Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

THE VILLAGE GOVERNANCE MODEL THAT EMPOWERS COMMUNITIES IN INDONESIA'S BORDER AREAS Putri, Rizca Yunike
Journal of Urban Sociology Volume 2 No 1 Tahun 2019
Publisher : Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30742/jus.v2i1.608

Abstract

The problems that arise in relation to the implementation of village government are human resource capacity and institutional capacity in community empowerment. It is undeniable that villages in the Border have diversity in terms of the capacity of the village human resources and village institutions. For established villages, the implementation of the Village Law and the PP Village does not raise serious problems that can actually provide space for innovation to improve the welfare of rural communities. However, another story is that villages with minimal capacity certainly need efforts so that the village government is able to do better things for its people. Especially community empowerment for poverty alleviation through increasing income of poor families. By using qualitative research methods, supported by in-depth interviews in data collection and supporting sekounder data, this study provides an illustration of how village government empowered communities in villages as well as Indonesia's border areas.Keywords: community empowerment, village government, border area
LAND USE CHANGE OF AGRICULTURAL LAND IN A SPATIAL POLITICAL APPROACH Putri, Rizca Yunike
Journal of Urban Sociology Volume 3 No 1 Tahun 2020
Publisher : Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30742/jus.v3i1.1190

Abstract

The effort to meet the community's need for space is to change the function of land which was originally used as agricultural activity to become a space for other community activities and is non-agricultural in nature, which we will later call the conversion of agricultural land. Generally, uncontrolled conversion of agricultural land functions, if not addressed, can lead to serious problems, among others, can threaten the capacity of food supply and environmental sustainability. The trend of increasing demand for land makes conversion of agricultural land difficult to avoid. The loss of agricultural land and the conversion of agricultural land to non-agricultural functions regardless of its form are indicators for the development of modern cities. The modern city which is synonymous with industrialization and the splendor of buildings will gradually remove agricultural areas and change the environmental ecosystem further. If viewed from an ecological point of view, of course this problem causes environmental imbalance which will have a negative impact on food security. But what about the conversion of agricultural land from the viewpoint of spatial politics?Keywords: Agricultural land, land use changes, political spatial
LAND USE CHANGE OF AGRICULTURAL LAND IN A SPATIAL POLITICAL APPROACH Rizca Yunike Putri
Journal of Urban Sociology Volume 3 No 1 Tahun 2020
Publisher : Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30742/jus.v3i1.1190

Abstract

The effort to meet the community's need for space is to change the function of land which was originally used as agricultural activity to become a space for other community activities and is non-agricultural in nature, which we will later call the conversion of agricultural land. Generally, uncontrolled conversion of agricultural land functions, if not addressed, can lead to serious problems, among others, can threaten the capacity of food supply and environmental sustainability. The trend of increasing demand for land makes conversion of agricultural land difficult to avoid. The loss of agricultural land and the conversion of agricultural land to non-agricultural functions regardless of its form are indicators for the development of modern cities. The modern city which is synonymous with industrialization and the splendor of buildings will gradually remove agricultural areas and change the environmental ecosystem further. If viewed from an ecological point of view, of course this problem causes environmental imbalance which will have a negative impact on food security. But what about the conversion of agricultural land from the viewpoint of spatial politics?Keywords: Agricultural land, land use changes, political spatial
THE VILLAGE GOVERNANCE MODEL THAT EMPOWERS COMMUNITIES IN INDONESIA'S BORDER AREAS Rizca Yunike Putri
Journal of Urban Sociology Volume 2 No 1 Tahun 2019
Publisher : Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30742/jus.v2i1.608

Abstract

The problems that arise in relation to the implementation of village government are human resource capacity and institutional capacity in community empowerment. It is undeniable that villages in the Border have diversity in terms of the capacity of the village human resources and village institutions. For established villages, the implementation of the Village Law and the PP Village does not raise serious problems that can actually provide space for innovation to improve the welfare of rural communities. However, another story is that villages with minimal capacity certainly need efforts so that the village government is able to do better things for its people. Especially community empowerment for poverty alleviation through increasing income of poor families. By using qualitative research methods, supported by in-depth interviews in data collection and supporting sekounder data, this study provides an illustration of how village government empowered communities in villages as well as Indonesia's border areas.Keywords: community empowerment, village government, border area
POLITIK GULA MERAH Rizca Yunike Putri
Publicio: Jurnal Ilmiah Politik, Kebijakan dan Sosial Vol 2 No 1 (2020): Jurnal Publicio
Publisher : Universitas Panca Marga Probolinggo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (476.726 KB) | DOI: 10.51747/publicio.v2i1.495

Abstract

Penelitian ini mencoba melakukan riset pengembangan kapasitas UKM pada pemerintah daerah yang baik pada klaster ekonomi gula merah di Jawa Timur, khususnya di industri gula merah Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Latar belakang pengembangan kapasitas UKM dalam kasus pemerintah daerah yang baik klaster ekonomi akan dapat meningkatkan kapasitas bisnis ekonomi jika dilakukan secara sinergis dan tidak hanya mendukung pengembangan daerah yang memiliki bisnis serupa, tetapi juga sinergi dalam upaya kelembagaan untuk bekerja bersama untuk bersama-sama menghadapi dan memecahkan masalah yang dihadapi oleh bisnis ekonomi di kawasan bisnis ekonomi tertentu. Koperasi dianggap sebagai solusi bagi koperasi, masalah-masalah perusahaan ekonomi yang tadinya dihadapi sendiri atau dalam kelompok kecil akan mudah jika dihadapi dan dipecahkan bersama dalam bentuk perusahaan ekonomi koperasi yang secara bersama-sama didirikan oleh pengusaha kecil di klaster ekonomi UKM gula merah. Sebagai studi eksplorasi dengan pendekatan kualitatif yang berguna untuk menjelaskan hubungan timbal balik, mengatur perubahan, membandingkannya, dan menilai efektivitas suatu kebijakan atau program. Output dari penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan kapasitas penelitian UKM. Hasil yang diperoleh dianalisis menggunakan metode kualitatif untuk memperoleh gambaran potensi pembentukan koperasi untuk pengembangan kapasitas kelembagaan (capacity building) koperasi berbasis ekonomi klaster di Jawa Timur, terutama pada klaster ekonomi gula merah dan kemudian dijadikan rekomendasi kebijakan sebagai upaya untuk pemberdayaan UKM gula merah melalui pengembangan lembaga koperasi.
Tata Kelola Pemerintahan Desa dan Anti Korupsi di Desa Watesari Sidoarjo Ahmad Sufaidi; Galang Geraldy; Rizca Yunike Putri
E-Dimas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 14, No 1 (2023): E-DIMAS
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/e-dimas.v14i1.11515

Abstract

Tata kelola pemerintahan tidak hanya menjadi kajian yang dilematis di ranah pemerintahan pusat dan daerah, namun juga di taraf pemerintahan desa. Kebijakan pembangunan dengan memberikan dana desa di setiap desa di ilayah Republik Indonesa membuat tidak hanya desa sebagai sebuah wilayah terdampak modernisasi pembangunan, tapi juga diimbangi dengan kebutuhan sumber daya manusia termasuk aparatur desa di dalamnya untuk terus melakukan pembaruan pengetahuan serta kemampuan dalam pengelolaan dana desa tersebut. Salah pengelolaan, atau bahkan salah pengadministrasian dalam mengelola dana desa tidak hanya berdampak pada kemunduran pembangunan desa, tapi juga dianggap sebagai budgeting fraud dan termasuk dalam tindak korupsi. Pengabdian kepada masyarakat ini mencoba tidak hanya memberikan sharing knowledge terkait isu-isu tata kelola pemerintahan tapi juga memberikan pendampingan terkait pengadministrasian serta pengelolaan dana desa yang sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku. Hasil dari agenda ini diharapkan mampu memberikan pemahaman serta praktek pengadministrasian serta perencanaan pengelolaan dana desa agar terhindar dari upaya-upaya penyalahgunaan keuangan (korupsi).
KEKUASAAN DALAM RANAH KAJIAN POLITIK DAN ORGANISASI Wafiq Salsabilah; Rizca Yunike Putri
JURNAL ILMU SOSIAL dan ILMU POLITIK Vol 2, No 1 (2022): Juispol: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Publisher : Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (410.676 KB) | DOI: 10.30742/juispol.v2i1.2133

Abstract

Penyalagunaan kekuasaan dalam isu-isu pemerintahan yang sering dilakukan oleh para penghibur politik memunculkan pandangan bahwa alasan utama untuk tertarik pada isu-isu legislatif adalah hanya untuk memperoleh kekuasaan. Studi tentang masalah kekuasaan dan legislatif dalam asosiasi tidak banyak. Beberapa pemeriksaan telah menghasilkan berbagai tujuan. Pada saat setiap individu berinteraksi untuk memengaruhi aktivitas satu sama lain, yang muncul dalam komunikasi adalah trade of force. Secara umum, penggunaan kekuatan dalam masalah legislasi berarti mengarahkan kepentingan daerah secara menyeluruh, bukan untuk kepentingan individu atau kelompok. Konsekuensinya, ada kebutuhan untuk membatasi kekuasaan agar kepercayaan individu terhadap pemegang kekuasaan berkembang dan menciptakan kesetaraan dan kenyamanan sepanjang kehidupan sehari-hari. Isu dan kekuasaan legislatif dipraktikkan untuk menyesuaikan kepentingan tunggal pekerja dan kepentingan para pemimpin, seperti halnya kepentingan asosiasi.Kata Kunci: kekuasaan, organisasi sosial, pemerintahan