Pendidikan agama menekankan pada ajaran moral, moralitas dalam pergaulan hidup menjadi sumber solidaritas. Dengan berpegang kepada moralitas orang menyadari perlunya menjaga perasaan dan memperhatikan kepentingan orang lain. Pendidikan akhlak atau pendidikan moral merupakan cikal bagi terbentuknya nilai-nilai moral yang menjadi prinsip kepribadian setiap orang. Maka pendidikan akhlak mesti diberikan sejak manusia dilahirkan, karena pada dasarnya semua anak yang lahir dalam keadaan fitrah seperti kertas putih, orang tuanyalah yang paling banyak berperan mengarahkannya menjadi anak yang berkepribadian baik atau buruk (Istiadi, 2003:25). Pendidikan akhlak menjadi urgen karena dengan ini diharapkan manusia akan mempunyai pegangan dalam berbuat, berperilaku, berpikir. Pembentukan, pembinaan dan pengembangan akhlak harus dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan sebagai kewajiban setiap manusia dimana pun dia berada. Dengan demikian akhlak akan membentuk kepribadian manusia sehingga tidak menyalahi pedoman yang telah ditetapkan oleh agama. Secara umum pendidikan akhlak adalah menjadi tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarak dan pemerintah, tetapi secara khusus pendidikan akhlak adalah menjadi tanggung jawab kedua orang tua sepenuhnya yaitu ayah dan ibunya. Pendidikan anak adalah suatu tanggung jawab yang sangat besar yang peranannya terletak dipundak orang tua selaku pendidik utama dan peribadi yang pertama dalam hidup anak. Selain orang tua, pembinaan akhlak anak merupakan salah satu tanggungjawab sekolah. Salah satu upaya yang dilakukan sekolah dalam pelaksanaan internalisasi nilai-nilai akhlak islami yaitu dengan pembinaan ibadah yang merupakan wujud pembekalan spiritual siswa dengan kegiatannya adalah melakukan sholat berjama’ah, melakukan sholat sunnah (sholat dhuha, sholat rowatib).Kata Kunci : Pendidikan Agama, Pembinaan Akhlak, Peran Guru, Peran Orang tua