Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian

PENDUGAAN UMUR SIMPAN SIRUP DAN MINUMAN CUP JERUK SAMBAL (Citrus amblycarpa) Heny Herawati; Dian Histifarina
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 4, No 1 (2010)
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendugaan umur simpan sirup dan minuman kup dapat menghemat waktu dan biaya. Penelitian bertujuan untuk menentukan umur simpan sirup dan minuman cup jeruk sambal. Metodologi pendekatan yang dilakukan adalah persamaan Arhenius melalui kegiatan analisis umur simpan dari minuman jeruk sambal. Pada awal kegiatan, penentuan umur simpan didasarkan pada hasil TPC (Total Plate Count) dengan masa inkubasi pada 3 suhu kondisi penyimpanan (suhu ruang, suhu 30ºC dan suhu 40 ºC). Berdasarkan hasil analisa terhadap sampel sirup tersebut diketahui bahwa penentuan umur simpan dengan menggunakan analisis TPC tidak memperoleh hasil yang baik, hal ini disebabkan penentuan umur  simpan dengan menggunakan metode akselerasi. Penentuan umur simpan sirup jeruk sambal berdasarkan hasil analisa pH diperoleh hasil untuk suhu ruang selama 8.93 minggu dengan nilai R2 0.9429, suhu 30ºC 6.35 minggu dengan nilai R2 0.9657 dan suhu 40ºC 5.57 minggu dengan nilai R2 0,9181. Penentuan umur simpan sirup jeruk berdasarkan parameter aw pada suhu ruang 2.83 minggu dengan nilai R2 0.9929, suhu 30ºC 2.28 minggu dengan nilai R2 0.9764 dan suhu 40ºC  1.80 dengan nilai R2 0.9634. Kata kunci: Umur simpan, Minuman, Jeruk sambal
PENGKAJIAN PENGGUNAAN GUNTING PETIK PADA KOMODITAS TEH DI KECAMATAN CIKALONG WETAN-KABUPATEN BANDUNG Heny Herawati; Agus Nurawan
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 2, No 3 (2008)
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Permasalahan utama di perkebunan teh rakyat di Kecamatan Cikalongwetan saat ini dan ke depan adalah semakin langkanya tenaga kerja pemetik Kebutuhan tenaga kerja di perkebunan teh rata-rata 1,3 orang per hektar. Dari jumlah tersebut, 70% merupakan tenaga pemetik. Pemetikan mekanis menggunakan gunting atau mesin petik disamping dapat mengatasi kelangkaan tenaga kerja, dapat juga meningkatkan produksi pucuk jika dibandingkan secara manual dengan menggunakan tangan. Dengan memperhatikan peran pemetikan untuk tercapainya tingkat produksi, tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tenaga pemetik di atas adalah: (a) Optimasi produksi tanaman serta (b) Mekanisasi pemetikan. Pengkajian penggunaan gunting petik pada komoditas teh, disamping diharapkan dapat mengatasi kelangkaan tenaga panen, juga diharapkan dapat meningkatkan kualitas pucuk teh yang dihasilkan. Pengkajian dimulai dari bulan Agustus 2005 – Desember 2005 di Kecamatan Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung. Metode pengkajian dilakukan dengan pendekatan deskriptif dengan cara membandingkan antara penggunaan kombinasi gunting petik dan manual dengan manual saja. Masing-masing perlakuan diulang 2 kali. Kelompok Tani yang terlibat dalam kegiatan adalah kelompok tani Tunas Maju. Tujuan pengkajian untuk mengetahui nilai tambah dan hasil pengunaan guntik petik. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa, penggunaan gunting petik pada saat pemetikan teh, membutuhkan waktu petik yang lebih singkat yaitu selama 6,57 jam/ plot dengan prestasi petik sebesar 18,05 kg/jam. Apabila dibandingkan antara penggunaan gunting petik dan cara manual terkait dengan interval petik  rata-rata gunting petik sebesar 20,57 hari dan cara manual 12 hari, belum diperoleh hasil yang optimal. Dengan menggunakan gunting petik, diperoleh hasil dengan persentase daun lebih besar yaitu 76,25% dibandingkan dengan cara manual. Pemetikan dengan cara manual dihasilkan mutu pucuk peko sebesar 44,99%, sedangkan dengan menggunakan gunting diperoleh mutu pucuk peko lebih banyak yaitu sebesar 46,14%. Penggunaan gunting petik dapat meningkatkan prestasi petik dan mutu pucuk yang dihasilkan. Untuk optimalisasi kinerja gunting petik masih dibutuhkan peningkatan ketrampilan dalam penggunaannya. Sedangkan kuantitas hasil pucuk, disamping dipengaruhi oleh cara pemanenan juga dipengaruhi oleh musim. Kata kunci: Gunting petik, Panen, Teh
PENGARUH PENAMBAHAN JENIS DAN KONSENTRASI ASAM TERHADAP KARAKTERISTIK TAPIOKA ESTER DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENGERING OVEN Heny Herawati; I Nyoman Widiasa; Kendriyanto -
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 4, No 2 (2010)
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tapioka merupakan pati yang diambil dari ubi kayu serta dapat dimanfaatkan  sebagai bahan pangan atau bahan pembantu industri non-pangan. Salah satu produk pati termodifikasi komersial yaitu pati ester. Tujuan kegiatan penelitian ini adalah untuk mengkaji penggunaan kombinasi bahan kimia (asam suksinat dan asam asetat) dan konsentrasi substrat untuk mendapatkan pati ester yang memiliki sifat fisiko kimia tertentu. Penelitian dilakukan dengan menggunakan rancangan faktorial dengan mempergunakan 3 faktor yaitu konsentrasi substrat dua taraf (30 dan 40 %); konsentrasi asam suksinat dan asam asetat tiga taraf (1, 3, dan 5 %) serta jenis asam (asam suksinat dan asam asetat) dilakukan dengan dua kali ulangan. Data yang terkumpul kemudian dianalisa dengan menggunakan SAS 9.0 yang meliputi ANOVA serta uji lanjut Duncan. Modifikasi tapioka mempengaruhi sifat fisiko kimia, kecuali kadar abu. Nilai Derajat Substitusi tertinggi yaitu 0,06570 diperoleh berdasarkan perlakuan penggunaan konsentrasi substrat sebesar 40 %, konsentrasi asam suksinat 5 % serta metode pengeringan oven. Karakteristik produk pati asetat hasil penelitian, sebaiknya dapat digunakan untuk implementasi proses produksi pangan lanjut. Kata kunci: Asam, Tapioka ester, Oven