Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebagai Upaya Preventif dalam Memutus Rantai Penyebaran Covid–19 pada kalangan Mahasiswa Baru Farmasi Rizka Novia Atmadani; Sendi Lia Yunita; Ika Ratna Hidayati; Aurora Onyx Aldila; Farras Divie Rizqi
To Maega : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 4, No 2 (2021): Juni 2021
Publisher : Universitas Andi Djemma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35914/tomaega.v4i2.620

Abstract

AbstrakCorona Virus Disease – 19 telah ditetapkan oleh WHO (World Health Organization) atau Badan Kesehatan Dunia sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KMMD). Angka kasus wabah virus menunjukkan bahwa paling tidak sampai saat ini, peningkatan sangat terlihat cukup meningkat signifikan dengan rata – rata 100 kasus per hari. Maka dari itu tujuan dari penyuluhan ini adalah guna mengedukasi para mahasiswa terkait Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang akan dilakukan pada mahasiswa Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang secara daring. Metode yang digunakan adalah melalui google meet, dengan durasi penyulihan 60 menit. Dalam pelaksanaan penyuluhan dilakukan evaluasi awal (pretest) kepada peserta menggunakan media google form guna mengukur pengetahuan dasar peserta terhadap Covid-19. Kemudian peserta akan diberikan materi penyuluhan, selanjutnya pelaksana memberikan evaluasi akhir (posttest). Hasilnya, dari total 21 mahasiswa yang turut serta dalam penyuluhan kali ini, didapatkan nilai pretest dan postest yang berbeda yang menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan mereka tentang bagaimana Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Kata Kunci: Penyuluhan, Covid-19, PHBS, Mahasiswa Farmasi AbstractCorona Virus Disease - 19 has been designated by WHO (World Health Organization) or the World Health Organization as a Public Health Emergency that Concerns the World. The number of cases of virus outbreaks shows that at least until now, the increase is seen to be quite significant, with an average of 100 cases per day. Therefore, the purpose of this counseling is to educate students regarding Clean and Healthy Behavior (PHBS) which will be conducted online for Pharmacy students from University of Muhammadiyah Malang. The method used is through google meet, with a total duration of 60 minutes. In the implementation of counseling, an initial evaluation (pretest) was carried out to participants using Google Form media to measure participants' basic knowledge of Covid-19. Then participants will be given counseling material, then the implementer will provide a final evaluation (posttest). As a result, from a total of 21 students who participated in this counseling, different pretest and posttest scores were obtained which indicated an increase in their knowledge of how to be clean and healthy living behavior (PHBS).Keywords : Counseling, Covid-19, PHBS, Pharmacy student
PENYULUHAN PENTINGNYA PHBS PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI SMP NEGERI 1 SINGOSARI Sendi Lia Yunita; Rizka Novia Atmadan; Aziz Muhammad Fachrudin; Febbio Yoghatama
SELAPARANG Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 6, No 1 (2022): Maret
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v6i1.7997

Abstract

ABSTRAKPandemi yang disebabkan oleh COVID-19 menjadi masalah utama secara global dengan peningkatan kasus terjadi pada semua usia. Sehingga pemahaman dan implementasi mengenai PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) pada para siswa sekolah sangat perlu ditingkatkan selama proses adaptasi kebiasaan baru. Hal tersebut disebabkan oleh peningkatan angka kejadian kasus penderita Covid-19 yang terkonfirmasi positif yang cukup signifikan pada prevalensi gelombang pertama dan gelombang kedua di pertengahan tahun 2021. Hal tersebut juga terjadi pada anak-anak yang merupakan kelompok usia sekolah. Bahkan sekolah-sekolah telah memberlakukan pembelajaran tatap muka terbatas bagi para siswa. Metode pengabdian yang telah dilaksanakan berupa penyuluhan tentang pentingnya PHBS pada masa pandemi COVID-19. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk memberikan edukasi dan meningkatkan pemahaman siswa tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sehingga dapat mencegah penyebaran COVID-19. Penyuluhan diikuti oleh 29 siswa dengan rentang usia 13-16 tahun. Pada penyuluhan ini diberikan pretest dan postest untuk mengukur tingkat pemahamannya. Pretest guna mengukur pengetahuan responden sebelum diberikan edukasi. Postes guna mengukur pemahaman responden setelah diberikan edukasi terkait PHBS. Kegiatan penyuluhan di SMPN 1 Singosari berjalan dengan baik dimana pemahaman para siswa mengalami peningkatan dari 76,9% menjadi 83,79%. Penyuluhan PHBS pada masa pandemi COVID-19 di kalangan para siswa sekolah menengah pertama penting dilakukan untuk mencegah penyebaran dan menurunkan prevalensi COVID-19. Kata kunci: penyuluhan; PHBS; SMP; pandemi, covid-19. ABSTRACTThe pandemic caused by COVID-19 is becoming a major problem globally with increasing cases occurring at all ages. So that the understanding and implementation of PHBS (Clean and Healthy Living Behavior) in school students really needs to be improved during the process of adapting new habits. Due to the significant increase in the number of confirmed cases of Covid-19 patients in the prevalence of the first and second waves in the middle of 2021.This also happened to children who were in the school age group. Moreover, schools have imposed limiled face-to-face learning (PTMT) for student. The method of this activity has been carried out is counseling about the importance of PHBS during thr COVID-19 pandemic. This community service activity aims to provide education and increase student’s understanding of Clean and Healthy Living Behavior (PHBS) so that it can prevent the spread of COVID-19. The community service was attended by 29 students with an age range of 13-16 years old. In this counseling, pretest and posttest were given to measure the level of understanding. Pretest to measure the knowledge of respondents before being given education. Posttest to measure the understanding of respondents after being given education related to PHBS. The counseling activities at SMPN 1 Singosari went well where the student’s understanding increased from 76.9% to 83.79%. PHBS counseling during the COVID-19 pandemic among junior high school students is important to prevent the spread and reduce the prevalence of COVID-19. Keywords: counseling; PHBS; junior high school; pandemic; covid-19.
IBM DAGUSIBU OBAT DAN PEMERIKSAAN KESEHATAN BAGI PEKERJA MIGRAN INDONESIA (PMI) DI TAIPEI, TAIWAN Sendi Lia Yunita; Rizka Novia Atmadani
SELAPARANG Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 4, No 2 (2021): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v4i2.4355

Abstract

ABSTRAKPengobatan mandiri (swamedikasi) dilakukan untuk mengobati penyakit ringan yang bersifat simptomatis. Namun demikian upaya swamedikasi pada masyarakat belum diikuti dengan pengetahuan yang tepat dalam mendapatkan, menggunakan, menyimpan dan membuang (DAGUSIBU) obat secara utuh. Hal ini tidak hanya terjadi pada masyarakat di dalam negeri tapi juga dialami oleh para pekerja migran Indonesia (PMI) yang ada di luar negeri termasuk di Taipei, Taiwan. Metode pengabdian yang telah dilaksanakan meliputi pemeriksaan kesehatan, konsultasi kesehatan gratis dan penyuluhan tentang DAGUSIBU melalui pemeriksaan tekanan darah, berat badan, kadar gula darah, kadar asam urat, kadar kolesterol menggunakan kit dan penyuluhan dengan menggunakan bantuan brosur. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan dan informasi tentang DAGUSIBU obat serta sebagai bentuk asesmen awal dan pencegahan penyakit para pekerja migran Indonesia di Taipei. Kegiatan pengabdian berjalan dengan efektif dimana respon partisipan cukup baik dengan didapatkan 51 orang. Dimana beberapa pemeriksaan kesehatan menunjukan hasil di atas batas normal, yaitu 3 orang untuk pemeriksaan kadar gula darah, 2 orang pemeriksaan kadar kolesterol dan 5 orang untuk pemeriksaan kadar asam urat. Kata kunci: DAGUSIBU; kesehatan; PMI; Taipei; Taiwan ABSTRACTSelf-medication is an effort to eliminate the symptomatics minor ailments. However, this efforts have not been followed by proper knowledge in obtaining, using, storing, and disposing (DAGUSIBU) of medicine completely in the community. Its does not only happen to people in the country but also experienced by Indonesian migrant workers (PMI) who are abroad, including in Taipei, Taiwan. The community service method that have been carried out included free examinations, free health consultations, and socialization of DAGUSIBU through examining blood preasure, body weight, blood sugar levels, uric acid levels, cholesterol levels using kits, and socialization using brochures. The objectives of this activities can provided the health services and information about DAGUSIBU of medicine as weel as an initial assessment and prevention of diseases among Indonesian migrants workers in Taipei.This effective activities which are the participants response is quite good with 51 participants was carried out. Several results test showed above the normal limitation, namely 3 participants checked sugra blood level, 2 peoples checked cholesterol levels, and 5 peoples checked uric acid levels. Keywords: DAGUSIBU; health; Indonesian Migrant worker; Taipei; Taiwan
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Dan Perilaku Penggunaan Antibiotika Pada Mahasiswa Farmasi UMM Sendi Lia Yunita; Rizka Novia Atmadani; Mutiara Titani
Pharmaceutical Journal of Indonesia Vol. 6 No. 2 (2021)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.pji.2021.006.02.7

Abstract

Salah satu permasalahan kesehatan utama adalah resistensi antibiotika yang membutuhkan dukungan utuh dan usaha menyeluruh untuk melawannya. Di Indonesia, resistensi bersifat sporadis, selektif dan tidak berkesudahan. Hal tersebut dipengaruhi salah satunya oleh perilaku penggunaan. Beberapa faktor telah diketahui mampu mempengaruhi penggunaannya termasuk tata kelola yang buruk, lemahnya penegakan hukum, kurangnya pengetahuan, dan akses mudah. Kesalahan konsep dalam pemahaman terhadap antibiotik sangat besar kemungkinan dapat mempengaruhi perilakunya. Hal tersebut tidak hanya mungkin terjadi di masyarakat umum tetapi juga pada mahasiswa kesehatan. Dimana hal tersebut akan sangat mempengaruhi penyampaian informasi kepada masyarakat apabila kelak mereka akan melaksanakan pelayanan kesehatan. Tujuan utama studi ini adalah untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan, dan perilaku penggunaan antibiotika pada mahasiswa farmasi sebagai calon tenaga kesehatan masa depan. Sehingga diharapakan agar mereka mampu memberikan pelayanan kefarmasian yang sesuai. Penelitian potong lintang ini dilaksanakan dengan menyebarkan kuisioner online kepada seluruh mahasiswa aktif program studi farmasi Universitas Muhammadiyah Malang. Pemeriksaan kelengkapan data dilakukan sebelum proses analisis dengan menggunakan SPSS. Dalam penelitian ini didapatkan data dari 327 responden dimana perempuan memiliki prevalesi dominan (86,9%) dan terdiri atas tingkat semester 1 (37,3%), 3 (21,1%), 5 (23,2%), dan 7 (18,3%). Tigkat pengetahuan tentang antibiotika cukup tinggi (72,2%) begitu juga dengan tigkat praktik penggunaannya yang hampir mencapai 70%. Berdasarkan analisis multivariat didapatkan 4 faktor yang secara signifikan mempengaruhi praktik penggunaan antibiotika (i.e. jenis kelamin, tingkat pendidikan, kepemilikan asuransi kesehatan, dan tingkat pengetahuan tentang antibiotika). One of the major public health problems is antibiotic resistance which need requires complete support and comprehensive efforts to combat it. In Indonesia, antibiotic resistance is sporadic, selective and patchy. This may influenced by its usage practice. Several factors have been found to influence their use including poor governance, weak law enforcement, lack of knowledge, and easy access. Misconceptions in antibiotics understanding are very likely to affect the behavior. The possibility to been done not only in general public but also for students in health sciences. Since they are the future health care professional who will greatly affect to educate the public. The objective of this study was to identify the level of knowledge and practice toward antibiotics usage among pharmacy students as future healthcare professionals. Then it expected that they be able to provide appropriate pharmaceutical service. This cross-sectional research was conducted by distributing online questionnaire to all active pharmacy students in University of Muhammadiyah Malang. The data completeness check was carried out prior to the analysis using SPSS. Results were obtained from 327 respondents which women were the most one (86,9%). Among respondents, there are four semester level of education: 1 (37,3%), 3 (21,1%), 5 (23,2%), and 7 (18,3%). However, the knowledge level of antibiotics is quite high (72,2%) as well as the practice usage level almost reach 70% among participants. Based on the multivariate analysis, it was found 4 factors that significantly associated with practice of antibiotic usage (i.e. gender, education level, health insurance, and knowledge level of antibiotics).
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Dan Perilaku Penggunaan Antibiotika Pada Mahasiswa Farmasi UMM Sendi Lia Yunita; Rizka Novia Atmadani; Mutiara Titani
Pharmaceutical Journal of Indonesia Vol. 6 No. 2 (2021)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.pji.2021.006.02.7

Abstract

Salah satu permasalahan kesehatan utama adalah resistensi antibiotika yang membutuhkan dukungan utuh dan usaha menyeluruh untuk melawannya. Di Indonesia, resistensi bersifat sporadis, selektif dan tidak berkesudahan. Hal tersebut dipengaruhi salah satunya oleh perilaku penggunaan. Beberapa faktor telah diketahui mampu mempengaruhi penggunaannya termasuk tata kelola yang buruk, lemahnya penegakan hukum, kurangnya pengetahuan, dan akses mudah. Kesalahan konsep dalam pemahaman terhadap antibiotik sangat besar kemungkinan dapat mempengaruhi perilakunya. Hal tersebut tidak hanya mungkin terjadi di masyarakat umum tetapi juga pada mahasiswa kesehatan. Dimana hal tersebut akan sangat mempengaruhi penyampaian informasi kepada masyarakat apabila kelak mereka akan melaksanakan pelayanan kesehatan. Tujuan utama studi ini adalah untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan, dan perilaku penggunaan antibiotika pada mahasiswa farmasi sebagai calon tenaga kesehatan masa depan. Sehingga diharapakan agar mereka mampu memberikan pelayanan kefarmasian yang sesuai. Penelitian potong lintang ini dilaksanakan dengan menyebarkan kuisioner online kepada seluruh mahasiswa aktif program studi farmasi Universitas Muhammadiyah Malang. Pemeriksaan kelengkapan data dilakukan sebelum proses analisis dengan menggunakan SPSS. Dalam penelitian ini didapatkan data dari 327 responden dimana perempuan memiliki prevalesi dominan (86,9%) dan terdiri atas tingkat semester 1 (37,3%), 3 (21,1%), 5 (23,2%), dan 7 (18,3%). Tigkat pengetahuan tentang antibiotika cukup tinggi (72,2%) begitu juga dengan tigkat praktik penggunaannya yang hampir mencapai 70%. Berdasarkan analisis multivariat didapatkan 4 faktor yang secara signifikan mempengaruhi praktik penggunaan antibiotika (i.e. jenis kelamin, tingkat pendidikan, kepemilikan asuransi kesehatan, dan tingkat pengetahuan tentang antibiotika). One of the major public health problems is antibiotic resistance which need requires complete support and comprehensive efforts to combat it. In Indonesia, antibiotic resistance is sporadic, selective and patchy. This may influenced by its usage practice. Several factors have been found to influence their use including poor governance, weak law enforcement, lack of knowledge, and easy access. Misconceptions in antibiotics understanding are very likely to affect the behavior. The possibility to been done not only in general public but also for students in health sciences. Since they are the future health care professional who will greatly affect to educate the public. The objective of this study was to identify the level of knowledge and practice toward antibiotics usage among pharmacy students as future healthcare professionals. Then it expected that they be able to provide appropriate pharmaceutical service. This cross-sectional research was conducted by distributing online questionnaire to all active pharmacy students in University of Muhammadiyah Malang. The data completeness check was carried out prior to the analysis using SPSS. Results were obtained from 327 respondents which women were the most one (86,9%). Among respondents, there are four semester level of education: 1 (37,3%), 3 (21,1%), 5 (23,2%), and 7 (18,3%). However, the knowledge level of antibiotics is quite high (72,2%) as well as the practice usage level almost reach 70% among participants. Based on the multivariate analysis, it was found 4 factors that significantly associated with practice of antibiotic usage (i.e. gender, education level, health insurance, and knowledge level of antibiotics).