam penyusunan menu makanan balita yang seimbang. Orang tua ikut berpartisipasi dalam sesi tanya jawab terkait masalah gizi dan pencegahan stunting. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan panduan praktis bagi orang tua dalam memilih serta menyusun menu makanan yang sesuai untuk balitnya guna mencegah terjadinya stunting.