Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pengaruh Lama Hipertensi Terhadap Penyakit Jantung Koroner di Poliklinik Kardiologi RSUP. Dr. Mohammad Hoesin Palembang 2012 Ira Dwi Novriyanti; Ferry Usnizar; Irwan Irwan
JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN Vol 1, No 1 (2014)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyebab kematian utama di dunia. Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2008, diperkirakan 7,3 juta penduduk dunia meninggal akibat PJK. Angka kematian akibat PJK di Indonesia juga terus meningkat dari tahun ke tahun. Hipertensi merupakan faktor risiko penting terjadinya PJK. Deteksi dini dan perawatan hipertensi yang efektif dapat menurunkan angka kematian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama hipertensi terhadap PJK di Poliklinik Kardiologi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang.Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional. Sampel penelitian adalah 107 dari 13.396 pasien penyakit jantung hipertensi di Poliklinik Kardiologi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2012. Hasil penelitian menunjukkan proporsi PJKsebesar 44,9%. Penderita PJK paling banyak adalah laki-laki (72,9%) dan kelompok usia 45–64 tahun (75,0%). Penderita PJK paling sering dijumpai dengan keluhan nyeri dada (43,8%) dan lama hipertensi 11–15 tahun (47,9%). Sebagian besar pasien menderita hipertensi derajat 1 (47,9%). Kebanyakan pasien memiliki kadar total kolesterol (41,7%), kolesterol LDL (29,2%), kolesterol HDL (41,7%), trigliserida (43,8%), dan gula darah sewaktu (81,3%) yang normal. Hasil analisis menggunakan uji Chi-square menunjukkan ada hubungan antara lama hipertensi dengan PJK (p=0,028) dan lama hipertensi 11–15 tahun berisiko 2,957 kali menderita PJK dibandingkan lama hipertensi 1–10 tahun.Terdapat pengaruh lama hipertensi terhadap PJK, semakin lama hipertensi maka semakin tinggi risiko terjadinya PJK.
Kadar CK-MB Pasien Penyakit Jantung Koroner Yang Dirawat Inap di Bagian Penyakit Dalam RS. Muhammad Hoesin Palembang Berdasarkan Waktu Pengambilan Darah M. Novran Chalik; Ferry Usnizar; Tri Suciati
Majalah Kedokteran Sriwijaya Vol 46, No 3 (2014): Majalah Kedokteran Sriwijaya
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/mks.v46i3.2708

Abstract

Penyakit jantung koroner merupakan penyebab pertama seluruh kematian di Indonesia.Berdasarkan cardiac biomarker, PJK dibagi menjadi dua, yaitu IMA dan non-IMA. Pemeriksaan penanda biokimia jantung, yaitu enzim CK-MB merupakan suatu cara untuk mendeteksi infark miokard akut (IMA) secara cepat dan tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar CK-MB  pasien penyakit jantung koroner yang dirawat-inap di bagian penyakit dalam RSMH Palembang periode Januari-Desember 2012 berdasarkan waktu pengambilan darah.Penelitian ini merupakan penelitian deksriptif observasional terhadap 56 pasien PJK di Bagian Penyakit Dalam RSMH Palembang. Sampel penelitian diambil dari data rekam medis pasien rawat-inap yang mendapatkan tes CK-MB pada  periode Januari-Desember 2012.Pasien PJK terbanyak berjenis kelamin pria (66,1%), kelompok usia 45 sampai dengan 64 tahun (69,6%), dan yang menderita IMA (80,4%) lebih banyak daripada non-IMA (19,6%). Rata-rata kadar CK-MB mulai meningkat pada jam ke-3, mencapai kadar puncak pada jam ke-21, dan kembali ke nilai normal pada jam ke-48. Kadar CK-MB ditemukan lebih tinggi pada pasien pria dibandingkan wanita dan pada pasien kelompok usia 65 sampai dengan diatas 75 tahun dibandingkan kelompok usia di bawah 44 sampai dengan 64 tahun.Rata-rata kadar CK-MB mulai meningkat pada jam ke-3, mencapai puncak pada jam ke-21, dan kembali normal pada jam ke-48. Pasien berjenis kelamin pria dan kelompok usia 65 sampai dengan di atas 75 tahun memiliki kadar CK-MB lebih tinggi.